Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Apakah Tuhan Sebegitu Kesepiannya, Hingga Menciptakan Makhluk Hidup Untuk Dipermainkan?
Tadinya Bitter Coffee Park berpikir bahwa pertanyaan ini adalah sesuatu yang ‘nyeleneh’.
Tetapi setelah mencari kesana-kemari menelusuri Lorong-Lorong Google Bitter Coffee Park menemukan sebuah buku yang terpajang di rak buku Amazon.com dengan design cover seperti pada gambar di ataa ini.
Pada bagian awal Bab 2 yang judulnya sama dengan judul buku, The Lonely God, ada kutipan bait pertama puisi karya James Weldon Johnson (1871–1938) yang berbunyi:
And God stepped out on space,
And He looked around and said,
“I’m lonely—I’ll make me a world.”
Dari puisi tersebut akhirnya Bitter Coffee Park mengerti pertanyaan:
Apakah Tuhan sebegitu kesepiannya, hingga menciptakan makhluk hidup untuk dipermainkan?
adalah sebuah pertanyaan serius yang sudah mengusik seorang profesor-penulis Amerika keturunan Afrika yang cukup terkenal, James Weldon Johnson, seabad yang lalu.
☆☆☆☆☆
Bitter Coffee Park tidak ingin terlalu jauh meng-clone jalan pikiran James Weldon Johnson dan sang pengarang buku Ronald L Dart, tetapi:
Bitter Coffee Park mencoba menyelami dan memahami sendiri jalan pikirian pembuat pertanyaan, tersebut.
Semua kita tahu permainan apa yang tampak pada gambar di bawah.
Ya itu adalah permainan susun-balok, typical orang kreatif yang kesepian.
Bayangkan, betapa ‘naif’nya permainan ini. Balok-balok (domino) disusun sedemikian rapihnya lalu dirusak (dibongkar), disusun ulang, dibongkar lagi, begitu seterusnya sampai si pemain tunggal itu merasa bosan dan lelah.
Analogi:
Jika si pemain balok domino di atas dianalogikan sebagai Tuhan.
Balok-balok domino yang disusun, dibongkar, disusun untuk kemudian dibongkar lagi.
Hal inilah yang Bitter Coffee Park analogikan sebagai makhluk hidup, maka pertanyaan ini menemukan relevansinya secara filosofis-teologis.
Fakta
Fakta menunjukkan bahwa kehidupan ini, terlebih kehidupan manusia, sangat sulit dimengerti.
Kesulitan memahami perjalanan hidup manusia itulah yang melahirkan prasangka bahwa Tuhan sepertinya mempermainkan ciptaanNya.
Betapa tidak, umat beragama dimintanya patuh mengikuti perintahnya.
Anehnya meskipun orang sudah menyembahnya dengan baik agar terhindar dari murka-Nya.
Tuhan masih juga menimpakan bencana dan musibah kepada manusia tersebut.
Di bagian lain, ada kelompok orang yang terang-terangan menolak keberadaan dan kuasa Tuhan, tetapi kelompok ini justru diberikan kehidupan yang makmur, damai dan sejahtera.
Tuhan tidak ubahnya seorang anak yang kesepian, yang melakukan permainan susun-bongkar balok domino secara suka-suka untuk mengisi waktu sepinya.
Penutup
Ketika kita menyaksikan kehidupan dan perjalanan hidup (peruntungan) manusia yang serba sulit diterka ini, wajar bila banyak filsuf-sains modern yang menolak pendapat Albert Einstein bahwa God does not play dice. Yang benar adalah Yes He does, God play dice.
Karena Dia (Tuhan) adalah Almighty Power, merupakan Absolute Creator, and Ultimate Divine Wisdom.
Jadi memang sudah seharusnya Tuhan menciptakan hal-hal yang berpasang-pasangan.
Ada hidup-mati, susah-senang, baik-jahat, letih-gairah, miskin-kaya, mandul-subur, frigid-maniac, dll.
Karena Tuhan tidak dapat dilihat oleh ciptaannya yang ordinary.
Tuhan membuat skenario-skenario yang membimbing kalbu manusia (sebelum nabi-nabi ada ataupun setelahnya) untuk mengenal rasa kesabaran, kebaikan, kepasrahan, kejujuran, letih lelah berujung bahagia, dan keimanan pada akhirnya agar umat manusia minimal dapat merasakan adanya Tuhan.
Sebelum agama turun 3500 SM, di China sudah ada Shuiren, Fuxi, dan Shennong yang mengajarkan kebajikan bertani, nelayan, memasak dengan api, dll.
Serta Nabi Nuh, Aristoteles, Plato, Socrates dari pihak kebijaksanaan, ada Kain bin Adam, bangsa Asyur, Rabi Gamaliel II, Firaun, Nebukadnezar, Herodes, Abu Lahab, dan Abu Jahal dari kubu hati yang hitam penuh kekecewaan atas skenario Tuhan.
Mereka semua bermunculan seiring dengan timbul tenggelamnya masalah kehidupan yang diatur Tuhan.
Dalam Al Qur’an ada tertulis:
…sampai kalian bertemu denganNya.
(Al Insiqaq 84:6)
Lalu jika Allah SWT memperlihatkan diriNya pada gunung, gunung pun akan hancur.
(Al A’raf 7:143)
Dan pada Nasrani ada kalimat:
Tidak ada seorang manusia pun pernah melihat Allah (Keluaran 33:20, Yohanes 1:18, Yohanes 4:12).
Tidak ada orang yang memandangKu dapat hidup.
Jadi sudah seharusnya:
Sang Empunya Hak Prerogratif Alam Semesta Raya
mengombang-ambingkan cerita kehidupan, menyelaraskan positif-negatif, Untuk membimbing dan memperkenalkan diri-Nya pada mahluk ciptaan-Nya.
Baca Juga:
Baca Juga:
Baca Juga:
Baca Juga:
- Alasan Kerennya Jadi Santri
- Dakwah Ala Santri Nusantara
- Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
- Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
- Ideologi Santri Nusantara
- Kewaskitaan Organisasi Para Santri
- Memerangi Kemunafikan Ala Santri
- Santri Tidak Boleh Berbuat Sekehendaknya
- Sikap Santri Di Era Generasi Millenial
- Tantangan Dakwah Santri Zaman Mellennial
- Aliran Kejawen Sapto Darmo
- Islam Kejawen Dan Sanepanan Ajaran Islam
- Islam Nusantara
- Tahlil Itu Kebudayaan Islam Nusantara
- Ajian Mantra Jawa (Spiritual Jawa)
- Antara Ilmu Debus Dan Ilmu Kanuragan
- Beda Spiritual Dengan Paranormal
- Ilmu Betara Karang
- Ilmu Pengasihan Jawa
- Ilmu Santet Banaspati
- Kesurupan Dan Cara Menanganinya
- Kesurupan Nyai Sekar Arum Melati
- Perkembangan Paranormal (Dukun/ Orang Pintar) Di Era Milenial
- Permainan Tradisional Supranatural Jelangkung
- Pertarungan Ilmu Hitam Dan Putih
- Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT