Eyang Anomsari

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Eyang Anomsari"
Sebelum kita mengupas tentang Eyang Anomsari (Puncak Tertinggi Pentur), alangkah baiknya kita memulainya dari kisah Legenda Gunung Tugel.

Jika kita bercerita tentang Legenda Gunung Tugel pasti kita tidak asing dengan Ki Raga Runting atau Eyang Raga Runting, maka kita akan mengena kisah tentang Ki Singoperono didalam Legenda Gunung Tugel.

Kedua orang ini terkenal Sakti Mandra guna di masa itu karena pesetruan keduanya menibulkan suatu bencana.
Ki Paut Anomsari
Kisah itu dimulain pada suatu saat Eyang Raga Runting ingin menunjukkan kekuatannya kepada Ki Singoperono, dengan cara mengaitkan benang dari pegunungan Eyang Raga Runting ke selatan (sekarang kelurahan Nglembu, kecamatan Sambi Boyolali).

Diatas benang dililitkan sebutir telur, kemudian itu digulirkan di atas benang tersebut dan ajaibnya telur tersebut tidak jatuh.

Telur tersebut terus menggelinding diatas benang, lalu telur tersebut akhirnya membentur gunung sebelah selatan. 

Sehingga terdengar suara keras dan menggelegar dan mengakibatkan gunung tersebut tugel/ putus puncaknya yang akhirnya gunung tersebut dinamakan Gunung Tugel, nama itu masih terkenal sampai sekarang. 

Secara tidak langsung kejadian tersebut sebagai alat untuk menunjukkan kesaktian Eyang Raga Runting kepada Ki Singoperono, namun Ki Singoperono tidak tergerak hatinya untuk membalas perbuatan Eyang Raga Runting tersebut.

Namun setelah di diamkan Eyang Raga Runting semakin menjadi-jadi, kemudian secara halus Ki Singoperono mengiyakan hal tersebut. 

Maksudnya menanggapi  Eyang Raga Runting, tetapi Eyang Raga Runting menganggap hal tersebut sebagai balasan dari Ki Singoperono

Ki Singoperono pun akhirnya marah, beliau menggunakan cara yang sama untuk membalas Eyang Raga Runting, dengan cara mengaitkan benang dari pegunungan tugel ke utara.

Di atas benang juga diletakkan sebuah telur, kemudian telur tersebut menggelinding tanpa terjatuh dan akhirnya membentur pegunungan Eyang Raga Runting.

Sehingga mengeluarkan suara keras dan menggelegar, tetapi kejadian tersebut tidak mengakibatkan gunung tersebut rusak. 

Namun Eyang Raga Runting tubuhnya tercerai berai atau tubuhnya terontang-anting. 
Pintu Gerbang Makam Eyang Anomsari
Jasad Eyang Raga Runting kemudian dimakamkan di daerah perbatasan Kecamatan Klego dan Kecamatan Simo yang dikenal sebagai Pegunungan Raga Runting.

Hingga saat ini belum ada yang tahu siapa keturunan Eyang Raga Runting, konon di daerah Gunung Tugel itu tepatnya di Desa Pentur, Simo Kab. Boyolali Jawa Tengah masih terdapat jejak keturunan Eyang Raga Runting

Didaerah tersebut terdapat Makam Badar Angin-Angin yang dipercaya sebagai makam Keturunan Eyang Raga Runting yaitu Eyang Anomsari dimana dikisahkan Pada Kisah Sanepo Telo Widoro Upas.
Pusara Eyang Anomsari
SEJARAH NAMA PENTUR
Desa Pentur berada di ujung barat Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang di sisi barat dan selatan. Menurut cerita turun-temurun masyarakat, nama Desa Pentur berasal dari Bahasa Arab, yakni fandzur yang berarti melihat. Nama itu diambil karena letak wilayah Pentur di dataran tinggi sehingga masyarakat bisa melihat dengan jelas daerah sekitar.

Konon, kata fandzur kali pertama disebutkan oleh salah satu walisongo yang terkemuka di tanah Jawa, yakni Sunan Kalijogo. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan kata dan penyebutan kata fandzur pada masyarakat sehingga nama desa itu lebih dikenal dengan nama Pentur.

Asal usul nama Pentur memang sesuai dengan letak geografis desa yang berada di perbukitan dan tidak rata. Desa itu juga lebih tinggi daripada desa lain di Kecamatan Simo.

Di Desa Pentur juga terdapat gunung yang dijadikan hutan konservasi. Hutan itu dicanangkan sebagai hutan konservasi oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan diberinama Wonosemar. Dalam Bahasa Jawa, wono berarti hutan sedangkan semar diambil dari nama UNS yakni sebelas maret.

Di samping Gunung Wonosemar terdapat makam kuno yang dipercaya merupakan cikal bakal atau asal usul Desa Pentur. Makam itu letaknya cukup tinggi sehingga sering disebut sebagai Makam Bandar Angin-Angin karena seolah-olah di udara.

Desa Pentur juga mengusung nama Desa Wisata Wonosemar (Deswita Womar) yang dapat diartikan sebagai wilayah yang letaknya agak tinggi tapi tetap subur karena memiliki hutan sebagai sumber mata air.

Tutur Tinular 
Eyang Anomsari/ Ki Anomsari adalah orang yang menyebarkan Agama Islam di daerah Pentur Simo Boyolali Jawa Tengah di abad ke-17.

Tidak banyak cerita dengan beliau, namun di Puncak Tertinggi Pentur merupakan Makam Eyang Anomsari/ Ki Anomsari yang di sebut Makam Badar Angin-Angin.

Masyarakat disana mempercayai bahwa Eyang Anomsari masih ada keturunan dari Eyang Raga Runting karena sebagian besar penduduk disana masih keturunan Eyang Anomsari

Bahkan menurut cerita setempat ada yang meyakini bahwa Eyang Anomsari masih ada keturunan dari Raja Majapahit, Raden Brawijaya V.

Namun, sejarah ini terputus karena tidak adanya catatan resmi tentang siapa lelanjutan sebelum dan sesudah Eyang Raga Runting.

Kisah ini memang tidak pernah ada di buku sejarah, melainkan dari cerita turun-temurun masyarakat setempat.
Pacepat Ki Paut Anomsari:Yen Koe Sakti Mergo Due Keris, Berarti Seng Sakti Kerismu. Seumpomo Kerismu Ilang, Koe iso opo.
Wong Sakti Tonpo Aji, Kui Sajtine Kamulyang Menungsa Damel Ngenali Sejatine Guru Sejati.
Percaya tidak percaya, itu terserah Sahabat Bitter menyikapi Tutur Tinular ini dan suatu saat kebenaran pasti terungkap.

Kisah ini di ketahui karena Bitter Coffee Park melakukan Napak Tilas ke Makam Eyang Anomsari.
☆☆☆☆☆
Paguyuban Keluarga Besar Eyang Anomsari Karang pentur Simo Boyolali Jawa Tengah.
Alamat:
  1. Jalan Damai 5 nomor 45 RT 6 RW 2 Cipete Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
  2. Jalan Singoperono Utara No 8 Ringin Anom Pentur Simo Boyolali telepon 021 720 6065
☆☆☆☆☆
Dan orang-orang yang beriman serta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan dan pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di dalam surga, dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal kebajikan mereka setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakan. Dan kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan (surat at-tin ayat 21-22)

Papunden yang dimaksud (Eyang Anomsari) merupakan penyebar agama Islam dan sangat wajar anak cucunya harus dan wajib taat pada ajaran Islam hidupnya berkah Sakinah dan bahagia.

Sebaliknya bagi mereka yang tidak taat pada agama bahkan membiasakan maksiat di depan kantor berantakan sekalipun dengannya sukses.

Dalam Pondok Pesantren Paguyuban Keluarga Besar Eyang Anomsari Karang Pentur Simo Boyolali Jawa Tengah salah satu pepunden yang tamat Pondok Pesantren bercita-cita membangun pondok pesantren di Wonosemar.

Pembangunan pondok pesantren yang dimulai pada tahun 2005 untuk sementara ini di hentikan, dikarenakan periode ini belum berhasil untuk mewujudkannya dan Insyaallah anak cucu Eyang Anomsari dapat mewujudkannya.

Yang jelas untuk saat ini Menyiapkan sumber daya manusia keturunan Eyang Anomsari yang tamat pondok pesantren, semakin banyak sarjana berbagai disiplin ilmu bermunculan untuk dapat mewujudkan terbangunnya Pondok Pesantren tersebut dengan melakukan pendataan Keluarga dari Eyang Anomsari setiap tahunnya yang dilaksanakan setiap bulan suci Ramadhan.
☆☆☆☆☆
DATA KELUARGA EYANG ANOMSARI GENERASI AWAL (I, II, III)
Karang, Pentur, Simo, Kab. Boyolali Prov. Jawa Tengah
Data ini diambil dari paguyuban Eyang Anomsari:
1. Nyai Rasiyem Bin Eyang Anomsari
  1. Nyai Suti Binti Rasiyem
  2. Ki Jumadi Binti Rasiyem
  3. Ki Sastra Husni Binti Rasiyem
  4. Ki Harjo Suwondo Binti Nyai Rasiyem
  5. Ki Imam Diharjo Sukri Binti Nyai Rasiyem
  6. Nyai Warti Binti Nyai Rasiyem
3. Ki Hasan Amat (Amir) Bin Eyang Anomsari
  1. Ki Amir Bin Ki Hasan Amat (Amir)
  2. Ki Tarmuji Bin Ki Hasan Amat (Amir)
  3. Nyai Parti Bin Ki Hasan Amat (Amir)
  4. Nyai Muji Bin Ki Hasan Amat (Amir)
4. Ki Romejo Bin Eyang Anomsari
  1. Ki Dahlan Bin Ki Romejo
  2. Nyai Sarti Bin Ki Romejo
  3. Ki Rusyidi Bin Ki Romejo
  4. Nyai Safiyah Bin Ki Romejo
  5. Ki Sajuri Bin Ki Romejo
5. Ki Munamar Bin Eyang Anomsari
  1. Nyai Sukinem Bin Ki Munamar
  2. Nyai Nasri Bin Ki Munamar
  3. Nyai Muslimah Bin Ki Munamar
  4. Nyai Muji Bin Ki Munamar
  5. Ki Pali Bin Ki Munamar
  6. Nyai Tipah Bin Ki Munamar
6. Ki Anwar Bin Eyang Anomsari
  1. Ki Kamat Bin Ki Anwar
  2. Nyai Wasirah Bin Ki Anwar
  3. Ki Warsidi Bin Ki Anwar
  4. Nyai Duriyat Bin Ki Anwar
  5. Ki Kasiran Bin Ki Anwar
  6. Ki Ramelan Bin Ki Anwar
  7. Nyai Siti Bin Ki Anwar
7. Ki Tohari Bin Eyang Anomsari
  1. Ki Rahmat Bin Ki Tohari
  2. Ki Usut Bin Ki Tohari
  3. Nyai Kamtinah Bin Ki Tohari
  4. Ki Sofyan Bin Ki Tohari
  5. Nyai Sukamah Bin Ki Tohari
  6. Nyai Sumiatun Bin Ki Tohari
  7. Nyai Sulaikah Bin Ki Tohari
  8. Ki Supatah Bin Ki Tohari [Baca: Data Keluarga Eyang Anomsari Generasi Ke IV-VI Dari Ki Tohari]
  9. Nyai Kamali (Supinah) Bin Ki Tohari
  10. Nyai Salbiah Bin Ki Tohari
☆☆☆☆☆
Menyusun kembali hubungan kekeluargaan tersebut adalah sesuatu kegiatan dalam mengamalkan ilmu pengetahuan, kaidah agama, dan hidup bermasyarakat adat timur, disertai beranjang-sana.

Dengana maksud menyelamatkan genetika keturunan dan menyambung ikatan keluarga agar tidak terputus. 

Penulisan ini bukan semata cerita tanpa tujuan akan tetapi mewujutkan manusia sehat rochani dan jasmani, semoga bermanfaat terlepas dari niat/ berpikir negatif/ pengelompokan/ perbedaan agama dan sebagainya.

Banyak Cerita Napak Tilas Eyang Anomsari yang belum terungkap, mungkin kedepannya akan ditemukan Titik terang Siapakah Sebenarnya Eyang Anomsari????
Cerita Tersembunyi dimakam Badar Angin-Angin Desa Pentur Simo Boyolali Jawa Tengah.
☆☆☆☆☆

3 comments:

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT