Opini Politik-Politik Sampah

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Opini Politik-Politik Sampah
Politik Sampah dan Sampah Politik
Politik dan lingkungan itu sangat berkaitan. Politik yang kotor akan membuat lingkungan kotor. 

Politik yang korup akan menjadikan lingkungan rusak. Politik sampah akan memunculkan sampah politik.

Berapa baiya untuk pilkada Tangerang Selatan? 
Besar!!!! 
Hasilnya Nol yang juga Besar!!!!! 

Pilakada atau pemilukada atau pemilukadal pun diulang. 

 Butuh biaya. 

Yang besar pula. Hasilnya? Tak tahulah.

Di sisi lain, sudah berkali-kali, diberitakan tentang menumpuknya sampah di Tangerang Selatan yang entah kapan dapat diselesaikan. 

Jangan-jangan gak penah dapat diselesaikan. 
Bagiamana bisa mengurus sampah beneran, sampah politiknya saja berjibun-jibun belum dibersihkan. 

Kalau benar-benar ingin membersihkan sampah busuk di jalanan, seharusnya lebih dulu dibersihkan sampah busuk di politiknya.

Di tingkat nasionalnya juga begitu. 
Politisi dan politik busuk yang terkadang lebih busuk dari samaph harus dibersihkan dulu maka persoalan sampah atau lebih tepatnya lingkungan akan dapat terselesaikan. 

Bersihkan senayan, maka hutan Sumatra, hutan kalimantan akan bersih dari petualang dan orang hutan (betul-betul orang bukan binatang) yang menghabisi hutan.

Politik sampahlah yang meupakan sumber sampah di mana-mana. Tanpa pembersihan politik sampah maka akan terus berkelindan di pundak kita masalah-masalah lingkungan yang semakin rumit. Seandainya Senayan sudah bersih mewangi maka UU yang dilahirkan pun akan wangi.

Tapi kita cuma bisa berdoa: 
Semoga!

Kenapa? 
Karena para wakil kita justru sedang tidak bisa tidur memikirkan gedungnya sudah miring itu!!!

Guru SMP Negeri 135 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI
☆☆☆☆☆
Politik Sampah atau Sampah
Ada yang bilang Politik itu sampah, sukur-sukur kalau ada yang menyebut Politik itu sesuatu yang tinggi. 

Sangking tingginya makna politik yang mereka pikir, hingga tak mampu untuk mengecap kata politik apa lagi yang menyebutnya sebagai sampah malah enggan di dalamnya, mendengarnya saja ogah. 

Pengaburan makna politik sesungguhnya sudah terjadi sejak lama, apalagi virus kapitalis makin menjangit raknyatnya, sehingga makin jelek saja makna politik yang terkandung di dalamnya. 

Yang identik dengan kekuasaan, kursi panas, uang dan segala macam makna politik yang di selewengkan.
Jangan sangkut pautkan politik dengan Agama, Politik itu kotor dan Agama itu suci.
Salah satu slogan penyesatan yang mungkin pernah kita dengar. 

Bro n sis.. kita tahu Islam agama yang sempurna, menggatur urusan yang sepele sampe yang bertele-tele. 

Jadi secara otomatis politikpun masuk ke dalamnya. 

Islam bukan hanya mengatur hubungan kita dengan Allah saja, tapi dengan sesama manusia dan mengatur individu-individu juga.

Sebagaimana hadis yang di bacakan nabi 14 Abad lalu.
Dahulu Bani Israil urusan mereka di pelihara oleh para nabi, setiap kali seorang nabi meninggal di gantikan oleh nabi lainnya. Dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, tetapi akan ada para khalifah dan jumlah mereka banyak.

Mereka (para sahabat) berkata: 
Lalu apa yang engkau perintahkan pada kami?
Rasul menjawab : 
Penuhilah baiat yang pertama lalu yang pertama, beri mereka hak mereka, kerena sesungguhnya Allah akan menanyai mereka atas keadaan rakyat mereka.
(HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad)

Dalam hadits ini (Arab) Rasul menyebut politik (siyasah mashdar dari sasa-yasusu-siyasatan). Dimana aktivitas itu di kerjakan oleh nabi dan khalifah yang berkaitan dengan dengan pemeliharaan urusan rakyat. Dalam hadits lain di sebutkan,

Imam (khalifah) adalah pemelihara dan dia bertanggug jawab atas (urusan) rakyatnya.
(HR al-Bukhari)

Pengaburan makna politik mau tidak mau bisa kita masukkan dalam kategori perang pemikiran, dimana makin mengaburnya makna ini menambah tiupan angin segar para penjajah barat agar menjauhkan umat dari kepandaian berpolitik. 

Setelah itu mereka dengan mudahnya membodohi umat, menggeruk harta kekayaan negrinya, menjauhkan mereka dari agama yang benar dengan menerapkan sistem jahiliyah mereka. 

Jika kaum barat maju dengan meninggalkan agamanya, beda halnya dengan umat muslim jika meninggalakan agamanya yang akibatnya terpuruk dari segala sisi.

Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?
(TSQ al-Maidah 5 : 50)

Wallah a’lam bi ash-shawab.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT