Sebuah Catatan Dari Bitter: Kenapa Harus Memilih Jokowi 2 Periode

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Sebuah Catatan Dari Bitter: Kenapa Harus Memilih Jokowi 2 Periode
Siapa tidak kenal Jokowi?
PRESIDENÈ WONG CILIK
Dibenci Oleh:
Koruptor dan Orang Munafik (wani ngomong gak wani ngelakoni, wayah e mergawe Ngilang)

Orang nomor satu di Indonesia ini memiliki kesederhanaan di dalam setiap penampilannya. 

Bukan hanya itu saja, Joko Widodo juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan sekaligus lembut, sehingga menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Caranya bekerja dan bersikap terlihat begitu santun, hal ini bahkan sudah terlihat sejak jauh-jauh hari, sebelum Jokowi menjadi seorang Presiden seperti sekarang ini. 

Bersahaja dan memiliki sikap yang santun, tidak mengherankan jika perkataan bapak 3 orang anak ini selalu menjadi yang ditunggu-tunggu.

Tidak hanya saat ini, sejak lama Jokowi memang telah menjadi inspirasi banyak orang.

Orang yang ulet bekerja, tidak gentar dengan berbagai macam fitnah yang di lontarkan kepadanya.

Perkataannya dalam berbagai kesempatan selalu sarat dengan makna dan tentunya memiliki pesan tersendiri.

Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menarik, di mana kita bisa mendapatkan banyak inspirasi dari setiap perkataannya tersebut.

Selain sosoknya yang sederhana, kita bisa mengenal Jokowi melalui perkataannya yang selalu sarat makna.

Simak beberapa kutipan-kutipan terbaik Jokowi yang begitu menginspirasi berikut ini:
☆☆☆☆☆
Jangan Memilih Pemimpin Dari Golongan Orang-Orang Fasik
Allah SWT telah mewanti-wanti umat Islam untuk tidak gegabah dalam membenarkan sebuah berita yang disampaikan oleh orang fasik.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS al-Hujurat:6)

Syeikh Thahir ibn Asyur
Ahli tafsir kenamaan asal Tunisia, dalam kitabnya berjudul tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir menafsirkan ayat di sebagai sebuah penjelasan bahwa kita harus berhati-hati dalam menerima berita seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya. 

Hal ini baik dalam ranah persaksian maupun dalam periwayatan.

Dalam konteks hari ini, kita dituntut agar berhati-hati dalam menerima pemberitaan dari media apapun, terlebih media yang isinya sarat dengan muatan kebencian kepada pihak lain.

Majelis Ulama Indonesia
MUI dengan jelas mengharamkan berita hoax, walau tujuannya baik. Menyebarkan informasi yang benar tetapi tidak sesuai tempat atau waktunya juga dilarang oleh para ulama.

Memproduksi atau menyebarkan informasi yang bertujuan untuk membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar, demi menyembunyikan kebenaran serta menipu khalayak, haram hukumnya.

Jangan Piling Pemimpin Yang diikuti Oleh golongan Penyebar Fitnah Atau Hoax. Karena pastinya dia juga Al-Hoax Dan Al-Fitnah, dan merekalah Orang Fasik.

Baca:
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT