Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Jika Sahabat Bitter (Muslim/mah) Meragukan Satu Ayat Al-Qur'an Bisa Dibilang Murtad?
Bagaimana Bila Meragukan Satu Ayat Al-Qur'an?
Murtad bagi Bitter Caffee Park merupakan sebuah kata yang paling menakutkan dan mengerikan dalam perspektif hukum syariah.
Secara definisinya:
Murtad adalah sikap mengganti atau meninggalkan suatu agama yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia menjadi ingkar terhadap agama yang diyakini sebelumnya.
Dari segi istilah murtad berarti meninggalkan atau keluar dari agama Islam dan memeluk agama lain. Murtad bisa melalui perkataan atau melalui perbuatan atau itikad, kepercayaan dan keyakinan hati.
Menakutkan, karena begitu banyak ayat Al-Qur'an yang menerangkan ancaman terhadap orang yang murtad, misalnya:
QS Al Baqarah (217):
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
QS Ali Imran (90):
Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat.
QS Ali Imran (106):
Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram. Adapun orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): Mengapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.
QS Ali Imran (177):
Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi madharat kepada Allah sedikitpun, dan bagi mereka adzab yang pedih.
QS Al Nisa (137):
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir (lagi), kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus.
QS al Nahl (106):
Barangsiapa yang kafir kepada Allah setelah ia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah) kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar.
QS Muhammad (32):
Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi madharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapus (pahala) amal-amal mereka.
Mengerikan karena ada hadits yang bunyinya:
Tidak halal darah seorang Muslim yang telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali dari tiga orang berikut ini: seseorang yang murtad dari Islam dan meninggalkan jama’ah, orang yang telah menikah tapi berzina dan seseorang yang membunuh orang lain.
(HR. Muslim)
Tidak halal darah seorang Muslim yang telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali dari tiga orang berikut ini: seseorang yang murtad dari Islam dan meninggalkan jama’ah, orang yang telah menikah tapi berzina dan seseorang yang membunuh orang lain.
(HR. Muslim)
Berdasarkan ayat dan hadits diatas jelas sekali apa ancaman hukuman terhadap seorang yang murtad.
Pertanyaan mendasarnya kemudian adalah:
Pertanyaan mendasarnya kemudian adalah:
- Apa yang disebut murtad?
- Apa kriteria seseorang itu disebut murtad?
Jika ayat-ayat dan hadits diatas kita jadikan acuan, sangat tersirat bahwa murtad berarti berbalik punggung, berpaling muka, ingkar terhadap sumpah/ janji/ komitmen yang sudah terucap, alias berkhianat.
Pertanyaan berikutnya adalah:
Apakah mempertanyakan kebenaran Al Quran, meski hanya satu ayat, dapat disebut murtad?
Apakah mempertanyakan kebenaran Al Quran, meski hanya satu ayat, dapat disebut murtad?
Ada yang menjawab Ya, dalilnya antara lain ayat yang berbunyi:
(Al-Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
(QS Ibrahim: 52)
(Al-Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
(QS Ibrahim: 52)
Apa sih arti penjelasan yang sempurna?
Ada yang menjawab:
Penjelasan yang sempurna artinya bisa dan mudah dipahami dan diterapkan!
Ada yang menjawab:
Penjelasan yang sempurna artinya bisa dan mudah dipahami dan diterapkan!
Kalau semua ayat Al-Qur'an adalah penjelasan (petunjuk) yang sempurna, maka setiap ayat Al-Qur'an haruslah bisa dipahami dan diterapkan oleh manusia.
Jika begitu sempurnanya ayat Al-Qur'an, lantas apa arti dan implementasi dari ayat-ayat berikut:
- Alif Lam Mim (ayat ke-1 QS Al Baqarah, ayat ke-1 QS Ali Imran);
- Alif Lam Shad (ayat ke-1 QS Al A’raf);
- Alif Lam Raa (ayat ke-1 QS Yunus);
- Ya Sin (ayat ke-1 QS Yasin).
Jika hanya Allah yang tahu makna ayat-ayat itu, berarti itu bukan petunjuk bagi manusia, lantas:
Apa gunanya diturunkan?
Di sinilah pentingnya bertanya dan mempertanyakan itu.
Apa gunanya diturunkan?
Di sinilah pentingnya bertanya dan mempertanyakan itu.
Masalah yang kerap dihadapi oleh muslim awam adalah:
Ketika seorang ustadz/ da’i/ ulama ditanya dan tidak mampu membertikan penjelasan yang memuaskan, si ustadz/ da’i/ ulama tadi cenderung naik pitam lalu menghardik:
Jangan banyak bertanya, bertanya artinya meragukan, ragu terhadap Al Quran itu hukumnya murtad!
Ketika seorang ustadz/ da’i/ ulama ditanya dan tidak mampu membertikan penjelasan yang memuaskan, si ustadz/ da’i/ ulama tadi cenderung naik pitam lalu menghardik:
Jangan banyak bertanya, bertanya artinya meragukan, ragu terhadap Al Quran itu hukumnya murtad!
Jadi, menurut perspektif awam saya, stigma murtad terhadap muslim yang mempertanyakan kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an, bukan karena ada ayat Al-Qur'an yang melarangnya, melainkan lebih didasarkan pada pendapat ulama untuk kepentingan institusionalisasi Islam, sebagaimana tergambar pada poster di bawah ini.
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT