Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Benarkah Kita Menganut Agama Itu Karena Warisan?
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/ perintah dari kehidupan.
Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan/ atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta.
Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci.
Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia.
Agama itu mungkin mengandung mitologi.
Beragama belum tentu memiliki Tuhan Gaib. Beragama bisa jadi bertuhankan Materi.
Ketika seseorang menemukan Ketenangan Batin dalam Kespiritualannya, maka disitulah letak keimanannya.
Agama Seseorang belum bisa di pastikan hanya dengan apa yang ada di dalam Identitas KTP mereka. Tapi, agama itu bagian dari budaya gaya hidup seseorang yang dimulai dari adat kebiasaannya sendiri.
Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk meyakini apa yang kita yakini. Begitu juga terhadap orang tua maupun anak kita.
Setiap Orang Tua akan memperkenalkan keagamaanya kepada anak-anaknya, karena pada dasarnya Orang Tua ingin memberikan yang terbaik buat anaknya menutur dirinya.
Tapi, ketika seorang anak itu tumbuh dewasa dan menemukan sesuatu yang membentuk Kespiritualan pada dirinya. Maka… disitulah dia akan menentukan Agama yang di yakininya.
Seperti Kisah Nabi Ibrahim A.s yang menentang Keyakinan Yang di yakini Bapaknya hingga akhirnya dia terusir/ diusir oleh Bapaknya.
Baca Juga
Baca Juga:
Baca Juga
- Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
- Mengenal Sholat Sebagai Rukun Islam Ke Dua
- Shalawat Mukhathab, Bacaan Sholawat serta Penjelasannya
- Shalawat Munjiyat, Bacaan Sholawat serta Penjelasannya
- Shalawat Nur Al Anwar, Bacaan Sholawat serta Penjelasannya
- Sholawat Al Nuraniyah atau Badawi Kubro, Bacaan Shalawat serta
- Sholawat Al-Fatih, Bacaan Shalawat serta Penjelasannya
- Sholawat Ibrahimiyah, Bacaan Shalawat serta Penjelasannya
- Sholawat Nabi: Pengertian & Dalil-Dalil Berkenaan dengan Sholawat
- Sholawat Nariyah, Bacaan Shalawat serta Penjelasannya -
- Sholawat vs Shalawat, Mana yang Benar Penulisannya?
Baca Juga:
- Alasan Kerennya Jadi Santri
- Dakwah Ala Santri Nusantara
- Dakwah Islamiyah Yang Relevan Di Ponpres
- Identitas Santri Dengan Karakter Yang Ramah
- Ideologi Santri Nusantara
- Kewaskitaan Organisasi Para Santri
- Memerangi Kemunafikan Ala Santri
- Santri Tidak Boleh Berbuat Sekehendaknya
- Sikap Santri Di Era Generasi Millenial
- Tantangan Dakwah Santri Zaman Mellennial
- Aliran Kejawen Sapto Darmo
- Islam Kejawen Dan Sanepanan Ajaran Islam
- Islam Nusantara
- Tahlil Itu Kebudayaan Islam Nusantara
- Ajian Mantra Jawa (Spiritual Jawa)
- Antara Ilmu Debus Dan Ilmu Kanuragan
- Beda Spiritual Dengan Paranormal
- Ilmu Betara Karang
- Ilmu Pengasihan Jawa
- Ilmu Santet Banaspati
- Kesurupan Dan Cara Menanganinya
- Kesurupan Nyai Sekar Arum Melati
- Perkembangan Paranormal (Dukun/ Orang Pintar) Di Era Milenial
- Permainan Tradisional Supranatural Jelangkung
- Pertarungan Ilmu Hitam Dan Putih
- Pesan Nyi Sekar Arum Melati Untuk Gunung Merapi
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT