Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
Dakwah merupakan suatu hal yang senantiasa terus dilakukan, terbukti sejak lahirnya orang pertama Allah ciptakan diatas muka bumi ini yaitu Nabi Adam As sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Seiring dengan proses perjalanan dakwah yang sangat begitu lama, ilmu dakwah pun semakin hari semakin meningkat dan berkembang sesuai dengan kondisi dan situasi zamannya. Dakwah merupakan suatu perintah untuk senantiasa dilakukan terus sampai akhir zaman. Islam adalah agama dakwah, agama menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya sampai percaya.

Dakwah dalam implementasinya, merupakan kerja dan karya besar manusia baik secara personal maupun kelompok yang dipersembahkan untuk tuhan dan sesamanya adalah kerja sadar dalam rangka menegakkan keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan persamaan dan menyampai kebahagiaan atas dasar ridho Allah Swt. Dengan demikian secara teologis maupun sosiologis dakwah akan tetap ada selama umat manusia masih ada dan agama Islam masih menjadi agama manusia.

Agar sampai diterima oleh umat, dakwah harus dilakukan berbagai metode semisalnya adalah metode Khitobah. Metode ini banyak diwarnai karakteristik berbicara penceramah dan pada kenyataannya dan paling banyak diminati oleh kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya atau yang awam yang artinya belum tersentuh dengan media masa sebagai produk teknologi modern. Khitobah kalau secara etimologis adalah pidato.

Perjuangan Indonesia tidak terlepas juga dengan perjuangan para santri yang mana selalu diperjuangkan demi tanah air tercinta. Di berbagai wilayah diindonesia mayoritas didominasi oleh pesantren-pesantren yang sangat berarti bagi kemerdekaan Indonesia oleh karena itu, pesantren sebagai pondasi kemerdekaan rakyat Indonesia maju mundur baik buruknya negara ini adalah para santri yang harus berpikir mau dimana bahwa kemana Indonesia dimasa depan. Dari sabang sampai meraoke banyak pesantren yang bermunculan demi menegakkan syariat Islam diindonesia pada khususnya dan pada akhirnya pesantren-pesantren memang ujung tombaknya suatu negara. Bermunculannya pesantren-pesantren memang sangat begitu cepat perkembangannya dari Pendidikan yang formal sampai Pendidikan nonformal. Maka peran santri disini sangat penting mau dibawa ke arah mana bangsa Indonesia kedepannya maka dengan itu, para santri harus bisa hidup berarti untuk orang lain apa lagi bangsa ini tercita ini yang harus kita jaga dan dijaga sebaik mungkin jangan sampai negara ini timbul perpecahan yang menjadikan kepentingan semata.

Persatuan dan Kesantunan rakyat Indonesia sangat diperhitungkan maka dengan ini kita harus sama-sama bangun bahu membahu demi negara Indonesia tercinta ini kearah pintu gerbang kemerdekaanya jangan sampai negara ini dikuasi oleh negara lain. Dinegara kita sekarang ini banyak bermunculan paham-paham yang akan menimbulkan perpecahan diantara masyarakat pada khususnya adalah umat Islam itu sendiri yang nota bene adalah mayoritas umat Islam Indonesia. Baka dengan itu, pesantren harus menjadi pagar-pagar intelektual yang akan mempersatukan pendapat, persepsi, dan ideologi. Sehingga para ulama mengatakan “Aljmaatu Rohmatun Wafirqotu Adabun” yang artinya adalah persatuan itu adalah rahmat dan perpecahan itu, adalah adab yang sangat pedih atau siksa yang sangat luar bisa pedihnya.

Salah satu pesantren yang ada pada saat ini sebagai pondok pesantren yang merupakan kebanyakan adalah mahasiswa yang tinggal dipondok pesantren. Pondok pesantren biasa dikenal dengan pondok pesantren mahasiswa yang artinya metode yang diterapkannya juga harus sesuai dengan kemampuan mahasiswa yakni orang-orang terintelek makanya jika dipakai suatu metode salafi sangat sulit sekali jika diselaraskan dengan pesantren ini. Mulai dari pada mahasiswanya, bukan hanya dari satu wilayah saja melainkan berbagi wilayah mulai dari latar belakang ormas keislaman yang berbeda dampaknya apa yakni ketidak toleran dipesantren ini jikalau pesantren ini memakai metode dengan metode satu aliran saja ini akan menimbulkan perpecahan maka dengan ini pula harus ada solusi dipesantren yang nota bene banyak sekali aliran yang terdapat didalamnya seperti nahdlatul ulama, persis, Muhammadiyah dan lain sebagainya.

Untuk mempersatukan hal ini memang harus ada pengkajian yang lebih mendalam melihat dampak yang terjadi dipesantren apabila begitu kurang ada toleran antar sesama santri. Semisalnya tidak mau mengaji karena begitu pemahaman yang tidak seimbang dengan apa yang didapatkan sebelumnya. Bukan hal mazhab saja yang berbeda dipondok pesantren akan tetapi berbeda suku, bahasa sampai kebisaan yang ada dipara santri.

Oleh karena itu, pondok pesantren harus dicari solusinya supaya mendapatkan hasil yang baik atau solusi yang didapatkan. Agar pondok pesantren mendapatkan suatu metode pembelajaran dipondok pesantren guna melanjutkan dakwah Islamiyah yang relevan untuk estaveta perjuangan dakwah dan untuk mempertahankan agama, bangsa, dan negara tanah tercinta.

Metode mengaji yang ada dipondok pesantren memang begitu tidak relevan apabila mulai ngaji seperti Al-Miftah, ngaji kitab kuning, muhadoroh, qoriat dan tawasulan dimalam Jumat. Metode ini memang kurang relevan melihat objeknya mahasiswa begitu fanatik terhadap kajian seperti itu. Misalkan salah satu contoh belajar nahwu sorof dengan metode belajar Al-Miftah Dimana metode ini merupakan tidak sesuai bagi kaum mahasiswa akan tetapi metode ini seharusnya dipakai oleh anak-anak yang berusia Sembilan tahun ke bawah karena kajian yang ada di Al-Miftah memang kajian untuk anak-anak karena bukan kebanyakan teori mendalam yang dikaji melainkan nyanyian seperti anak-anak yang belajar ngaji pemula.

Mengaji dengan metode ngaji dengan kitab kuning masalah yang terjadi di metode ini memang kurang relevan juga kalau dipakai dipondok pesantren yang nota bena bukan hanya dari satu mazhab saja atau satu aliran saja. Karena ada yang mengatakan metode ngaji dengan metode ngaji kitab kuning bid’ah karena banyak fatwa-fatwa dari kitab kuning tersebut bukan dari pada Al-Quran dan As-Sunah yakni banyak fatwa-fatwa yang dibuat-buat tidak disandarkan pada Al-Quran dan As-Sunah yang merupakan dalil yang Mutlak kebenarannya.

Kemudian metode yang ketiga dengan mengaji yaitu muhadarah. Muhadarah memang sangat baik buat santri yang ingin mengembangkan bakatnya baik itu dalam dakwahnya maupun dalam Qoriah ataupun Sholawat maka kalau metode muhadarah sangat baik untuk mengembangkan jati diri masing-masing santri.

Dan yang terakhir yaitu pengajian malam Jumat, pengajian malam Jumat biasanya di dalam ada tausiah dari salah satu santri kemudian dilanjut dengan tawasul yakni menghadiahkan Alfatiah kepada orang yang sudah dialam barzah atau bisa juga dikatakan menghadirkan para rasul, para Anbiya, para sahabat, dan para wali Allah. Kemudian dilanjut dengan membaca surat Yasin Bersama-sama.

Salah satu metode pembelajaran adalah sorogan atau spasi to spasi hal sangat berkaitan dengan khitobah atau dengan menceramahi khitobah kalau ditinjau dari istilah sebagaimana yang diungkapkan oleh Harun Nasution adalah penceramah atau pidato yang mengandung penjelasan-penjelasan tentang sesuatu atau beberapa masalah yang disampaikan seseorang yang dihadapkan kelompok orang atau khalayak. khitobah dapat diartikan sebagai upaya sosialisasi nilai-nilai Islam melalui media lisan baik yang terkait langsung dengan pelaksanaan ibadah mahdah secara langsung. 

Dakwah Islam pada esensinya merupakan proses penyampaian pesan-pesan ajaran Islam, guna tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam praktiknya dakwah sangat berhubungan dengan komunikasi karena bersifat transformatif dan adaptif. Disebut transformatif karena dai selalu berupaya mentransformasikan ajaran-ajaran Islam untuk bisa dipahami, disikapi, dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari umatnya. Sedangkan disebut adaptif, karena dakwah pada praktiknya harus selalu memperhatikan dimana dakwah itu dilakukan.

Kegiatan dakwah maupun komunikasi menunjukkan suatu gejala penyampaian pesan yang terbuka atau umum dengan cenderung saling mempengaruhi. Bahwa dakwah yang efektif apabila ada respons dari mad’u berupa perubahan progresif sikap dan perilaku. Begitu pun dalam teori komunikasi, menyatakan bahwa dalam pandangan paling khas dalam komunikasi manusia adalah tentang konsep respons yang agak bersifat mekanistis, dalam artian umpan balik merupakan pesan yang dikirimkan kembali dari seorang penerima kepada sumber, menerangkan kepada sumber tentang reaksi penerima dan memberikan landasan bagi sumber untuk melakukan perilakunya yang berikut.

Secara umum dikatakan dalam kehidupan santri atau mahasiswa sumber informasi merupakan telaga yang kaya akan pengetahuan, karena ia bisa menyajikan bermacam hal dan monolognya yang memiliki suatu peran. Hasilnya dalam usia paling muda, remaja hanya bisa mengambil peran dan meniru tingkah laku orang lain tanpa mempunyai makna apa-apa. Tahap demi tahap mereka menempatkan pribadinya ditempat orang lain dan melihat dirinya dari sudut pandangnya sendiri. Melihat sudut pandang seharusnya mahasiswa mampu melihat dari kacamata yang berbagai hal tidak terjebak dari satu sudut pandang saja karena kalau hal itu dibiarkan akan mengakibatkan fanatisme bagi sorang santri pada akhirnya tidak mau mendengarkan pendapat orang lain dan menganggap pendapat kita benar dan pendapat orang lain salah.

Kemudian untuk menganalisis respons seorang santri atau mahasiswa terhadap kegiatan dakwah dipondok pesantren. Akan tetapi tidak mengherankan kalau kemudian berubah menjadi teori komunikasi, karena objek dari teori psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jawanya melalui komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognis, opeksi dan konasi.

Baca Juga
  1. Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
  2. Mengenal Sholat Sebagai Rukun Islam Ke Dua
  3. Shalawat Mukhathab, Bacaan Sholawat serta Penjelasannya
  4. Shalawat Munjiyat, Bacaan Sholawat serta Penjelasannya
  5. Shalawat Nur Al Anwar, Bacaan Sholawat serta Penjelasannya 
  6. Sholawat Al Nuraniyah atau Badawi Kubro, Bacaan Shalawat serta
  7. Sholawat Al-Fatih, Bacaan Shalawat serta Penjelasannya
  8. Sholawat Ibrahimiyah, Bacaan Shalawat serta Penjelasannya 
  9. Sholawat Nabi: Pengertian & Dalil-Dalil Berkenaan dengan Sholawat
  10. Sholawat Nariyah, Bacaan Shalawat serta Penjelasannya -
  11. Sholawat vs Shalawat, Mana yang Benar Penulisannya? 

Baca Juga:
  1. Alasan Kerennya Jadi Santri
  2. Dakwah Ala Santri Nusantara
  3. Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
  4. Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
  5. Ideologi Santri Nusantara
  6. Kewaskitaan Organisasi Para Santri
  7. Memerangi Kemunafikan Ala Santri
  8. Santri Tidak Boleh Berbuat Sekehendaknya
  9. Sikap Santri Di Era Generasi Millenial
  10. Tantangan Dakwah Santri Zaman Mellennial
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT