Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Opini Tentang Sejarah BDSM
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara naluriah memiliki suatu dorongan nafsu atas berbagai hal yang ada di dunia. Bisa berupa nafsu aras materi yang berlimpah nafsu atas prestise maupun hubungan intim.
Oleh karena itulah Tuhan menciptakan manusia berpasangan antara laki-laki dan perempuan, yang mana dalam sejarah Adam dipasangkan dengan Hawa.
Oleh karena itulah Tuhan menciptakan manusia berpasangan antara laki-laki dan perempuan, yang mana dalam sejarah Adam dipasangkan dengan Hawa.
Mungkin sudah dapat dipahami oleh sahabat bitter semuanya bahwa kebutuhan biologis tersebut telah menjadi suatu bagian yang mendesak dari manusia dimana hadirlah suatu jawaban atas kebutuhan tersebut melalui lembaga pernikahan yang sah (antara laki-laki dan perempuan).
Namun, kini banyak hadir dalam lingkungan kita mengenal banyaknya penyimpangan yang terjadi terkait permasalahan ini seperti homo, lesbian, treesome, dll.
Namun, kini banyak hadir dalam lingkungan kita mengenal banyaknya penyimpangan yang terjadi terkait permasalahan ini seperti homo, lesbian, treesome, dll.
Kali ini penulis berniat untuk mengangkat salah satu gaya hidup hubungan intim yang banyak orang katakan menyimpang untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktanya di lapangan.
BDSM adalah sebuah gaya hidup dan variasi hubungan intim dengan orientasi budak dan tuan. Ada dua buah peranan penting dalam pelakunya yaitu dominan dan submision, yang mana si dominan ini berhak atas diri submision tersebut.
Variasi hubungan intim ini adalah adopsi dari jaman perbudakan. Terkadang hal ini pun dilakukan dengan melukai fisik dari submision tersebut dan hal itulah yang menjadi titik kepuasan tersendiri oleh para pelakunya.
Variasi hubungan intim ini adalah adopsi dari jaman perbudakan. Terkadang hal ini pun dilakukan dengan melukai fisik dari submision tersebut dan hal itulah yang menjadi titik kepuasan tersendiri oleh para pelakunya.
Dari banyak artikel yang beredar diberbagai media, BDSM dapat diartikan banyak hal. BDSM berdasar singkatan dapat dipisah menjadi BD-DS-SM. B&D untuk Bondage dan Discipline, D&S untuk Dominancedan Submission, S&M untuk Sadisme dan Masochisme. Apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :
- Bondage (Perbudakan)
- Discipline (Disiplin)
- Dominance (Dominasi)
- Submission (Kepatuhan)
- Sadisme/ Sadism/ Sadochist (Orang yang mendapat kepuasan berhubungan intim dengan cara menyiksa)
- Masochisme/ masochist (Orang yang mendapat kepuasan apabila dirinya mengalami penyiksaan)
Untuk memahami maknanya kita dapat menguraikan satu persatu rangkaian kata tersebut sebagai berikut:
A. Bondage
Gaya bondage sudah ada sejak sebenarnya sudah ada sejak jaman perbudakan dahulu di setiap negara. Sebagai contoh di Amerika terjadinya masa perbudakan kulit berwarna yang didominasi oleh kulit putih yang notabene pendatang dari Inggris. Di sana telah banyak dijumpai kaum tuan tanah yang menjadikan budak mereka sebagai objek pelampiasan sama halnya di Eropa banyak kaum bangsawan yang melakukan hal demikian. Di Asia sendiri trend perbudakan pertama kali paling banyak dijumpai dalam masyarakat Jepang yang kemudian muncul istilah Geisha.
B. Dicipline
Dicipline (Disiplin) adalah istilah yang dipergunakan cara pandang sikap kaum BDSM dalam melakukan aktivitas. Artinya dalam melakukan BDSM gambaran yang dimunculkan adalah sebuah fantasi yang penuh dengan sikap disiplin (tegas seperti: memaki, memarahi dll) orang yang menjadi objek sensasi hubungan intimnya.
C. Submission/ Sadism/ Sadochist
Dalam perkembangan BDSM di istilah:
- Submission (kepatuhan) dikenal dengan sifat patuh dan pasrah yang dimiliki kaum masochist (slave: seorang yang menjadi objek kaum sadochist).
- Sadism/ Sadochist (sadis) dikenal dengan sifat keras dan sadis yang dimiliki oleh kaum sadochist (Master: sebutan untuk tuan laki-laki dan Mistress: sebutan untuk nyonya perempuan). Dalam fantasi percintaan mereka cenderung menjadi yang mendominasi seorang yang menjadi objeknya. Istilah sadochist diambil dari nama seorang bangsawan yang bernama Marquis de Sade yang dikenal sebagai pelopor kaum sadochist. Karena kegemarannya melakukan sadisme dalam berhubungan intim.
D. Masochit
Masochist dikenal dengan sifat pasrah yang dimiliki oleh kaum Masochist (Slave: seorang yang menjadi objek percintaan kaum sadochist). Kaum masochist adalah orang yang mendapat kepuasan apabila dirinya mengalami penyisaan/ disiksa. Dalam fantasi percintaan mereka biasa menjadi objek kaum sadochist. Nama sadochist diambil dari nama seorang sastrawan Lemberg yang bernama Leopold Von Sacher-Masoch yang terkenal menulis novel berjudul “Venus In Furs”.
☆☆☆☆☆
TOKOH PENTING MASA LALU
Sehingga pada intinya BDSM merupakan suatu kegiatan bercinta yang melibatkan kegiatan penyiksaan, disiplin maupun paksaan oleh pihak sadochist di dalamnya. Yang dahulu bermula dari zaman perbudakan asli hingga saat ini menjadi sebuah fantasi/ variasi bercinta yang diminati beberapa golongan.
Dua tokoh penting dimasa lalu yang memiliki latar belakang berbeda yang menjadi pelopor atau pencetus BDSM secara universal. Kedua tokoh tersebut adalah sastrawan terkenal dunia yaitu:
1. Leopold Von Sacher-Masoch (1836-1895).
Leopold Von Sacher-Masoch lahir Lemberg, 27-Januari-1836 dan meninggal Lindheim, 9 Maret 1895.
Leopold Von Sacher-Masoch adalah seorang yang mendapat sebutan novelis terbaik dunia yang terkenal dengan karya “Venus In Furs”(1873) yang mengisahkan kehidupan kaum masochist.
Novel tersebut didasarkan pada kisah nyata kehidupan si pengarang pengarang. Novelis ini menikah dengan perempuan Rusia yang bernama Charlotte Von Masoch.
Sejak masa kecil hingga dewasa Leopold Von Sacher-Masoch dikenal sebagai orang yang lembut. Namun semejak masa kecil Leopold Von Sacher-Masoch tertarik akan kekejaman. Leopold Von Sacher-Masoch amat tertarik dengan gambar-gambar kekejaman dan kemudian merenunginya.
2. Marquis de Sade (1740-1814)
De Sade dikenal sebagai penulis jahat dalam sejarah kesusastraan Perancis. Penulis ini menerbitkan tulisan dewasa mengenai sesuatu yang menimbulkan kesadisan istilah kenikmatan kekejaman yang pertama kali diangkat menjadi tulisan dalam kamus di tahun 1834. Dalam setiap tulisannya, dia terinspirasi dari eksplorasi percintaan dan kebebasan politis. Di masa hidupnya de Sade juga dikenal sebagai pemerkosa, penyiksa, dan protomurderer. Donatien Alphonse Francoi de Sade lahir di Paris dari keluarga bangsawan. Dia adalah anak tunggal dari pasangan Jean-Babtiste de Sade dan Marie-Eleonore de Maille, yang dimana ayah de Sade adalah sepupu jauh dari pangeran de Conde. Sejak masa kecil dia sudah hidup dalam kehidupan kerajaan yang dipenuhi kemewahan. Keluarga mereka begitu terkenal di abad ke-12.
Di usia empat tahun de Sade dikirim ke Avignon untuk diasuh pamannya yang bernama Abbe de Sade. Setelah tinggal bersama pamannya penulis ini punya kehidupan percintaan yang tidak beraturan. Dia menikah dengan Renee-Pelagie de Montreuil, putri kelas atas keluarga burjuis. Akan tetapi setelah menikah de Sade sering dekat dengan aktrik dan mengundang pelacur ke rumahnya.
Di tahu 1768, de Sade memanggil menahan seorang pelacur bernama Rose Keller yang dijadikan tawanan budak percintaan. Dewan Pempinan Paris memperingatkan de Sade atas perbuatan susilanya yang dianggap ancaman fanapelacur. Ditahun berikutnya de Sade ditemukan bersalah atas kejahatan dalam bercinta yang bermacam-macam dan dia memicu kemarahan Mme. De Montreuil, ibu mertuanya. Walau de Sade begitu suka berpesta pora dengan orientasinya, yakni menyukai penyiksaan tetapi dia tidak pernah membunuh siapa saja kecuali di perang.
Pada tahun 1772 di kota Aix, de Sade menerima hukuman mati untuk kejahatan tak wajar dan meracuni tetapi dia dapat terhindar dan melarikan diri ke Itali bersama pelayan priadia yang bernama latour. Di La Coste de Sade kembali mengadakan pesta pora dari tahun 1773-1777 dia kembali sering menyewa perempuan piaraan gadis muda sebagai budak percintaan. Setelah skandal yang terus-menerus de Sade dituntut dan dibekuk dikirim ke penjara selama 27 tahun yang dimulai pada penjara bawah tanah di Vincenne pada 13 Februari 1777.
Ditahun 1784 de Sade ke Bastile di Paris, dimana sekarang dia mempunyai ruangan besar dengan ukuran 16 kaki diameter di dalam penjara. Dia kemudian bekerja keras menulis novel yang berjudul “LES 120 JOURNES DE SODOME”. Pada tanggal 2 April 1790 dia dibebaskan dari penjara. Pada saat itu juga de Sade resmi bercerai dengan istrinya. Pada umur 51 de Sade menerbitkan novel yang berjudul “JUSTINE” (1791) kemudian “JULIETTE” (1797), yang diantaranya berkisah mengenai pahlawan wanita Justine saudara perempuan yang menikmati kesenangan jahat: “Bagaimana nikmat ini melengkapkan penyiksaan, kejahatan kami adalah cinta itu sendiri” De sade dengan terus terang mengalamatkan salinan novel ke Napoleon di tahun 1803 akan tetapi Napoleon menolaknya.
Novel JULIETTE terdiri dari enam volume yang kedua bagiannya memiliki nilai tinggi yang berisi hampir empat ribu halaman ajaran jahat atau kesenangan imajinasi tidak bisa terhukum dengan falsafah sanat sederhana “Jika kamu menikmati kejahatan ini menunjukkan hal yang alami dan ini tidak dapat disebut sesuatu yang jahat”. De sade mengilhami banyak penulis dengan argumennya iman orang itu harus bertindak berdasarkan naluri mereka.
Meskipun de Sade menulis banyak permainan melalui novelnya sebagian besar tidak diterbitkan dan tidak diproduksi. Akan tetapi, gelar bangsawan telah membawanya ke dalam keabadian berkenaan dengan kesusastraan hingga dia meninggal di tahun 1814.
☆☆☆☆☆
Arti Simbol 3 Yin Yang
Batas saru yang meliuk-liuk dan posisi hubungan dan kesamaan bentuk dari ketiganya dilihat dari keseluruhan, bisa diartikan sebagai batas keyakinan BDSM yang terdiri dari 3 bagian : B&D (bondage dan diciplene), D&S (dominance dan submision) dan S&M (sadism dan masochist).
Tiga bagian disimbol ini juga bisa diartikan sebagai tiga pelaku BDSM dominant, submision dan switch ataupun dapat diartikan sebagai tiga prinsip penting BDSM: Safe, Sane dan Consensual.
Lubang-lubang di tiap bagian dan simbol ini menandakan ke tidak sempurnaan setiap manusia.
Setelah mengikuti beragam perbincangan dari para BDSMer mereka mulai mengenal dunia ini dari media internet yang cukup mudah mereka akses, tetapi tak sedikit pula yang ternyata telah memiliki fantasi ini sejak lama sebelum mengenal istilah BDSM itu sendiri.
☆☆☆☆☆
Sudut Pandang
Lianny Hendranata
Menurut seorang pakar, Lianny Hendranata kegiatan ini adalah wajar bukan merupakan suatu bentuk kelainan. Ini adalah salah satu fantasi percintaan sehat jika dilakukan dengan pasangannya.
Pada fakta lapangan menyatakannbahwa BDSM pun memiliki level di dalamnya : soft, medium, hard. Jika telah sampai pada level hard bisa sampai melukai.
Submission (bukan permanen). Masihkah hal ini dianggap normal? Sedang pada prinsip kasih, dasar hubungan percintaan adalah rasa nyaman dan aman.
Namun, tetap diakui beberapa BDSMer hanya melakukan sampai tingkatan soft seperti mengikat (shibarari) dan tidak melakukan tindak kekerasan. Hal ini murni sebagai bentuk variasi percintaan.
Dari hasil wawancara dengan mereka didapati suatu keunikan, dari sampel yang didapat 3 dari 5 orang ternyata memiliki permasalahan dalam keluarga baik berupa kekerasan fisik maupun psikis. Salah satu contoh seorang BDSMer yang berlaku sebagai dominan mengaku sakit hati terhadap mantan istrinya yang melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain sehingga timbullah kehendak untuk menguasai diri perempuan. Adanya memori mereka mengenai permasalahan tersebut telah mereka bawa dalam alam sadar maupun tak sadar mereka sehingga mereka menyukai kegiatan percintaan seperti ini
Kaca Mata Islam
Istri-istrimu adalah laksan tanah bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki
Hadist tersebut telah menerangkan kebebasan dalam bervariasi bercinta tetapi dengan catatan:
tetapi awaslah (jangan menyetubuhi) pada dubur dan dalam keadaan haid.
Dalam agama Islam menyakiti badan dan diri sendiri dengan tanpa hajat atau darurat yang tidak memberi faedah adalah haram (la yahillu)
Berikut beberapa ayat yang menjadi acuan pengharamannya :
...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.
Sedangkan kegiatan dalam BDSM tentu melakukan tindak kekerasan (semisal mengikat, mencambuk, menampar, dll) terutama yang mencapai level hard jika sampai lepas kontrol dapat saja mengancam jiwa.
☆☆☆☆☆
KESIMPULAN
HIPOTESIS
Adanya hubungan antara memori masa lalu dengan hasrat untuk menyukai kegiatan BDSM ada pula yang hanya mencari variasi dan tidak berhubungan dengan masa lalu.
Tingkat penyebaran style ini sangat didukung oleh media internet. BDSM bisa menjadi suatu keabnormalan dan bisa menjadi suatu kenormalan dalam tingkatan tertentu.
PENUTUP
Pada dasarnya kegiatan BDSM adalah suatu bentuk variasi bercinta akan tetapi pada tingkatan tertentu telah menjadi suatu penyimpangan karena memerlukan luka fisik yang sudah tidak biasa sebagai puncaknya.
Lingkungan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam dorongan atas hasrat terhadap kegiatan ini.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah BDSMer yang ternyata memiliki alasan psikologis dalam menyenangi kegiatan tersebut.
Islam sebagai salah satu titik tolak suatu hukum pun telah memberi kebebasan dalam variasi bercinta.
Namun, tetap memiliki batasan-batasan yang jelas yang ada pada pembicaraan kali ini HARD BDSM adalah suatu bentuk pelanggaran nilai-nilai dan hukum Islam.
Sedangkan pada tingkatan soft yang memilih untuk melakukan dengan beragam fantasi tetapi dengan konsep yang tanpa kekerasan demikian adalah boleh dan berarti merupakan suatu kenormalan.
Baca Juga:
Baca Juga:
☆☆☆☆☆
10 Sx Toys for Women and Men and How to Use Them
With so much pressure surrounding sx, you can forget intercourse and masturbation can just be fun games adults play.
And many adults play with toys.
Where do you find out which gadget (or several) are right for you?
The internet, obviously.
But so you don’t get caught with a lot of lewd search terms on your history, we’ve done the kinky research for you.
Regardless if you are gy, straight, bisxl, pansexual, a lesbian or questioning, here is a list of sx toys that will bring pleasure to every sx'ual and gender identity.
A quick tip before you order one of these devices:
Don’t buy your sx toys off Amazon or other unverified online retailers.
Many are not FDA-approved and have been linked to causing cancer and infertility.
Sx toys can be made with jelly-like plastic sheaths are produced with phthalates -chemicals used to produce some water bottles- and can be dangerous if they seep into your system.
Here are some non-toxic toys that will transform your body into a playground.
Illustrations by Tevy Khou,
find her on Instagram.
Finger Vibrators
What They Do:
Usually rubbery (or ridged) pads you place over your fingertips, these temptations turn your hands into vibrators, each finger a dildo.
Usually, they are composed of an adjustable ring with a pad that provides pleasure.
The bigger the bullet, the more intense the sensations they’ll bring.
How to Use Them:
Strap these trembling toys onto your fingers. They will likely need lubricant -many finger vibrators are textured and can feel harsh when used raw against a clitoris or other sensitive areas.
Trace the vibrators over nipples, hips, inner thighs, and backside to tease your partner before applying it in more delicate areas.
Feel free to adjust where it perches on your finger- the further down it rests, the more control you will have.
Thrusting Dildos
What They Do:
Some of the newest and most innovative sx toys to hit the market, thrusting dildos or “pulsators” penetrate by retracting and expanding back and forth.
Whether you apply them vaginally or anally, they simulate penetrative sx.
How to Use Them:
These bad boys take care of you, without you needing to lift a finger.
There’s usually no need for a partner with thrusting dildos, especially if they come with a vibrator that stimulates your clitoris, rabbit-style.
Rabbit Vibrators
What They Do:
What is rabbit-style you ask?
Best known for being featured on Sx and the City, the rabbit penetrates the vagina while fluttering on one’s clitoris.
This allows both areas to be aroused at once.
Usually, they include a variety of speeds and settings or can thrust.
How to Use Them:
Set the vibrations to your optimal movements and pace, working your way up.
Pulse the dildo end inside you, until you are at your perfect, most pleasurable rhythm. If it thrusts, this can be hands-free.
Strap-Ons
What They Do:
Just like the rabbit, this toy uses two parts: the harness and the dildo.
The harness straps to your crotch allowing you to penetrate your partner with the strap-on dildo, which has a flat base.
These types of dildos can lay flat and secured on a surface.
You can even enjoy them without the harness.
How to Use Them:
Strap onto your body and penetrate your partner.
Check out our 27 Lesbian Sx Tips Porn Won't Teach You for more detailed instructions.
Here’s a taste: If you're wearing a strap-on and penetrating doggy-style, try using a belt (preferably leather.)
Loop it under her stomach/ hips and hold the end with one hand and the buckle-end with the other. This will give you more thrust and control.
Vibrating Panties
What They Do:
A very specific kind of hands-free vibrator, these pulsing panties make putting on your underwear as pleasurable as taking them off.
How to Use Them:
Usually vibrating panties have to be within a certain distance from the remote or smartphone turning them on.
However, there are a few different variations with different parameters. Less high-tech panties just offer a compartment for a removable bullet vibrator.
You must directly stroke the vibrator to turn it on and off.
Other have built-in vibrators with a cord that connects the remote to the underwear. Wireless panties are operated remotely.
Depending on how far the remote can be from the panties, your companion can turn on as a surprise throughout the day.
Double Ended Dildos
What They Do:
These double ended dildos enter two partners at once. Often these toys vibrate, adding extra indulgence.
How to Use Them:
These can be used between two women (or men!), where one inserts the small sculpted end inside them and penetrates their partner with the base.
Women can also use this on male partners who want to be penetrated.
Normal sx positions and moves should work fine, but you may need more lube!
For solo play, bend the ends so it penetrates you in two places at once.
Cock Cages
What They Do:
Cock cages, otherwise known as male chastity cages, are unique devices that serve characters who are aroused by not being able to get carnal satisfaction.
Often metal or plastic, they lock with a padlock or key and prevent a man from being able to get an erection.
(They’re basically the opposite of a penis ring.)
How to Use Them:
Secure a ring around your penis and testicles while the penis is inserted into the cage’s tube. Determine a keyholder -you or a partner- and bolt up your member.
That’s it! You can even wear these in public (hey, you’re not getting off, right?) Cock cages are best suited for short intervals, not long-term use.
To avoid chafing, apply lubricant beneath the rings.
Hands-Free Vibrators
What They Do:
These mechanical playthings help you rub out one out without a lot of work.
A hands-free vibrator sits on top of a clitoris, or another tender area, usually with appendages that keep it secure.
Some also have penetrative arms.
You can control the oscillations through a remote or even an app on your phone (don’t let your mother use it to make a quick call.)
How to Use Them:
Lay face up as you insert the toy.
Avoid clenching your legs, it will cause the vibrator to fall out.
Establish the precise settings you crave, or let your partner (especially if they are out of town) control the cadence for you.
Lay back, and let it do the work!
Penis Rings
What They Do:
Penis rings make a partner with a member last longer through intercourse by cutting off circulation.
By preventing blood from flowing back into the penis, this amplifies and prolongs erections.
How to Use Them:
Some cock rings rest on shafts, but others can clamp down on the penis and testicles.
For a normal penis ring, apply lubricant inside the toy so it slides on easily then put on while the penis is not erect.
The ring will become tighter as you become more erect.
If it is meant to go over one's testicles and penis, set the ring around the testicles, one at a time.
Leave it around the scrotum then squeeze the penis, head first, inside.
Nipple Clamps
What They Do:
These tiny alligator heads pinch down on your nipples, creating painful sx'ual stimulation by applying stress and reducing blood flow.
The heavier the chain, the more weight it puts on your nipples.
How to Use Them:
Pinch onto your nipples, and you’re good!
Adjustable clamps have a screw that allows you or your partner to shift the intensity level of the pinch.
Clover nipple claims are not adjustable and not for beginners.
Some manufacturers create magnetic nipple clamps, which don’t involve a chain or weight and can even be used as faux nipple piercings.
Baca Juga:
Baca Juga:
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT