Sanepo Telo Widoro Upas

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Sanepo Telo Widoro Upas" 
Cerita tentang Gunung Tugel memang lebih tepat disebut legenda karena kisahnya menjelaskan adanya peninggalan. Dari legenda ini kita dapat mengambil hikmah bahwa dengki, dendam, dan iri hati dapat menghancurkan diri sendiri, bahkan lebih dari itu. Sementara itu, kesabaran, keikhlasan, dan kebaikan hati kepada sesama, mendatangkan pahala dan ketenteraman serta kebahagiaan untuk diri sendiri mau pun orang lain.

Tapi, cerita dari legenda tersebut mendapatkan bantahan dari Anak Turun seperti yang diungkapkan Budayawan Waluyo Sejati pengelolah Paguyuban Perkutut Putih.
Waluyo Sejati dan Dama Novantono
Waluyo Sejati adalah keturunan dari Mbah Ahmad Thohari Putra Dari Eyang Anomsari yang saat ini Tinggal di Karang No. 788 Pentur Simo, Boyolali Jawa Tengah.
“Kisah antara Kyai Singaprana & Kyi Raga Runting yang menjadi Legenda Dari Gunung Tugel. Dua Saudara Keturunan Raden Brawijaya V yaitu raja terakhir dari Raja Majapahit yang tidak pernah akur hingga Anak Turunnya. Bukan Tidak Akur tentang Urusan Didunia, Melainkan Tantang Pemahaman Makrifatnya.”
 Ungkapnya. 
“Oleh sebab itu, Keturunan Kyai Singaprana dan Kyi Raga Runting tidak mungkin bersatu”
 Tambahnya. 
“Untuk mendalami kisah kebenaran yang asli antara Kyai Singaprana dan Kyi Raga Runting, Cukuplah kamu berkaca pada serat Darmogandul dan Noyogenggong. Siapa yang berkuasa, dialah yang dapat membuat cerita sejarah.”
Pungkas Waluyo Sejati.

Tapi, Tulisan kali ini tidak mengupas tentang Perseteruan antara Kyai Singaprana dengan Kyi Raga Runting, melainkan tentang Kisah Eyang Anomsari dan Keilmuan Mbah Tohari.
Konon Eyang Anomsari masih dari keturunan dari Kyai Raga Runting yang masih juga kerabat dari Keraton Surakarta. 
Al-Kisah, Karena Ketidak Cocokkannya dengan Keraton SurakartaEyang Anomsari pun meninggalkan Keraton dan mendirikan Padepokan didaerah Pentur Kec. Simo BOYOLALI. Dan diwilayah tersebut masih dihuni oleh Keturunannya hingga sekarang. Tidak banyak atau bahkan tidak ada literatur yang menuliskan Kisah ini. Kisah ini hanya diceritakan secara turun-temurun kepada turunannya dan hanya peninggalan-peninggalan sejarah yang diurus oleh keturunannya sendiri.

Mungkin sebagian pelaku Keilmuan Spiritual mengenal Ilmu Macan Putih yang melegenda sebagai ilmu prabu siliwangi atau ilmu jayabaya.

Waluyo Sejati mengungkapkan:
Eyang Anomsari menguasai ilmu itu dan telah diturunkan secara temurun kepada keturunannya, untuk mendapatkan ilmu itu keturunanya harus mampu menyucikan jiwanya dari nafsu dunia. Dan untuk menguasai ilmu ini, tidak perlu mencari Guru yang Menguasai Ilmu Macan Putih. Legenda tentang Ilmu Macan Putih ini tidak seperti Keilmuan yang beredar di kalangan pelaku Spiritual, dan sebagian dari mereka mengamalkan Ilmu Palsu.”
Didalam keilmuan ini, haruslah mencapai Ilmu Makrifat yang tinggi, mungkin inilah cikal bakal keilmuan Islam Laduni Tanah jawa. Ilmu yang didapatkan langsung dari sang pencipta “Maladuni Ilman” yang tidak dapat diajarkan oleh manusia ke manusia.
“Kemenangan adalah dimana manusia dapat mengalahkan nafsu Dunia dengan menekankan pada ketenangan batin agar mencapai tingkat spiritual yang tinggi untuk menyatu dengan Alam. Menulis “Alam” dengan bahasa Arab dengan menyatukan “Alif” “Lam” “Mim”.”
“Kita ini adalah Ruh Tuhan tapi ini bukan berarti Kita Tuhan, Tuhan melihat dengan Mata kita, Tuhan Mendengar dengan telinga Kita. Oleh sebab itu Tuhan Maha Tahu, karena dirinya lebih dekat dengan urat nadi manusia. Tuhan bersemayam pada batin kita, oleh sebab itu hanya orang yang berimanlah yang mengenal Tuhannya.”
“Guru hanya mengajarkan tata cara untuk mengenal Tuhanmu dengan menerangkan Syariat-syariat Ajaran Agamamu. Tapi, apakah dengan mengetahui keilmuan Syariat itu kamu sudah mengenal Tuhanmu?” 
Gambar : Telo Widara Upas
“Syariat itu aturan yang kaku dan baku, tapi Tuhanmu Maha Bijaksana. Kamu akan mengenal Tuhanmu jika kamu mengetahui bersemayam dimana Tuhanmu. Inilah Sanepoan.” 
“Tidak perlu Kamu belajar hal-hal gaib atau menginginkan keilmuan gaib. Cukuplah kamu mengerti tentang keilmuan gaib itu. Kegaiban itu akan datang disaat kamu membutuhkannya (kepepet), tapi dengan syarat kamu harus mengenal dan dekat dengan Tuhanmu. Belajarlah Keilmuan yang bermanfaat untuk lingkunganmu, itu lebih baik.”

Wejangan yang disampaikan Waluyo Sejati ini mungkin akan dibantah oleh orang-orang yang hanya belajar keilmuan Syariat saja tanpa mengenal sejatinya aturan itu. Orang-orang yang hanya belajar syariat ini cukup mudah dilihat, mereka hanya bicara Ilmu Syariat secara kaku tanpa bisa menjabarkan, hanya ingin di tabayuni tapi tidak pernah bertabayun. 

Mereka dengan mudah bilang itu bid’ah itu munafik. Mengajinya hanya dengan Sistem Akademis dan Ceramah saja tanpa ada Guru Sejati, mereka menganggap apa yang dianggapnya benar adalah benar tanpa mengaji. Keilmuan mereka bagaikan seekor lintah yang menempel di kapal layar.

NAPAK TILAS MBAH AHMAD TOHARI









PENDOPO PERKUTUT PUTIH






PENINGGALAN MBAH AHMAD TOHARI

Batu Tempat Mbah Tohari Dzikir
Tempat Terkuburnya Punden Mbah Tohari
Puing-Puing Rumah Mbah Tohari
Batu Semar disekitar
Reruntuhan Rumah Mbah Ahmad Tohar

MAKAM BADAR ANGIN-ANGIN
MAKAM EYANG ANOMSARI
Gerbang Masuk Menuju Makam




Lokasi Makam Keluarga Eyang Anomsari



Makam Mbah Tohari Dan Eyang Anomsari 



Makam Nyai Anomsari


Segala Usaha dan Upaya pelestarian telah diupayakan, Kareana Patok Makam Yang Kurang terawat dan Rusak, Maka Patok Makam pun dihanti.

Semoga Kedepan Lokasi ini menjadi Lokasi Tujuan Wisata Relegi dan Kebudayaan.
Baca Juga

  1. Data Keluarga Eyang Anomsari Generasi Ke IV-VI Dari Ki Tohari - 
  2. Eyang Anomsari - 
  3. Eyang Raga Runting - 
  4. Eyang Santri - 
  5. Pasar Setan Di Gunung Merbabu - 
  6. Pentur Sunan Kalijogo Ijo Royo-Royo - 
  7. Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi - 
  8. Prabu Brawijaya V (Raja Terakhir Kerajaan Majapahit) - 
  9. Sanepo Telo Widoro Upas - 
  10. Waluyo Dan Jaran Kepang Paguyuban Perkutut Putih -