Nightmare or Reality Penname : Question Of Life

Saat aku terbangun, aku mendapati diriku berada di tengah pemakaman yang asing bagiku, sebanarnya apa yang sedang terjadi, bagaimana aku bisa sampai berada disini?

Sedangkan langit sudah mulai menghitam karena mungkin sekarang sudah senja, aku panik dan berlari kesan kemari, mencari jalan pulang.

Namun naasnya sejauh apapun aku berlari, aku justru berakhir ditempatku terbangun.

Angin sepoi-sepoi mulai berhembus dan menerpa wajahku dikikuti suara alunan musik piano, tunggu orang macam apa memangnya yang bermain piano di tengah pemakaman?

Tapi kurasa ini bagus juga, mungkin aku bisa mengikuti arah suara ini dan bertanya kepada orang yang bermain piano itu arah pulang.

Aku terus berjalan hingga sampailah aku di sebuah rumah kosong, tapi apakah rumah ini benar-benar kosong? Suara piano itu berasal dari dalam sini, maka kuputuskan untuk mengetuk pintu.

Seketika itu juga alunan musik itu berhenti.

Bau anyir menusuk hidungku, lantai yang kotor, dinding yang berdebu, sungguh tidak terawatt.

Aku terus berjalan masuk, ke dalam rumah itu, hingga sampailah diriku disebuah ruangan yang pintunya tertutup.

Saat aku buka pintu, aku medapati seorang wanita berambut panjang, menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lututnya, samar-samar kudengar suara isakkan tangis darinya.

“Maaf, ada yang bisa kubantu?” kataku menyentuh pundaknya.

Maka dia pun menengadahkan wajahnya.

Pucat, wajahnya pucat, matanya hitam, atau lebih tepatnya dia tidak memilik bola mata, wajahnya penuh luka dan ada banyak belatung yang menggerogoti lukanya.

Aku lantas berlari ketakutan, keluar secepat-cepatnya dari rumah itu.

Namun saat aku sudah keluar dari rumah, langit menggugurkan abu putih, hujan abu putih lebih tepatnya.

Tanpa memperdulikan fenomena alam yang aneh itu aku terus berlari sekencang-kencangnya. Hingga aku menabrak seorang pria penunggang kuda, si pria tanpa kepala.

Pria tanpa kepala itu mengayunkan sebuah sabit penuh dengan darah, ke arahku.

Sial kakiku tidak bisa digerakkan, aku tewas seketika.

☆☆☆☆☆

Aku terbangun dari mimpi burukku, ya ampun itu terlihat seperti nyata sekali bagiku, baru kali ini aku tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan.

Ruangan tempatku ketiduran adalah ruangan kelasku, aku baru ingat sekarang, aku yang malas pulang kerumah, memilih untuk tetap berada di sekolah hingga akhirnya rasa ngantuk mengambil alih diriku.

Aku lalu pergi keluar kelas dan mendapati jika langit sedang hujan.

Astaga ini bukanlah hujan biasa, ini adalah hujan yang sama seperti apa yang ada di dalam mimpiku, ini adalah hujan abu putih.

Mengambil tasku dan langsung pulang ke rumahku secepat mungkin.

Jalanan dimana aku berlari sangatlah sepi, tidak kutemui satupun penjaja makanan yang sudah kukenal dengan baik, aku terus berlari untuk mnegetahui keadaan keluargaku.

Di persimpangan jalan suara pekikkan kuda dapatlah terdengar, si penunggang kuda tanpa kepala itu mengejarku.

Aku jatuh tersandung batu, si penunggang kuda berhasil mendapatkanku dan langsung mengayunkan sabit berdarahnya, aku tewas seperti apa yang ada di dalam mimpiku.

☆☆☆☆☆

Aku lagi-lagi terbangun dari mimpi burukku, tunggu jadi itu juga hanyalah mimpi, jadi itu adalah mimpi dalam mimpi.

Aku tetap tediam di kursiku mengingat-ingat mimpi tadi, semuanya terasa sangat nyata bagiku.

Suara ketokkan terdengar dari arah pintu, maka akupun beranjak dari tempat dudukku untuk membuka pintu kelas yang memang tertutup, tunggu dulu, aku memang menutupnya, tapi aku tidak menguncinya.

Saat aku membuka pintu, apa yang ada di luar sungguh mengejutkanku melebihi daripada hujan abu itu, aku melihat diriku sendiri, tunggu dulu, jika yang ada di hadapanku ini adalah diriku sendiri, lalu siapa aku?

Diriku yang ada didepanku ini masuk tanpa memperdulikanku, diriku yang ada di hadapanku ini berjalan ke pojok kelas mendatangi seorang wanita yang sedang menangis, tunggu dulu, aku pernah melihat wanita itu.

Diriku yang ada di depan mataku ini memegang pundak wanita itu, maka wanita itu menengadahkan kepalanya.

Sama seperti sebelumnya, wajah wanita itu pucat, dan dipenuhi luka yang digerogoti belatung.

Aku mundur karena ketakutan, namun sebuah tangan menyentuh pundakku, saat aku berbalik, pria tanpa kepala siap menebasku dengan sabitnya itu, lagi-lagi aku tewas seketika.
☆☆☆☆☆

Aku kembali terbangun dari tidurku, jadi itu jugalah mimpi? Terasa sangat nyata sekali, mimpi dalam mimpi yang berada dalam mimpi gumamku.

Aku langsung berdiri menuju pintu, mengecek keluar untuk memeriksa apakah langit sedang menjatuhkan hujan abu putih atau diriku sendiri berada di balik pintu ini.

Tidak ada apa-apa yang aneh, syukurlah mimpi buruk itu sudah berlalu.

Aku memutuskan untuk segera pulang ke rumah.

Syukurlah jalanan ramai dengan orang-orang yang berakivitas, jadi bisa dipastikan kalau ini adalah kenyataan.

Aku terus berjalan hingga sampai di depan rumahku, tunggu dulu, dimana rumahku? Aku yakin jika aku tidak salah jalan, tapi apa yang ada di depan mataku ini adalah komplek pemakaman bukannya rumahku

Seorang pria bertubuh besar dan hitam legam datang mendekat sambil mengangkat rumahku.

Nafasnya sangatlah bau seperti bau bangkai, anehnya meskipun dia itu raksasa tapi baunya sampai kesini.

Pria bertubuh besar itu melemparkan rumahku ke arahku berdiri, aku tewas seketika.
☆☆☆☆☆

Itu juga hanyalah mimpi, aku lagi-lagi terbangun di ruangan kelasku, untungnya beberapa temanku masih ada yang belum pulang, mereka sedang menonton anime.

Merasa tertarik aku juga ikut menontonnya.

Anime yang kami tonton itu bergenre horror, dan adegan saat itu menunjukkan sorang hantu wanita berambut panjang, sodako kalau tidak salah nama hantu itu.

Scene berikutnya menunjukkan sodako yang merayap dengan cepat, suatu keanehan kembali terjadi, sodako keluar dari layar laptop dan menarikku masuk ke dalam.

Tempatku berada sekarang adalah ruangan yang ada di Jepang biasanya, aku melangkahkan kakiku dengan hati-hati. Kemudian kakiku menginjak suatu genangan air, bukan air tapi darah.

Ada banyak sekali darah di tempat itu tak hanya di lantai tapi juga di dinding-dindingnya.

Aku melihat di atas sebuah lemari kaca yang terpajang boneka-boneka menyeramkan, aku mengenali salah satu boneka itu, chukky.

Sedangkan di atas lemari itu berbaring seorang wanita, tidak sesosok mahluk gaib, itu adalah sodako.

Sodako menangis sekencang-kencangnya sampai-sampai telingaku mau pecah.

Teriakkannya membangunkan para boneka, boneka itu melompat dan menusukku dengan sebuah pisau, aku tewas di tempat.
☆☆☆☆☆

Aku terbangun dari mimpi buruk berulangku, lagi-lagi mimpi dalam mimpi.

Aku gemetaran, tempat dimana aku berada bukanlah sebuah pemakaman ataupun ruangan kelasku, tapi ini adalah rumahku sendiri.

Ingatanku samar-samar, apakah terakhir kali aku tertidur itu adalah di kelasku atau di rumahku sendiri.

Televisi sedang menyala menyiarkan sebuah pertunjukkan piano, eh…! Aku kenal music ini, ini seperti apa yang ada di dalam mimpiku.

Saat itulah aku menyadari jika aku tidak sendirian, di samping kananku duduk seorang waniita Jepang yang sangat cantik, sedangkan di sebelah kiriku seorang wanita Eropa berkulit putih yang tentunya jugalah sangat cantik.

Bau badan mereka sangatlah harum, kurasa ini bau bunga kenanga.

Si wanita Eropa tiba-tiba saja memelukku dari depan, sedangkan wanita jepang memelukku dari belakang, mereka sungguhlah harum sekali.

“Ahmad, kami menginkanmu” kata si wanita Jepang berbicara di dekat telingaku dengan nada menggoda.

Kulit mereka sangatlah halus dan lembut, aku terus meraba mereka hingga aku menyentuh bagian yang agak kasar dan berlendir..

Saat itulah aku menyadari jika bagian belakang wanita Eropa berlubang, dia adalah sundel bolong.

Aku menoleh kebelakang dan mendapati jika si wanita Jepang telah berubah menjadi hantu yang dikenal sebagai sodako.

Aku benar-benar telah terhimpit, dipeluk oleh dua wanita yang bukan manusia. Tanpa bisa melarikan diri.

Sodako terus menjilat-jilat leherku, seolah-olah air keringatku adalah minuman yang sangat lezat baginya.

Tubuhku semakin lemas, dan aku pun tewas dipeluk oleh kedua hantu itu.
☆☆☆☆☆

Aku terbangun dari tidurku, syukurlah kedua hantu itu juga hanyalah mimpi, tunggu dulu, jangan-jangan ini juga mimpi, sial aku sudah tidak bisa lagi membedakan antara mimpi buruk dan kenyataan, mimpi dalam mimpi.

Aku berdiri dengan gemetar, mataku mengawasi sekitar, bersiap akan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Saat itulah aku menyadari jika rumahku penuh dengan abu putih.

Aku terus membuka mataku lebar-lebar tapi entah mengapa pandanganku menjadi sangat buruk, mata kananku telah tiada.

Dari balik dapur muncullah dua orang wanita yang terlihat sangat cantik dari luar, mereka adalah si wanita Eropa dan jepang, tidak mereka adalah sundel bolong dan juga sodako, dan mereka tertawa padaku.

Tiba-tiba saja rumahku seperti terangkat, aku melihat ke luar jendela dan mendapati si penunggang tanpa kepala berdiri di atas sebuah kuburan di mana aku terbangun di mimpi pertamaku, sedangkan penyebab dari rumahku yang terangkat adalah si raksasa bertubuh hitam legam.

Raksasa itu melemparkan rumahku beserta peenghuninya, aku tewas lagi.
☆☆☆☆☆

Aku terbangun dari mimpi burukku yang terus berulang, mimpi dalam mimpi dalam mimpi dalam mimpi dalam mimpi dalam mimpi dalam mimpi, sudah tujuh kali hal itu terulang, aku sudah tidak bisa lagi membedakan antara mimpi buruk dan kenyataan, bahkan sekarang aku tidak tahu apakah aku sedang bermimpi ataukah sedang terjaga, aku tidak tahu.

Tempatku terbangun adalah rumahku sendiri, aku sungguh ketakutan, aku baru ingat seekarang, jika aku pergi tidur tanpa membaca doa.

Jam dinding telah menunjukkan jam 7 sore, aku langsung pergi ke kamar mandi dan mengambil air wudhu untuk segera mengerjakan shalat maghrib, aku telah terbebas dari mimpi buruk berulang.

The end…..
☆☆☆☆☆
Cerpen Unggulan 2019
  1. Keteguhan Guru Wanita Ketika Dilecehkan
Cerpen 2019
  1. Kebanggaan Pada Diriku (Isi Duniaku)
  2. Nightmare or Reality Penname : Question Of Life
  3. Tinggalkan Musik Dan Beradalah Di Lingkungan Yang Baik.
  4. Ujung Yang Memalukan

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT