Filosofi Hidup Dari Ir. H. Joko Widodo (Jokowi)

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Filosofi Hidup Dari Ir. H. Joko Widodo (Jokowi)
Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. 
Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. 
Pilpres 2019 Jokowi kembali mencalonkan diri berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin. 
Pasangan calon presiden dan wakil presiden petahana akan melawan Prabowo-Sandiaga Uno.
Siapa tidak kenal Jokowi? 
Orang nomor satu di Indonesia ini memiliki kesederhanaan di dalam setiap penampilannya. 

Bukan hanya itu saja, Joko Widodo juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan sekaligus lembut, sehingga menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Caranya bekerja dan bersikap terlihat begitu santun, hal ini bahkan sudah terlihat sejak jauh-jauh hari, sebelum Jokowi menjadi seorang Presiden seperti sekarang ini. 

Bersahaja dan memiliki sikap yang santun, tidak mengherankan jika perkataan bapak 3 orang anak ini selalu menjadi yang ditunggu-tunggu.

Tidak hanya saat ini, sejak lama Jokowi memang telah menjadi inspirasi banyak orang. 

Perkataannya dalam berbagai kesempatan selalu sarat dengan makna dan tentunya memiliki pesan tersendiri.

Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menarik, di mana kita bisa mendapatkan banyak inspirasi dari setiap perkataannya tersebut. 

Selain sosoknya yang sederhana, kita bisa mengenal Jokowi melalui perkataannya yang selalu sarat makna.

Simak beberapa kutipan-kutipan terbaik Jokowi yang begitu menginspirasi berikut ini:
Kerjakan dengan bahasa cinta, karena itu yang diinginkan setiap orang terhadap dirinya, cinta akan membawa pertanggungjawaban, masyarakat akan disiplin sendiri jika ia sudah mengenal bagaimana ia mencintai dirinya, lingkungan dan Tuhan.
Kutipan di atas merupakan salah satu kutipan yang menunjukkan bagaimana Jokowi menempatkan dirinya sebagai seseorang yang mengemban tanggung jawab besar di dalam setiap tugas-tugasnya. 

Sikap keras bukan jalan yang tepat untuk memimpin, sebab tak seorangpun mau menerima sikap yang seperti ini dari orang yang jadi panutannya.

Rakyat membutuhkan perhatian dan juga cinta dari pemimpinnya dan seorang pemimpin harus memenuhi hal tersebut dengan baik, sebab hanya dengan begitu rakyat merasa dicintai dan akan belajar mencintai semua yang ada di sekitarnya.

Kutipan Jokowi ini sebenarnya telah cukup lama, tepatnya ketika Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta sekitar tahun 2005-2012 lalu. 

Kala itu, Kepala Satpol PP mengajukan permintaan untuk memiliki sebuah pistol dalam menjalankan tugas-tugasnya, hal ini sesuai dengan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Namun bukannya menyetujui dan memenuhi permintaan tersebut, Jokowi marah dan mengganggap permintaan ini sebagai sesuatu yang tidak tepat. 

Dengan tegas beliau mengatakan bahwa rakyat tidak perlu ditembaki atau bahkan dipukuli. 

Hal ini tidak berhenti sampai di situ saja, Jokowi juga memecat staf nya tersebut dan menggantinya dengan seorang wanita.

Kutipan di atas merupakan perkataan Jokowi kepada Kepala Satpol PP yang baru ini, agar yang bersangkutan tidak melakukan berbagai tindakan keras ketika menjalankan tugas-tugasnya di lapangan. 

Kutipan ini mungkin sederhana, tapi tentunya sarat dengan makna.
Untuk jadi maju memang banyak tantangan dan hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu harus bangkit lagi.
Tidak ada kesuksesan yang mudah, inilah yang selalu dikatakan Jokowi ketika sedang berbicara mengenai bisnis dan berbagai pekerjaan lainnya. berbagai hambatan akan sangat mungkin terjadi, bahkan beberapa yang tersulit dan bisa membuat kegagalan sekalipun.

Kecewa dan terpuruk sesaat merupakan hal yang wajar, mengingat kita ini masih manusia biasa. Namun untuk bisa meraih kesuksesan, bangkit dan kembali mencoba adalah keputusan terbaik yang harus dilakukan. 
Jika tidak segera bangkit dan belajar, maka bagaimana kesuksesan akan datang menghampiri di masa yang akan datang?
Kutipan di atas disampaikan Jokowi kepada siswa-siswa SMKN 2 Solo sekitar tahun 2012. 

Sekolah yang menciptakan mobil Esemka Rajawali ini baru saja mengalami keterpurukan setelah gagalnya uji emisi pada mobil yang mereka ciptakan. 

Masa-masa sulit bagi anak-anak muda tersebut, namun Jokowi memberikan sesuatu yang bisa membangkitkan kembali semangat mereka, agar tidak terpuruk terlalu lama dalam kesedihan.
Saya disuruh bekerja, ya kerja. Mau dinilai jelek, terserah yang menilai.
Ketika bekerja, maka lakukanlah pekerjaan itu dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya. 
Hasilnya? 
Biarkan saja orang lain yang akan menilainya. 
Mental seperti ini tentu menjadi salah satu modal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, terutama mereka yang bekerja untuk kepentingan banyak orang. 

Jika semua pejabat memiliki pegangan seperti ini, maka Indonesia tentu akan jauh lebih maju dari saat ini.

Kutipan ini disampaikan Jokowi beberapa tahun yang lalu, saat beliau mampir di sebuah warteg dan menikmati makan siang di sana. 

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga membayar semua makanan yang disantap oleh pengunjung warteg tersebut di saat kedatangnnya.
Membacalah dan bangsa ini akan terhindar dari buta karena ketidaktahuan.
Secara khusus, Jokowi memang begitu peduli pada pendidikan di Indonesia. 

Dalam beberapa kesempatan, beliau bahkan selalu membawa serta banyak buku tulis dan membagi-bagikannya kepada anak-anak yang ditemuinya.

Tidak hanya untuk kunjungan yang dekat, hal ini juga dilakukannya saat melakukan kunjungan ke berbagai daerah. 

Berbagai kutipan dan pantun menarik diselipkan di sampul buku ini, agar anak-anak yang menerimanya bisa memiliki motivasi yang besar untuk belajar dan belajar lagi.
Setiap hari setiap saat itu pasti ada aspirasi dari rakyat, dari bawah. Ada kebutuhan dari bawah, yang kalau kita hanya duduk di kantor enggak akan ketangkap seperti itu.
Blusukan atau turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi masyarakat merupakan gaya khas Jokowi dalam menjalankan tugas-tugasnya. 

Hal ini tentu terasa asing, mengingat kebanyakan pejabat akan duduk nyaman saja di dalam kantornya yang ber AC.

Jokowi selalu beranggapan bahwa bertemu dan melihat serta mendengarkan langsung berbagai keluhan rakyatnya adalah salah satu cara terbaik untuk memahami apa yang mereka butuhkan dan inginkan. 

Hal ini akan memberikan banyak kesempatan untuk berbuat dan bersikap lebih tepat sasaran, sehingga berbagai urusan dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik.

Tidak hanya setelah menjabat sebagai Presiden, aktifitas ini bahkan telah dilakoninya sejak masih menjadi Walikota.
Kita pelayannya masyarakat. Kayak konsumen yang datang ke kita, layaknya raja.
Pejabat merupakan pelayan rakyat, di mana mereka menjalankan tugas-tugasnya untuk membantu dan memenuhi berbagai kebutuhan rakyat. 

Tidak hanya duduk di istana negara saja, Jokowi kerap bepergian dan mengunjungi berbagai kantor kelurahan dan yang lainnya secara mendadak.

Melupakan budaya marah-marah, di sana Jokowi hanya main dan melihat berbagai hal yang perlu dibenahi, sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal. 

Sikap seperti ini akan membuat jajarannya menjadi lebih giat bekerja dan menempatkan diri sebagaimana fungsinya.
Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang yang tidak jelas, yang penting kerja, kerja dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara omongan hanya menghasilkan alasan.
Sesaat setelah memenangkan pemilihan presiden pada 2014 lalu, Jokowi melontarkan kata-kata ini. Hal ini menjadi salah satu bukti tujuan dan juga caranya bersikap pada tanggungjawab yang baru saja dipikulnya.

Setiap orang harus bekerja dan memberikan seluruh waktunya untuk mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sehingga pekerjaannya bisa menghasilkan sesuatu yang lebih berguna dari sekedar omongan belaka.
Luwih becik rengeng-rengeng dodol dawet, tinimbang numpak Mercy mbrebes mili.
Kutipan sarat makna ini memiliki arti:
Lebih baik berjualan dawet dengan dipikul sambil bernyanyi-nyanyi (tanpa beban) dari pada naik mobil Mercy tetapi bersedih hati dan menangis.
Dalam kutipan ini Jokowi menegaskan bahwa hidup susah dengan berbagai upaya keras untuk maju akan menjadi pilihan yang paling bijak. 

Bekerja keras adalah kunci keberhasilan, bahkan meski untuk itu kita harus melakukan banyak hal sulit sekalipun.
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi sering ketakukanlah yang membuat jadi sulit. Jadi, jangan mudah menyerah!
Kutipan sarat makna yang diambil dari situs resmi tim kampanye Jokowi-Ahok beberapa tahun yang lalu ini merupakan salah satu yang terbaik dan sangat menginspirasi. Berjuang penuh semangat dan pantang menyerah adalah kunci penting untuk meraih kesuksesan.
Pemimpin adalah ketegasan tanpa ragu.
Masih mengambil kutipan dari situs resmi tim kampanye Jokowi-Ahok. Di sini jelas dikatakan bahwa, seorang pemimpin tidak boleh memiliki keraguan dalam mengemban tugas-tugas dan tanggungjawabnya terhadap rakyat.
Tegas namun Selalu Bersikap Lembut dan Rasional
Meski telah menjadi orang nomor satu di Indonesia, cara Jokowi bersikap seolah tidak mengalami banyak perubahan. 

Hal ini bahkan masih bisa kita temukan dari tutur katanya yang selalu memberikan inspirasi dan sarat makna.

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari setiap perkataannya, di mana kita bisa belajar untuk tegas dan selalu rasional dalam menjalani kehidupan dan tanggung jawab.
Itulah tadi kutiban Folosofi Presiden RI ke-7 yang dapat Sahabat Bitter Ambil Hikmangnya dalam menjalani hidup berbangsa dan bernegara.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT