Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi"
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di bumi Nusantara, sejarah mencatat setidaknya letusan gunung Merapi sudah terjadi sejak 1000 tahun lalu. Dan karena aktivitas Merapi lah yang mengakibatkan berpindahnya kebudayaan kerajaan Mataram kuno ke daerah Jawa Timur.
Selain itu banyak desa dan candi-candi peninggalan kerajaan Mataram Hindu maupun Budha tertimbun abu vulkanik Gunung Merapi, candi-candi tersebut berada di dusun-dusun seperti Kadisoka, Kedulan, dan Sambisari (Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta). Selain itu letusan Gunung Merapi merubah wujud asli Candi Borobudur yang mulanya berada di tengah-tengah danau.
Riwayat erupsi Merapi terbukti mengubah jalan sejarah. Letusan di abad ke-10, misalnya, disebut-sebut telah membuat Kerajaan Mataram Kuno (Medang) terpaksa pindah dari tengah Jawa ke bagian timur (Slamet Muljana, Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit,2005:84). Kerajaan Hindu inilah yang nantinya menjadi cikal-bakal Majapahit, Demak, Mataram Islam, hingga Kesultanan Yogyakarta.
Kemudian, letusan yang terjadi pada 1006 membuat seluruh permukaan Jawa Tengah tertutup oleh abu vulkanik. Erupsi inilah yang juga mengubur Candi Borobudur dan Prambanan.
Saat ini Gunung Merapi yang berada di 4 Kabupaten di Jawa Tengah itu mulai beraktivitas lagi, berikut jurnal letusan Gunung Merapi paling dahsyat yang terekam sejarah.
Tahun 1006 M, menurut Van Bemmelen (1949) Gunung Merapi pernah meletus. Akibat letusan ini sebagian puncak runtuh dan longsor ke arah barat daya, tertahan oleh Perbukitan Menoreh, kemudian membentuk gundukan-gundukan bukit yang dikenal sebagai Gendol Hills.
Letusan di tahun ini menurut Wikipedia tercatat sebagai salah satu ledakan Gunung Merapi paling hebat membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram kuno harus berpindah ke Jawa Timur, karena tersapu lumpur, namun catatan Van Bemmelen ini masih banyak dipertentangkan dikalangan sejarahwan.
Sejarah mencatat sekitar abad 9-11 Masehi, Gunung Merapi kembali meletus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa dalam letusan kali ini, diduga akibat letusan ini mengakibatkan candi-candi yang berada di kawasan sekitar Jawa Tengah bagian selatan terkubur akibat abu vulkanik ini.
Di tahun 1672 M Gunung Merapi meletus, akibat letusan itu 3000 orang meninggal dunia.
Gunung Merapi kembali meletus dahsyat di tahun 1786, di tahun ini tidak tercatat secara jelas jumlah korban yang tewas akibat ledakan tersebut.
Pada tahun 1822, kembali Gunung Merapi meletus tercatat setidaknya 100 orang meninggal dunia.
Hanya berselang 50 tahun tepatnya di tahun 1872, Gunung Merapi kembali menghamburkan abu vulkanik secara dahsyat akibatnya 200 orang meninggal dunia.
Di tahun 1930 letusan hebat kembali terjadi, kali ini aliran lava, piroklastika, dan lahar hujan, mengguyur dan menghancurkan 13 desa akibatnya 1400 orang tewas akibat peristiwa alam ini.
Pada hari jum’at tanggal 28 April 2018 gunung berapi kembali erupsi, tapi percaya tidak percaya tapi inilah kisah nyata 1 Bulan sebelum Gunung Merapi Erupsi. Nyi Sekar Arum Melati telah merasuki seorang wanita di daerah Surabaya dan sempat Bitter Coffee Park menulis tentang Kesurupan Nyi Sekar Arum Melati.
Bagi para pemburu pesugihan, nama Nyi Sekar Arum Melati tidak lah asing. Sang Nyi Sekar Arum Melati adalah penjaga Gaib Gunung Merapi yang masih ada hubungannya dengan Nyi Roro Kidul Sang Ratu Penguasa Pantai Selatan.
Pesan dari Nyi Sekar Arum Melati ketika merasuki sang gadis itu adalah agar mengembalikan seonggok batu pada tempatnya kembali yang telah di ambil oleh seorang yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan pesugihan dari Nyi Sekar Arum Melati.
Salah satu pesan dari Almarhum Mbah Maridjan dulu sebelum meninggal dengan posisi bersujud itu dan jikalau Merapi kalau mau membuat jalan akan jalannya sendiri dan tidak perlu ditutupi DAM, dan DAM Itu harus dibongkar.
Mbah Maridjan punya alasan untuk menolak pembangunan tanggul di kawasan lereng Merapi. Ia adalah sosok yang sangat percaya kosmologi. Ia meyakini alam sudah mengatur dirinya sendiri sedemikian rupa untuk menghadirkan keharmonisan dan keseimbangan semesta.
Terlebih lagi Gunung Merapi, salah satu bukti kuasa alam paling megah di tanah Jawa. Mbah Maridjan meyakini, Merapi bukanlah sekadar onggokan gunung, melainkan suatu lingkungan atau komunitas yang saling terkait dengan seluruh makhluk yang beraktivitas di sekitarnya. Baginya, ada hubungan saling menjaga dan melindungi di lingkaran Merapi.
Baca Juga:
Baca Juga:
- Ajian Mantra Jawa (Spiritual Jawa)
- Antara Ilmu Debus Dan Ilmu Kanuragan
- Beda Spiritual Dengan Paranormal
- Ilmu Betara Karang
- Ilmu Pengasihan Jawa
- Ilmu Santet Banaspati
- Kesurupan Dan Cara Menanganinya
- Kesurupan Nyai Sekar Arum Melati
- Perkembangan Paranormal (Dukun/ Orang Pintar) Di Era Milenial
- Permainan Tradisional Supranatural Jelangkung
- Pertarungan Ilmu Hitam Dan Putih
- Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi
- Data Keluarga Eyang Anomsari Generasi Ke IV-VI Dari Ki Tohari -
- Eyang Anomsari -
- Eyang Raga Runting -
- Eyang Santri -
- Pasar Setan Di Gunung Merbabu -
- Pentur Sunan Kalijogo Ijo Royo-Royo -
- Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi -
- Prabu Brawijaya V (Raja Terakhir Kerajaan Majapahit) -
- Sanepo Telo Widoro Upas -
- Waluyo Dan Jaran Kepang Paguyuban Perkutut Putih -
☆☆☆☆☆
Alam akan bersahabat dan memberikan manfaat bagi kita makhluk hidup karenanya menjaga alam adalah kewajiban kita semua
ReplyDeletehidup ini bukan tentang saling menyalahkan tapi saling memberi solusi indahnya bila bisa terealisasi
Saya setuju. Dengan bersahabat dengan alam, maka alampun akan bersahabat dengan kita.
Delete