Di Zaman Kuno, Apa Yang Digunakan Para Budak Sx Untuk Menghindari Kehamilan?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Di Zaman Kuno, Apa Yang Digunakan Para Budak Sx Untuk Menghindari Kehamilan?
Pertama, harus Bitter Coffee Park jelaskan bahwa, di zaman dulu, sebenarnya tidak pernah ada kelas budak yang secara eksklusif budak sx.

Perbudakan adalah suatu kondisi di saat terjadi pengontrolan terhadap seseorang oleh orang lain. Perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan akan buruh atau kegiatan sx. Orang yang dikontrol disebut dengan budak.

Para budak adalah golongan manusia yang dimiliki oleh seorang tuan, bekerja tanpa gaji dan tidak mempunyai hak asasi manusia.

Kata slave dalam bahasa Inggris berasal dari kata slav yang merujuk kepada bangsa Slavia yang banyak ditangkap dan dijadikan budak saat peperangan pada awal Abad Pertengahan.

Ada budak yang dipakai untuk berhubungan intim, tetapi sebagian besar dari mereka juga digunakan untuk tugas-tugas lain selain percintaan ranjang saja. 

Kalau kita perhatikan, budak di zaman dulu adalah sesuatu yang mahal, jadi jika Sahabat Bitter membeli budak, Sahabat Bitter tidak hanya akan memakai budak itu untuk melakukan satu pekerjaan saja sebab itu akan merupakan pemborosan. 

Barangkali hal yang paling mendekati dengan apa yang kita istilahkan sebagai budak sx adalah pekerja komersial profesional yang diperbudak oleh germo mereka dan yang mewajibkan mereka untuk menyerahkan sebagian besar dari penghasilan mereka, kalau zaman sekarang di sebut PSK.
Arca-Merah Yunani Kylix
Ini adalah gambar dari sebuah arca-merah Yunani kylix, atau gelas minum, dari sekitar 480 s/d 470 SM yang menunjukkan seorang laki-laki berhubungan intim dengan seorang pekerja sks. 

Kita tidak tahu apakah ia seorang budak sebab banyak wanita menjadi pekerja komersial secara sukarela karena itu adalah salah satu cara bagi seorang wanita untuk bisa independen.

Tetapi kita bisa memastikan bahwa ia adalah seorang pekerja komersial berdasarkan kantong uang yang tergantung di atas kepalanya, dimana si laki-laki dianggap telah membayarnya:

Sekarang, kita tidak banyak tahu bagaimana kehidupan seorang budak secara umum di zaman kuno karena sebagian besar dari catatan-catatan yang tertinggal ditulis oleh para lelaki merdeka yang cukup kaya, yang biasanya juga memiliki tingkat pendidikan dan kedudukan sosial yang cukup tinggi. 

Orang-orang ini biasanya tidak begitu peduli dengan kehidupan sehari-hari para budak mereka. 

Jadi, segala sesuatu yang kita tahu tentang para budak pada dasarnya berasal dari apa yang bisa kita kumpulkan dari catatan-catatan lepas dan rujukan umum. 

Cara Mereka Mencegah Kehamilan
Sejauh yang bisa kita katakan, kelihatannya para budak dulu menggunakan metode pencegahan kehamilan yang digunakan oleh orang-orang lainnya di zaman kuno.

Sayangnya, hanya sedikit sekali metode pencegahan kehamilan di zaman dulu.

Berikut adalah Metode Zaman Dulu Yang Di Gunakan Para Budak Sx Untuk Mencegah Kehamilannya.
Barangkali metode yang paling bisa diandalkan adalah coitus interruptus (hubungan intim terputus), yang bisa memberikan gambaran betapa tidak efektifnya metode-metode pada masa itu. 

Metode Hubungan Intim Anal 
Di Mesopotamia kuno, para imam wanita Entu, yang dilarang memiliki anak, tercatat sering melakukan hubungan intim anal sebagai metode pencegahan kehamilan. 

Metode Getah Akasia
Papirus Ginekologis Kahun Mesir, diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke 19 SM, mencatat sejumlah jenis pessaria yang dibungkus getah akasia, yang memang memiliki sedikit kemampuan sebagai spermisidal.

Metode Silphium
Barangkali metode pencegahan kehamilan yang paling terkenal adalah silphium, suatu jenis tanaman adas raksasa yang hanya tumbuh di wilayah sekitar Kirene yang merupakan koloni Yunani sepanjang pantai Afrika Utara. 

Masalahnya adalah kita tidak benar-benar memiliki bukti kuat apakah silphium benar-benar digunakan untuk pencegahan kehamilan dan tampaknya sebagian besar hanya populer sebagai bumbu masak.

Keyakinan populer bahwa silphium digunakan secara luas sebagai suatu bentuk pengendalian kehamilan tampaknya berasal dari suatu hipotesis spekulatif yang dikemukakan oleh sarjana bernama J.M. 

Riddle tahun 1997 yang didasarkan semata-mata pada sebuah koin dari Kirene yang menunjukkan seorang wanita menyentuh sebuah tanaman silphium dengan satu tangan dan tangan lainnya pada daerah selangkangan. 

Sarjana lain mengatakan itu hanyalah dewi dari Kirene yang melindungi tanaman paling berharga dari wilayah itu, tetapi Riddle menafsirkannya sebagai wanita yang menggenggam alat pencegah kehamilan favoritnya.

Tentu saja, internet menyukai versinya Riddle dan sejak itu ia terus tersebar.

Tanpa melihat apakah benar ia digunakan sebagai pencegah kehamilan, silphium dulu terkenal sebagai bumbu masak. 

Semua orang menginginkannya dan jelas dulu itu adalah komoditi ekspor terbesar dari Kirene. 

Walaupun demikian, tanaman ini tumbuh liar, ia tidak bisa dibudidaya, dan semua upaya untuk menanamnya di daerah baru berakhir dengan kegagalan. 

Pada akhirnya, orang memanennya secara berlebihan sedemikian rupa sehingga, pada abad pertama Masehi, sebatang silphium berharga lebih dari beratnya dalam perak. 

Pada barangkali akhir abad pertama, tanaman ini sudah punah, artinya benar-benar mustahil bagi ilmuwan modern untuk menganalisa bagaimana efektifnya jika ia benar-benar digunakan untuk pencegahan kehamilan.

Metode Minyak Cedar
Pada abad ke empat SM, filsuf Yunani Aristoteles menganjurkan agar minyak cedar dioleskan ke vagina sebelum berhubungan intim untuk mencegah pembuahan, nampaknya karena kelicinan minyak tersebut. 

Sarjana moderen Norman E. Himes mengatakan metode ini mungkin kadangkala memiliki efektivitas yang terbatas, karena minyak cedar mungkin menumpuk di saluran leher rahim dan mengakibatkan menurunnya motilitas sperma. 

Namun demikian, metode tersebut sulit dikatakan sebagai metode yang dapat diandalkan.

Metode Meminum Garam Tembaga
Sementara metode Aristoteles mungkin kadangkala efektif, sebuah metode yang dianjurkan oleh suatu teks dalam Korpus Hipokrates yang berjudul Sifat-sifat Wanita jelas tidak bermanfaat dan barangkali menyebabkan banyak cedera serius. 

Teks ini menganjurkan agar wanita meminum garam tembaga sebesar kacang yang dilarutkan dalam air, yang dikatakan akan mencegah kehamilan selama setahun. 

Terlepas dari betapa tidak bergunanya cara ini untuk mencegah kehamilan, Bitter Coffee Park rasa tidak perlu Bitter Coffer Park ingatkan bahwa garam tembaga seringkali beracun.

Metode Soranos
Sejauh ini karya yang paling komprehensif dan akurat tentang metode-metode pencegahan kehamilan yang berhasil ditemukan di zaman kuno adalah suatu risalah yang ditulis oleh penulis medis Yunani Soranos dari Efesus, yang hidup di awal abad kedua Masehi. 

Soranos melakukan pendekatan ilmiah yang serius dan menyingkirkan semua metode yang melibatkan jimat atau ritual sebagai metode yang tidak efektif dan sebagai gantinya menggunakan metode mekanis yang didasarkan pada akal sehat, seperti penyumbat vagina dan pessaria yang dilumuri aneka macam minyak dan bahan-bahan lengket lainnya. 

Sayangnya, walaupun ia benar-benar melakukan upaya yang keren, sebagian besar resepnya Soranos kemungkinan besar juga tidak efektif.

Metode Testis Musang
Tapi favorit pribadi Bitter Coffee Park adalah metode pencegahan kehamilan kuno yang berasal dari Cyranides, suatu tulisan magis Yunani kuno yang dibuat pada abad keempat Masehi. Ini memberikan kita butiran kearifan ilmiah empiris yang menghibur:
Testis dari seekor musang bisa memastikan sekaligus mencegah pembuahan. 
Jika testis yang kanan, dijadikan serbuk dan dicampur dalam bentuk pasta dengan mur, dimasukkan ke dalam vagina seorang wanita menggunakan bola kapas kecil sebelum hubungan intim maka ia akan segera hamil. 
Tapi jika testis kiri dibungkus dengan kulit anak keledai dan ditempelkan pada seorang wanita, ia akan mencegah pembuahan. 
Kata-kata berikut ini harus ditulis pada kulit keledai tersebut: 
ioa, oia, rauio, ou, oicouchx.
Jika kamu tidak yakin, cobalah pada seekor burung yang sedang bertelur; ia tidak akan menghasilkan telur sama sekali selama testis tersebut ditempelkan padanya.
(Cyranides 2.7).

Bitter Coffee Park sangaaat berharap ada seseorang akan mencoba ini karena pasti akan seru. (Hanya Sebatas Kelakar)
Metode Aborsi
Selain metode pencegahan kehamilan yang telah Bitter Coffee Park paparkan di atas, aborsi juga relatif merupakan metode yang lazim untuk menghindari kehadiran anak, tapi ini biasanya dilihat sebagai upaya terakhir di sebagian besar kasus. 

Sebagian besar orang Yunani dan Romawi menganggap lebih baik mencegah pembuahan daripada menghancurkan embrionya. 

Soranos, misalnya, mengatakan ini secara langsung dan sebagian besar orang Yunani dan Romawi akan menyetujuinya. 

Tentu saja, karena tidak ada metode mereka yang benar-benar bisa diandalkan, orang-orang di zaman dulu seringkali terpaksa melakukan aborsi karena itu satu-satunya pilihan untuk menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan.

Lebih lazim daripada aborsi, justru adalah infantisida, yang secara luas dan rutin dipraktekkan di hampir semua peradaban sebelum munculnya agama Kristen. 

Alasan utamanya adalah, karena terbatasnya pengetahuan medis, metode aborsi yang efektif hanya sedikit dan sulit. 

Lebih jauh, aborsi, bahkan walaupun efektif, seringkali sangat berbahaya untuk wanita yang menjalani tindakan tersebut. 

Untuk banyak orang tua, satu-satunya pilihan adalah membunuh anak yang tidak dikehendaki setelah ia dilahirkan.

Metode yang infantisida paling lazim adalah membiarkan anak tersebut meninggal sendiri, yang dianggap secara teknis tidak membunuh anak tersebut, karena apapun yang terjadi setelah anak tersebut dibuang dilihat sebagai kehendak para dewa. 

Sayangnya, selama seluruh periode sejarah kuno, bayi perempuan dibuang dalam jumlah yang lebih besar daripada bayi laki-laki karena banyak orang percaya bahwa perempuan begitu inferior sehingga mereka bahkan tidak layak dipelihara.

Ini adalah arca-merah amphora dari Attic dari abad kelima SM yang menunjukkan gembala Euphorbos menyelamatkan bayi Oidipous (Oedipus), yang dibuang untuk mati di alam liar:
☆☆☆☆☆☆

Diterjemahkan dari jawaban Fereniki Alexandrou di Quora dalam bahasa Inggris: In ancient times, what did the sx slaves use to avoid pregnancies?

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT