Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
Santri merupakan satu Istilah yang khas Indonesia. Santri merujuk pada orang yang belajar di Pondok Pesantren yang mempelajari ilmu agama, dan belakangan juga mempelajari ilmu umum dengan madrasah dan sekolah Islam terpadu, juga kejuruan mengikuti kurikulum pemerintah Indonesia. Pada awal sebelum kemerdekaan, santri belajar di pesantren dengan kurikulum yang dibuat oleh pesantren sebagai lembaga yang dibangun oleh para Kiai dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Istilah Santri saat ini menurut beberapa orang dan merujuk pada teori Geets, dengan Santri, Abangan dan Priyayi, dapat diperluas pengertiannya bukan hanya pada murid yang belajar di pesantren, bahkan juga masyarakat yang mengerti dan mendalam tentang agama Islam dan mempunyai akhlak yang baik selayaknya seorang santri, dapat disebut sebagai santri. 

Seorang Santri dituntut harus mampu untuk menjadi Pencipta perdamaian dan sebagai tokoh yang mengatasi kekerasan dan konflik yang dihadapi melalui kepemimpinan dan visi untuk mencapai perdamaian.

Santri penuh dengan tradisi yang baik, tradisi damai, tradisi ramah, santri yang lekat dengan tradisi daerahnya masing-masing. Santri ini adalah modal sosial bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Santri yang baik dan mengisi kegiatan sehari-hari dengan perbuatan baik dan selalu beribadah sesuai syariah Islam dapat dikatakan sebagai santri yang baik. Dan ini banyak di Indonesia, santri yang baik yang berperan baik di sekitar pesantren dan di masyarakat. Namun santri ini, tidak banyak menyuarakan kebaikannya ke luar, yang saat ini banyak orang bisa bersuara dan lantang di media massa, atau media sosial.

Perdamaian adalah absennya kekerasan struktural atau terciptanya keadilan sosial. Perdamaian dalam konsep ini meliputi semua aspek tentang masyarakat yang baik, seperti: terpenuhinya hak asasi yang bersifat universal, kesejahteraan ekonomi, keseimbangan ekologi dan nilai-nilai pokok lainnya. 

Berdasarkan definisi tersebut kita dapat menangkap definisi perdamaian disini secara lebih luas, tidak hanya secara sempit menjelaskan definisi damai sebagai ketiadaan perang, namun perdamaian disini ditekankan sebagai suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat (universal) yang ditekankan pada terciptanya kondisi aman, tentram, adil, serta berkurangnya atau bahkan tiadanya pelanggaran-pelanggaran terhadap hak asasi manusia di dunia ini.

Konsep damai yang digunakan seorang santri untuk membawa konotasi yang positif, hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian, Perdamaian dunia merupakan tujuan utama dari kemanusiaan. 

Beberapa kelompok mungkin berpandangan berbeda tentang apakah damai itu, bagaimana mencapai kedamaian, dan apakah perdamaian benar-benar mungkin terjadi.

Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengizinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.

Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu.
Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara umum ke keadaan tenang, ketiadaan gangguan atau godaan.

Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil sering kali memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara kota dan desa, oleh karena itu muncul istilah damai dan tenang.

Dari zaman ke zaman tetap menonjolkan identitas santri dengan karakter yang ramah, damai, dan menjadi solusi di tengah masyarakat. Pesantren sebagai lembaga yang ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, mempunyai andil dalam memikirkannya.

Pesantren saat ini, beberapa pihak mengatakan ada yang mengarah pada pendidikan pesantren yang menjurus pada kekerasan. Tentu ini harus di analisa kembali bagaimana mengukur sebuah pesantren disebut sebagai radikal atau mengajarkan kekerasan.

Bagaimanapun juga, kondisi Indonesia saat ini berada pada masa di mana, kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan yang terus maju, dan sarana pendidikan yang semakin bagus, meniscayakan masyarakat yang damai dan tenteram. 

Tentu santri, sebagai bagian dari masyarakat dengan identitas yang melekat, perlu terus menggelorakan semangat damai dan melantangkan suara positif dan baik dari pesantren dan memperkuat identitas santri dengan tradisi ramah dan bukan marah. Ramah kepada semua warga lingkungan sekitar sebagaimana sebagai kultur kebudayaan Indonesia.

Santri yang ramah, tentu bukan hanya khas dan tradisi di Indonesia. Islam yang damai juga merujuk pada nash al Qur’an dan Hadis. Banyak sekali rujukan dan dalil-dalil mengajarkan Islam yang damai dan ramah. Santri yang ramah tidak melupakan sejarah bagaimana Akhlak Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam. Apalagi ada hadis Rasulullah yang menjelaskan, bahwa Beliau diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan Akhlak manusia. Tentu akhlak yang baik, yaitu akhlak mahmudah, akhlak yang terpuji.

Santri yang mencontoh tradisi akhlak mulia ini perlu pelantangan, perlu penguatan, perlu wahana dan sarana untuk menyebarkan kebaikan-kebaikan dari pesantren, atau dari tempat santri tersebut saat ini berada. Penguatan santri dengan tradisi damai yang dilakukan Pusat Studi Pesantren (PSP), bisa menjadi satu upaya baik dalam hal ini. Perlunya pengawasan santri agar untuk bisa menulis, membuat kreasi audio-video, dan keterampilan mempublikasikannya di media sosial atau media massa, dan melantangkannya agar santri bukan untuk gaya-gayaan, tetapi santri memang mencintai negerinya, dan terus berpegang pada tradisi damai.

Pengawasan santri agar melantangkan semangat damai ini menjadi hal yang positif dan ikut serta membantu mewujudkan rakyat yang adil dan makmur. Karena masyarakat yang damai dan ramah, tentu akan membantu mewujudkan masyarakat yang tenteram dan membantu ketertiban, keamanan, dan pertahanan bangsa dan negara.

Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri; sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang dikatakan terjadi di dalam diri kita. Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenangan dalam diri di dalam suatu peperangan.

Semoga penguatan tradisi damai di kalangan santri ini dapat terus dilakukan oleh kita semua kalangan pesantren, dan identitas santri tetap menjadi komponen bangsa yang ikut serta membangun bangsa yang baik sesuai semangat para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga:
  1. Alasan Kerennya Jadi Santri
  2. Dakwah Ala Santri Nusantara
  3. Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
  4. Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
  5. Ideologi Santri Nusantara
  6. Kewaskitaan Organisasi Para Santri
  7. Memerangi Kemunafikan Ala Santri
  8. Santri Tidak Boleh Berbuat Sekehendaknya
  9. Sikap Santri Di Era Generasi Millenial
  10. Tantangan Dakwah Santri Zaman Mellennial
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT