Bagaimana Cara Berpolitik Dan Memilih Caleg Yang Benar?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Bagaimana Cara Berpolitik Dan Memilik  Caleg Yang Benar?
Pilpres 2019 telah memasuki masa kampanye. Kedua pasangan capres-cawapres Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun mulai gencar berkampanye, untuk mensosialisasikan visi, misi, dan program mereka.

Masyarakat yang sudah memiliki hak pilih harus cermat dalam memilih pasangan capres, sebelum pemungutan suara pada 17 April 2019. 
Jangan sampai salah memilih pasangan calon ya Sahabat Bitter???

Bagaimana Cara Berpolitik
Politik itu berdimensi tiga yang saling terkait, yaitu:
  1. Polity (bentuk), 
  2. Policy (isi) dan 
  3. Politics (proses), 
pemahaman ini dimainkan mulai akhir 1990-an di dunia barat.

Politik itu bukan hanya ilmu dan seni untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional. 

Politik juga bukan hanya ilmu untuk mengatur negara dengan menggunakan kekuasaan, serta bagaimana kekuasaan itu dijalankan, atau jika menggunakan teori klasik Aristoteles, bahwa politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. 

Tetapi bagi Bitter Coffee Park politik dalam maknanya yang praktis, juga merupakan kontestansi dari berbagai macam orang (politisi) yang berlomba-lomba untuk meraih atau merebut kekuasaan itu sendiri, dengan cara usaha ke arah itu dilakukan, dan bagaimana setelah kekuasaan itu didapatkan mereka kemudian jalankan, pertahankan atau hentikan.

Politik dipahami bukan hanya peristiwa-peristiwa kenegaraan yang besar, perjuangan partai-partai dan organisasi-organisasi yang memperbutkan kekuasaan, atau perselisihan tentang rencana reformasi dan pembuatan undang-undang belaka. 

Tapi politik terjadi juga di sekitar kita, di distrik, dalam keluarga, di sekolah, begitu buku pelajaran pendidikan politik kepada anak-anak dan para siswa di Jerman.
(Thema im Unterricht: Was ist Politik?, Bundeszentrale fuer politische Bildung. Arbeitsheft 13 (1998)).

Pemahaman ini selaras dengan makna polis atau negara kota, yang menyangkut pengaturan kehidupan bersama masyarakat.

Pada masa itu, memang satu kota itu negara tersendiri macam di tanah nenek moyang kita macam Astina, Amarta, Alengka dan lain sebagainya, yang selalu disebut negara.

Jika ditransfer ke masa kini menjadi satu komunitas.

Sehingga politik itu menjadi hal-hal yang menyangkut pengaturan kehidupan bersama dalam satu komunitas. Bisa RT, sekolah atau negara.

Dari dimnesi politik itu, maka bisa dibilang, politik adalah realisasi policy dalam kerangka polity melalui politics. (jk)

Bagaimana Cara Memilih Caleg??
Bitter Coffee Park memiliki sejumlah tips agar menjadi pemilih yang cermat, sebelum memilih calon pemimpin untuk lima tahun mendatang. 

Apa saja tips-tips dari Bitter Coffee Park tersebut? 

Berikut ini adalah Tips-Tips Cara Memilih Caleg Dari Bitter Coffee Park:
1. Memberikan atensi yang sama pada isu Pileg dan Pilpres
Saran pertama yang diberikan Perludem adalah mengenai atensi tentang isu pemilu legislatif (Pileg). 

Menurut Bitter Coffee Park ruang publik saat ini lebih mendominasi pembahasan perihal Pilpres. 

Bitter Coffee Park merasa hal ini mengkhawatirkan jika isu Pilpres dapat mengalihkan perhatian publik dengan mengesampingkan Pileg. 

Perwujudan pelayanan publik yang baik tidak hanya dapat dicapai dari presiden yang baik, namum parlemen yang baik juga dibutuhkan, agar kinerja presiden dapat optimal. 

Maka dari itu, infomasi seputar calon legislatif sangatlah penting.

2. Kenali caleg atau pasangan capres yang sesuai dengan aspirasi politik pribadi
Menurut Bitter Coffee Park memang tidak mudah untuk mengenali calon legislatif satu per-satu. 

Untuk mempermudah, pemilih bisa mengenai caleg yang dirasa memiliki aspirasi politik yang sejalan secara pribadi. 

Lalu, bagaimana cara mengetahui aspirasi politik pribadi? 
Caranya adalah pemilih dapat mengidentifikasi hal yang jadi kebutuhan pribadi maupun masyarakat dalam kehidupan bernegara. 

Tips ini juga berlaku untuk pasangan capres-cawapres yang akan dipilih.

Jadi bukan hanya program yang ditawarkan tapi harus ada realisasinya. 

Rekam jejak yang harus dicermati pemilih adalah seperti kasus hukum. 

Dengan begitu, pesatnya kemajuan digital di era ini, rekam jejak para caleg atau pasangan capres dapat diketahui lebih mudah.

Kadang-kadang kan para calon itu bisa saja menyusun janji-janji manis. 

Teks-teks yang indah, tetapi ternyata tidak punya kredibilitas dan rekam jejak untuk direalisasikan.

4. Apakah calon dari partai politik sejalan dengan ideologi pribadi?
Bitter Coffee Park juga menyarankan, jika cara di atas masih menyulitkan solusinya, adalah mencermati caleg atau pasangan capres melalui partai yang sejalan dengan ideologi pribadi. 

Hal tersebut bermanfaat juga untuk mencermati lebih lanjut dan lebih valid.

5. Tuntut elite dan aktor politik untuk melek politik
Selain itu, para elite dan aktor politik juga harus bertanggung jawab secara moral dan hukum, untuk melakukan pendidikan politik selama kampanye. 

Hal tersebut membuktikan kalau mereka melek politik demi mengedukasi pemilih, sehingga mereka tidak hanya sekadar memberikan janji tanpa realisasi.

Jadi sebenarnya mereka itu punya tanggung jawab untuk menjaga agar ruang publik kita hadir dengan diskursus politik yang mendidik. 

Bukan sekadar mencari publisitas yang melahirkan kontroversi dan menjatuhkan di antara para lawan politik.

☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT