Mengapa Kebanyakan Manusia Saling Bermusuhan Dengan Mengatasnamakan Agama?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Mengapa Kebanyakan Manusia Saling Bermusuhan Dengan Mengatasnamakan Agama?
Sebelum Sahabat Bitter Membaca Ini, Sahabat Bitter Wajib Membaca artike Bitter Coffee Park yang berjudul:
Hal itu agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penjabaran dibawah ini.
Definisi Agama  Secara Umun
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. 

Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan/ atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. 

Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. 

Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. 

Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.

Mengapa Kebanyakan Manusia Saling Bermusuhan Dengan Mengatasnamakan Agama?
Pertanyaan diatas pasti akan memunculkan Pro dan Kontra.

Jawaban yang paling masuk akal dari pertanyaan diatas menurut Bitter Coffee Park adalah jawaban dari Prof. Chandra Mohan Jain, atau yang lebih dikenal sebagai Osho (Profesor Filsafat sekaligus guru spiritual, guru meditasi, Zen, Sufisme, Tantra dan juga seseorang yang dinobatkan sebagai tokoh revolusioner dari India setelah Sidharta Gautama).
Osho pernah mengatakan dalam ceramahnya bahwa kekerasan, kebencian atas nama agama itu karena agama telah benar-benar hidup terlalu lama, agama telah berubah fungsi yang dulu sebagai salah satu metode pendekatan terhadap hal-hal spiritual menjadi organisasi kemasyarakatan, sehingga seharusnya sudah lama mati dari dulu. 

Agama sekarang ini hanya organisasi yang terbagi-bagi menurut ego. Dan adalah hal yang mustahil bagi manusia untuk hidup di masa ini tetapi dengan pengkondisian nilai-nilai kehidupan dari ribuan tahun yang lalu.

Itu yang membuat agama tidak berguna bagi kemanusiaan lagi, dan telah merugikan banyak orang. 

Saat ini agama hanya sarana untuk memenuhi ego Yahudi, Kristen, Hindu, Islam, maka dari itu agama telah menciptakan begitu banyak perang, agama telah membunuh jutaan orang, membakar ribuan orang hidup-hidup, dan semuanya atas nama Tuhan.

Agama adalah salah satu fenomena paling kriminal yang pernah ada di dunia.

Pandangan Bitter Coffee Park. 
Bagi Bitter Coffee Park,
Mengapa orang sangat sensitif dalam membahas agama?
Itu dikarenakan mereka mengganggap agama sebagai identitasnya. 

Ketika sebuah argumen mengenai agama, seakan-akan yang diargumen adalah dirinya, egonya, bukan agamanya.

Kemudian, bisa saja agama yang dianutnya belum dia pelajari secara menyeluruh sehingga ada kemungkinan kesalahan dalam menafsirkan maksud atau tujuan dari agamanya. Hinanya adalah, kesalahpahaman ini dimanfaatkan oleh oknum busuk untuk memenuhi kepentingan pribadinya.
☆☆☆☆☆
Richard Dawkins dalam bukunya God Delusion menyimpulkan agama hanya membawa petaka di dunia dan jelas dunia akan lebih baik tanpa agama, tidak akan ada pertumpahan darah.
Tetapi itu hanya bagian permukaan
Agama di tataran permukaan memang menjadi sebuah pembeda besar dan terjebak sama ini baik ini buruk, maka dari itu di seluruh dunia ada saja konflik yang terjadi karena agama.

Jika setiap orang mempelajari agama dengan lebih dalam, bahasa dominannya adalah kasih sayang.

Kalau tidak percaya silahkan cek tokoh agama di masing-masing, pasti selalu ada tokoh yang setiap ceramahnya menyejukkan dan hangat.

Para master juga telah membuktikan hal-hal tersebut, bagi yang sudah beragama dengan spiritualitas tinggi akan mengisi dunia dengan kasih..

Rumi, Mandela, Bunda Theresa, Gandhi, Dalai Lama,dll

Penyebab Penafsiran Yang Salah
Mengapa murid SD mendapat pelajaran yang sama, tapi nilainya tidak sama, pengertiannya tidak sama, jawabannya karena tingkat kecerdasan mereka tidak sama.

Demikian juga ajaran agama, walaupun seseorang lahir dari kecil sampai dewasa mendapat pelajaran yang sama (misalkan dalam keluarga), setelah dewasa tingkah laku mereka tidaklah sama, iman mereka tidaklah sama.

Demikian juga secara umum, walaupun ajaran agama mengajarkan ajaran yang sama tetapi tidak semua umat dapat menerima ajaran tersebut secara sama, karena tingkat kedewasaan spiritual mereka berbeda.

Ada orang yang baik, bahkan mereka tidak mengenal agama sama sekali, karena orang ini terlahir dengan tingkat Kedewasaan Spiritual Yang Tinggi.

Ada juga orang terlahir dari kecil hidup dilingkungan agama, belajar agama, setelah dewasa menjalankan hidupnya jauh dari apa yang diajarkan oleh agama, orang semacam ini terlahir dengan tingkat kedewasaan spiritual yang rendah.

Tentu saja dengan belajar agama diharapkan tingkat kedewasaan spiritual seseorang akan meningkat, sehingga ia bisa menjalankan hidup ini dengan penuh kebaikan, bertindak bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain, menghindari tindakan yang merugikan dirinya sendiri dan merugikan orang lain.

Karena Itu Sudah Sifat Alami Manusia.
Manusia akan selalu Mencari Lawan, bahkan disaat kondisi sudah tenang.

Dari abad pertengahan manusia selalu bergejolak dengan peperangan dan penjajahan, namun ketika dunia sudah damai maka manusia akan mencari musuh didalam negaranya sendiri.
  • Satu negara, beda agama: berantem
  • Satu agama, beda aliran: berantem
  • Satu aliran, beda tafsiran: berantem
  • Dan seterusnya
Jika Sahabat Bitter belajar Social Psychology, mungkin anda pernah mendengar teori in-group dan out-group dynamics

Dimana manusia selalu memfavoritkan in-groupnya, yang lama-kelamaan membuat out-group menjadi Kurang Disukai hingga dibenci.

In-group adalah seseorang yang didalam kelompok Sahabat Bitter. 
Contoh: 
Sahabat Bitter beragama islam, maka orang beragama islam lain adalah in-group Sahabat Bitter.
Out-group adalah seseorang yang diluar kelompok Sahabat Bitter. 
Contoh: 
Sahabat Bitter beragama islam, maka orang yang beragama kristen adalah out-group.

Namun semua tidak semudah itu, karena selalu akan ada saja perbedaan antara sesama manusia. 

Bisa saja si A dan si B adalah in-group didalam islam, namun si A menganut aliran Sunni, dan si B menganut Syiah, yang membuat mereka menjadi out-group satu sama lain.

Seseorang dalam sebuah group, akan lebih mudah terjangkit prejudice terhadap out-group mereka dengan menyamakan sifat/ perilaku satu kelompok dengan seorang oknum yang berbuat hal buruk.
Contoh umum adalah 
Prejudice bahwa semua orang beragama islam adalah teroris, yang sebetulnya merupakan salah besar.

Untuk menetralisir permusuhan diakibatkan dinamika kelompok, adalah:
Untuk mencari persamaan yang membuat out-group menjadi satu in-group dengan kita.
Contoh saja,
Apabila A adalah Islam, dan C adalah Kristen, namun mereka adalah in-group warga negara Indonesia, walau berbeda agama.
Keberadaan common enemy secara otomatis membuat beberapa out-group bergabung menjadi satu.
Contoh paling mudah adalah:
Penjajahan yang merugikan seluruh lapisan rakyat Indonesia, tidak terkecuali golongan mereka.

Intinya, berhentilah melihat perbedaan!

Karena adanya middle men dan mentalitas kelompok.

Middle men menempatkan dirinya sebagai wakil Tuhan yang paling mengerti tafsir dari setiap perkataan Tuhan.

Seolah-olah pengikutnya tidak boleh berpikir, karena Tuhan akan mengirimkan mereka ke Neraka.

Motivasinya jelas. 
Uang dan Kekuasaan. 
You name it.

Demi ikatan kelompok, mereka tidak segan memberi label-label kepada kelompok lain.

Kalau perlu menempatkan orang-orang di luar kelompoknya sebagai musuh.
Baca Juga:
Karena mentalitas kelompok, maka:
  1. Para pengecut bermetamorfosa menjadi pemberani. Yang pemalu jadi norak. 
  2. Yang benar jadi salah di mata mereka. 
  3. Agama yang dasarnya mengajarkan kebaikan jadi sumber malapetaka di bumi.
Banyak manusia yang tersesat dalam menginterpretasikan ajaran agama.

Sebagian memang menerimanya sebagai ajaran akan kebaikan dan mempraktekkannya.

Tapi sebagian hanya menerimanya sebatas ajaran akan ketakutan terhadap sesuatu (gampangnya kita sebut konsep ‘Tuhan’).

Masing-masing pemeluk agama yang berbeda mempunyai konsep Tuhan yang berbeda-beda.

Para manusia takut akan Tuhan-nya masing-masing, dan pada akhirnya mereka punya ego masing-masing untuk membela apa yang dia konsepkan lalu mereka anut dan takuti.

Hal ini kemudian berujung menjadi sentimen antar kelompok pemeluk agama, sehingga mereka menjadi bermusuhan satu sama lain.
Baca Juga:

  1. Cadar Bukan Urusan Iman atau Agama

Baca Juga:
  1. Alasan Kerennya Jadi Santri
  2. Dakwah Ala Santri Nusantara
  3. Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
  4. Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
  5. Ideologi Santri Nusantara
  6. Kewaskitaan Organisasi Para Santri
  7. Memerangi Kemunafikan Ala Santri
  8. Santri Tidak Boleh Berbuat Sekehendaknya
  9. Sikap Santri Di Era Generasi Millenial
  10. Tantangan Dakwah Santri Zaman Mellennial
Baca Juga:
  1. Aliran Kejawen Sapto Darmo
  2. Islam Kejawen Dan Sanepanan Ajaran Islam
  3. Islam Nusantara
  4. Tahlil Itu Kebudayaan Islam Nusantara
Baca Juga:
  1. Ajian Mantra Jawa (Spiritual Jawa) 
  2. Antara Ilmu Debus Dan Ilmu Kanuragan 
  3. Beda Spiritual Dengan Paranormal 
  4. Ilmu Betara Karang
  5. Ilmu Pengasihan Jawa 
  6. Ilmu Santet Banaspati 
  7. Kesurupan Dan Cara Menanganinya 
  8. Kesurupan Nyai Sekar Arum Melati 
  9. Perkembangan Paranormal (Dukun/ Orang Pintar) Di Era Milenial
  10. Permainan Tradisional Supranatural Jelangkung 
  11. Pertarungan Ilmu Hitam Dan Putih 
  12. Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi
[Baca: Perkembangan Paranormal (Dukun/ Orang Pintar) Di Era Milenial]
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT