Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Dakwah Ala Santri Nusantara"Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai.
Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, "shastri" yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan.
Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan atau resi.
Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut.
Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pesantren memberikan tunjangan kepada santri tersebut.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat "Rais 'Aam PBNU KH. Ma'ruf Amin menjelaskan, santri tidak hanya orang yang berada di pondok pesantren dan bisa mengaji kitab atau ahli agama.
Namun, santri adalah orang-orang yang ikut kiai dan setuju dengan pemikiran serta turut dalam perjuangan kaum santri.
Santri adalah orang-orang yang ikut kiai, apakah dia belajar di pesantren atau tidak, tapi ikut kegiatan kiai, manut pada kiai, itu dianggap sebagai santri walaupun dia tidak bisa baca kitab, tapi dia mengikuti perjuangan para santri.
Dari sisi keberadaan, santri ada yang tinggal di pondok di pesantren, ada pula yang sesekali ke pesantren atau disebut santri kalong, ada juga santri yang sekali-kali saja datang bertemu kiai dan santri.
Pokoknya, santri itu ikut kiailah. Karena itu dia mencakup hampir semua lapisan masyarakat.
Menutut Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj berpendapat, santri adalah umat yang menerima ajaran-ajaran Islam dari para kiai.
Para kiai itu belajar Islam dari guru-gurunya yang terhubung sampai Rasulullah SAW.
Para santri, menerima Islam dan menyebarkannya dengan pendekatan budaya yang berakhlakul karimah, bergaul dengan sesama dengan baik. Santri juga menghormati budaya, bahkan menjadikannya sebagai infrastruktur agama, kecuali budaya yang bertentangan ajaran Islam seperti skandal bebas atau minum-minuman keras.
Santri itu jelas, adalah orang-orang yang menindaklanjuti dakwah dengan budaya seperti yang dilakukan Wali Songo.
Dakwah seperti itu yang jelas ampuh, efektif.
Dakwah dengan cara seperti itu terbukti di dalam sejarah berhasil mengislamkan Nusantara tanpa kekerasan dan pertumpahan darah.
Bahkan raja-raja Nusantara itu menjadi Islam.
Kita saksikan sekarang, dakwah yang manfaat, dakwah yang lestari, masuk sampai dalam hati, adalah dakwah yang dilakukan secara budaya, bukan dengan teror dan menakut-nakuti.
Islam diajarkan dengan menakut-nakuti tidak akan masuk ke dalam hati.
Imannya hanya pengakuan bibir belaka sehingga menjadikan potensi munafik, tapi kalau berdakwah dengan budaya, iman masuk ke dalam hati, sehingga akan menjadi mukmin kholis (ikhlas).
Baca Juga:
Baca Juga:
- Alasan Kerennya Jadi Santri
- Dakwah Ala Santri Nusantara
- Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
- Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
- Ideologi Santri Nusantara
- Kewaskitaan Organisasi Para Santri
- Memerangi Kemunafikan Ala Santri
- Santri Tidak Boleh Berbuat Sekehendaknya
- Sikap Santri Di Era Generasi Millenial
- Tantangan Dakwah Santri Zaman Mellennial
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT