Suatu itu aku bertemu dengan seorang wanita yang masih terkenang hingga saat ini. Di tahun ajaran baru, tidak pernah aku membayangkannya dia akan menjadi kekasihku.
Di pagi yang cerah, aku daduk di pojok bangku sekolah sambil memandang teman-teman baru dalam satu kelas. Ada yang sudah saling kenal dan ada pula yang belum. Lalu tak lama, ada seorang wanita duduk dibangku sebelah kiriku untuk menaruh tas sekolahnya. Ternyata wanita itu adalah mantan teman yang dulu.
Waktu menujukan jam mata pelajaran pertama dimulai, semuanya seperti biasanya awal sekolah. Semua saling memperkenalkan diri dan membentuk struktur kepengurusan kelas. Mulai dari ketua kelas hingga struktur dibawahnya.
Singkat cerita, pada waktu jam istirahat sekolah aku hanya duduk tidak beranjak dari bangku, rasanya malas untuk beranjak dari bangku. Aku memilih tidur di kelas tak lama kemudian, wanita yang duduk dibangku tiba-tiba datang padaku sambil berkata,
Malampun telah tiba, aku pergi ke kios Telepon Umum di Ujung gang rumahku, dan aku pun menelepon Sari. Cukup lama aku dan Sari ngobrol mulai membahas mantan dia hingga hal-hal yang lainya. Hingga tanpa sadar aku bilang suka padanya, dan diapun merespon baik kejujuranku. Dan akhirnya kamipun pacaran.
Keesokan harinya kami bertemu di kelas, selayaknya orang pacaran pada umumnya. Aku selalu memujinya dengan kalimat-kalimat puitis, karena di suka dengan puisi. Hampir setiap hari aku mengukirkan kata padanya. Melampias sayang melalui kata sastra dan prosa.
Hingga suatu saat aku menjadi khilaf karena nafsu karena melihat kecantikannya. Dan dia begitu marah padaku, dan aku menyesal melakukannya. Tapi syukurlah dia memaafkannya dan aku berjanji tidak mengulanginya.
Pada malam minggu, aku dan dia pergi ke klub malam di tengah kota melepaskan malam minggu bersama-sama. Dan akhirnya kegiatan itu menjadi rutinitas kami di malam minggu. Hingga datanglah seorang laki-laki lain yang mendekati Sari, dan aku melihat sesuatu yang mengejutkan atas apa yang dilakukan mereka berdua di klub malam itu. Ingin aku marah, tapi aku menahan amarah. Karena aku tidak mampu meluapkannya.
Keesokan harinya, aku enggan menemuinya tapi dia tetap berusaha menemuiku. Baiklah, aku mengalah atasnya. Dia pun bercerita tentang laki-laki yang semalam itu. Tapi aku hanya diam dan berpura-pura tidak mendengarkannya. Dalam batinku berkata “Apa dia lupa tentang siapa aku?”.
Di akhir kelulusan sekolah, aku pun sudah tidak pernah bertemu dengannya karena aku harus menempuh akademis yang menyita waktu, tapi aku selalu berusaha menghubunginya melalui telepon tapi tidak pernah bisa menemuinya.
Dan hubungan kami terhenti tanpa kejelasan selama dua tahun lamanya. Hingga suatu saat aku datang kerumanya karena kebetulan ada waktu liburan akademis yang lumayan panjang. Bergegas aku datang penuh harapan dan kegembiraan untuk bertemu dengan kekasihku itu.
Tapi, alangkah sakitnya aku ketika aku bertemu dengannya. Dia telah dilamar oleh lelaki itu. Ingin aku marah dan memaki tapi aku tidak berdaya. Entah apa yang membuatku tidak pernah marah atas sayatan yang diberikan.
Senyum bahagianya yang meredakanku dalam amarahku. Batinku menangis tapi bibirku tersenyum. Hanya sebatas doa yang dapat aku berikan:
Di pagi yang cerah, aku daduk di pojok bangku sekolah sambil memandang teman-teman baru dalam satu kelas. Ada yang sudah saling kenal dan ada pula yang belum. Lalu tak lama, ada seorang wanita duduk dibangku sebelah kiriku untuk menaruh tas sekolahnya. Ternyata wanita itu adalah mantan teman yang dulu.
Waktu menujukan jam mata pelajaran pertama dimulai, semuanya seperti biasanya awal sekolah. Semua saling memperkenalkan diri dan membentuk struktur kepengurusan kelas. Mulai dari ketua kelas hingga struktur dibawahnya.
Singkat cerita, pada waktu jam istirahat sekolah aku hanya duduk tidak beranjak dari bangku, rasanya malas untuk beranjak dari bangku. Aku memilih tidur di kelas tak lama kemudian, wanita yang duduk dibangku tiba-tiba datang padaku sambil berkata,
“Kenapa Kamu?”tanyanya.
“Tidak Apa, Cuma ngantuk saja,"jawabku.
“Bukanya Kamu, Andre ya!”,tanyanya.
“Iya, kamu Sari kan?”
“Yang dulu pacaran sama Indra!”,tanyaku balik.
“Iya benar.. 100 buat kamu!”sambil tersenyum.
“Telepon aku nanti malam ya!”,sambil memberikan sebuah kertas dan Aku hanya mengangguk.
Malampun telah tiba, aku pergi ke kios Telepon Umum di Ujung gang rumahku, dan aku pun menelepon Sari. Cukup lama aku dan Sari ngobrol mulai membahas mantan dia hingga hal-hal yang lainya. Hingga tanpa sadar aku bilang suka padanya, dan diapun merespon baik kejujuranku. Dan akhirnya kamipun pacaran.
Keesokan harinya kami bertemu di kelas, selayaknya orang pacaran pada umumnya. Aku selalu memujinya dengan kalimat-kalimat puitis, karena di suka dengan puisi. Hampir setiap hari aku mengukirkan kata padanya. Melampias sayang melalui kata sastra dan prosa.
Hingga suatu saat aku menjadi khilaf karena nafsu karena melihat kecantikannya. Dan dia begitu marah padaku, dan aku menyesal melakukannya. Tapi syukurlah dia memaafkannya dan aku berjanji tidak mengulanginya.
Pada malam minggu, aku dan dia pergi ke klub malam di tengah kota melepaskan malam minggu bersama-sama. Dan akhirnya kegiatan itu menjadi rutinitas kami di malam minggu. Hingga datanglah seorang laki-laki lain yang mendekati Sari, dan aku melihat sesuatu yang mengejutkan atas apa yang dilakukan mereka berdua di klub malam itu. Ingin aku marah, tapi aku menahan amarah. Karena aku tidak mampu meluapkannya.
Keesokan harinya, aku enggan menemuinya tapi dia tetap berusaha menemuiku. Baiklah, aku mengalah atasnya. Dia pun bercerita tentang laki-laki yang semalam itu. Tapi aku hanya diam dan berpura-pura tidak mendengarkannya. Dalam batinku berkata “Apa dia lupa tentang siapa aku?”.
Di akhir kelulusan sekolah, aku pun sudah tidak pernah bertemu dengannya karena aku harus menempuh akademis yang menyita waktu, tapi aku selalu berusaha menghubunginya melalui telepon tapi tidak pernah bisa menemuinya.
Dan hubungan kami terhenti tanpa kejelasan selama dua tahun lamanya. Hingga suatu saat aku datang kerumanya karena kebetulan ada waktu liburan akademis yang lumayan panjang. Bergegas aku datang penuh harapan dan kegembiraan untuk bertemu dengan kekasihku itu.
Tapi, alangkah sakitnya aku ketika aku bertemu dengannya. Dia telah dilamar oleh lelaki itu. Ingin aku marah dan memaki tapi aku tidak berdaya. Entah apa yang membuatku tidak pernah marah atas sayatan yang diberikan.
Senyum bahagianya yang meredakanku dalam amarahku. Batinku menangis tapi bibirku tersenyum. Hanya sebatas doa yang dapat aku berikan:
☆☆☆☆☆
Ya Tuhanku...
Disana Sang Fajar memberi harapan
Memberi aroma yang wangi seharum bunga melati
Memunculkan mantra sakti
yang tumbuh dari dasar hati
Memuji untuk yang patut dipuji
Yang suci, dan tersentuh oleh jemari-jemari malaikat hati
Yang dimurnikan oleh malaikat surgawi.
☆☆☆☆☆
TERSENYUMLAH JIKA ORANG YANG KAMU CINTAI BAHAGIA
TUHAN MEMPERTEMUKAN KEPADA ORANG YANG SALAH DAHULU UNTUK DIPERTEMUKAN ORANG YANG BENAR
☆☆☆☆☆
Cerpen Unggulan 2019
Cerpen 2019
Cerpen 2017
Baca Cerpen Lainnya:
Baca Cerpen Lainnya:
- Ada Cinta Di Setiap Tetes Aroma Parfum/ Minyak Wangi Master Spray Cologne Power Read
- Jangan Menilai Buku Dari Sampulnya
- Jeritan Hati Wanita Malam Yang Merindukan Cinta
- Ketika Aku Menangis Dan Memeluk Istriku
- Masa Itu Adalah Masa Yang Paling Terkenang.
- Sebilah Pisau Yang Tidak Berwujud
- Si Tikus Yang Tanpa Penghargaan
- Slalu Ada Keju Gratis Dalam Perangkap Tikus
- Tahta Cahaya Bulan Bintang Yang Hilang
- Tukang Air Dan Tempayan Retak
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT