Lebih Mengenal Gubernur Jawa Timur Dra. Khofifah Indar Parawansa

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Lebih Mengenal Gubernur Jawa Timur Dra. Khofifah Indar Parawansa  
Dra. Khofifah Indar Parawansa (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965; umur 53 tahun) adalah Menteri Sosial Indonesia ke-27 sejak tanggal 27 Oktober 2014. Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuanke-5 pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya. Setelah menjadi menteri ia mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2013 dengan nomor urut empat bersama Herman Surjadi Sumawiredja mantan Kapolda Jawa Timurdan didukung oleh PKB, PKPB, PKPI, Partai Kedaulatan, PMB, dan PNUI namun mereka kalah dengan pasangan nomor urut satu Soekarwo-Saifullah Yusuf.

Pada tanggal 26 Oktober 2014, ia dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja.

Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial karena mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 dan digantikan oleh Idrus Marham, dia mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 bersama Emil Elestianto Dardak atau Emil Dardak, Bupati Trenggalek dengan nomor urut satu dan didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, PPP, Partai NasDem, PAN, dan Hanura mereka bersaing dengan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

PENDIDIKAN
  • SD Taquma (1972-1978)
  • SMP Khodijah – Surabaya (1978-1981)
  • SMA Khodijah – Surabaya (1981-1984)
  • Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991)
  • Strata I Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989)
  • Strata II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta (1993-1997)

KARIER 
  • Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992–1997)
  • Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995–1997)
  • Anggota Komisi II DPR RI (1997–1998)
  • Wakil Ketua DPR RI (1999)
  • Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999)
  • Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999–2001)
  • Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999–2001)
  • Ketua Komisi VII DPR RI (2004–2006)
  • Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004–2006)
  • Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
  • Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014–2018)

FORUM INTERNASIONAL
  1. Studi banding pada penyiapan ratifikasi “Convention Against Illicit Trafic Psychotropic and Narcotic Drug” di Austria dan Belanda, yang diselenggarakan Internati onal Narcotic Control Board, Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Wina, Austria, 1996.
  2. Studi banding Antar-Parlemen di Mongolia, 1994
  3. Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Conventi on on The Elliminati on of All Forms of Discriminati on Against Women” di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, 28 Febuari 2000.
  4. Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Twenty First Country”: Beijing +5) Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa, di New York, Amerika Serikat, 5-9 Juni 2000.
  5. Ketua Delegasi Republik Indonesia pada pertemuan The Exchanges and Cooperati on in the Field of Family Planing Between China and Indonesia, 9-11 April 2001.
  6. Ketua Delegasi Republik Indonesia pada Pertemuan Konsultasi Tingkat Menteri Asia-Pasifik di Beijing, China, pada 14-16 Mei 2001.
  7. Menjadi narasumber pada Conference G ender Equity and Development in Indonesia yang diselenggarakan The Australian Nasional University, di Canberra, Australia, pada 21-22 September 2001.
  8. Menjadi narasumber pada Conference On Women In Islam As Role Model di Berlin, Jerman, pada 24-26 Mei 2004.
  9. Menjadi peserta World Council of Churches di Brazil, 15-21 Februari 2006.
  10. Menjadi narasumber utama pada Commission on the Advancement of Women, Commission on the Status of Women, di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, 1-2 Maret 2006.
  11. Menjadi narasumber pada International Conference on Parliaments, Crisis Preventi on and Recovery, hosted by UNDP and the Government of Representatives of Belgium, 19-21 April 2006.
  12. Menjadi narasumber pada Internati onal Conference of Islamic Scholars di Jakarta, Indonesia, Mei 2006.
  13. Menjadi narasumber di Muktamar ke-5 Pertumbuhan-Pertumbuhan Perempuan Islam Dunia Islam Kontemporari di Shah Alam, Selanggor, Darul Ehsan, Malaysia, pada 13-15 Agustus 2006.

☆☆☆☆☆
DINAMIKA PILGUB JATIM 2018
Di Jawa Timur, hasil hitung cepat Gemilihan Gubernur hampir semuanya memenangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa dengan Emil Elestianto Dardak yang diusung oleh PPP, Golkar, Hanura, PAN, Nasdem, Demokrat.

Menurut hasil hitung cepat versi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Khofifah dengan Emil Dardak unggul 52.28% berbanding 47.72% dari pasangan Saifullah Yusuf dengan Puti Guntur Soekarno. Sedangkan versi Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Khofifah dengan Emil Dardak unggul 54.3% berbanding 45,7% dari pasangan Saifullah Yusuf dengan Puti Guntur Soekarno.

Dengan hasil ini, hampir bisa dipastikan Khofifah sudah menginjakkan separuh kakinya di posisi Gubernur Jawa Timur.

Hasil quick count Pilgub Jatim yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei menunjukkan kemenangan pasangan Khofifah Indar Parawansa dengan Emil Elistianto Dardak atas Saifullah Yusuf dengan Puti Guntur Soekarno dengan kisaran angka 53 persen vs 46 persen.

Pengamat menilai kemenangan tersebut terlihat dari tren dukungan suara terhadap pasangan Khofifah dengan Emil yang semakin naik selama 4-5 bulan terakhir, sedangkan suara Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tertahan.

Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman menyebutkan, ada tiga hal yang menjadi faktor kemenangan pasangan Khofifah dan Emil atas Gus Ipul dan Puti.

Pertama, strategi populisme elektoral yang dijalankan oleh Khofifah dan Emil.

Mereka langsung menyentuh lapisan terbawah dari pemilih menjadi strategi utama yang dilakukan oleh pasangan ini.

Hal ini membuat hubungan dan identifikasi politik antara Khofifah dengan Emil dan pemilih bersifat langsung.

Hal ini yang juga terjadi dalam strategi kemenangan pasangan Gubernur Jakarta Jokowi dan Ahok pada 2012 lalu.

Kedua, pertarungan pilgub Jawa Timur di tengah popularitas yang optimal antara Khofifah dan Gus Ipul sangat ditentukan oleh perolehan dukungan yang didapat oleh wakilnya, Emil Dardak vs Puti Guntur Soekarno.

Dalam beberapa debat yang berlangsung, Emil berhasil menunjukkan dirinya sebagai figur pemimpin muda, berkapasitas, berani dan cerdas. Ini menjadi rujukan dari para pemilih di Jawa Timur.

Ketiga, satu faktor yang menentukan adalah langkah cantik dari Gubernur Jatim, Pakde Karwo, yang pada detik-detik terakhir melansir surat terbuka kepada masyarakat Jawa Timur untuk memilih pasangan Khofifah dan Emil dengan pertimbangan kapasitas calon.

Basis dukungan Pakde yang masih kuat baik dikalangan basis Mataraman maupun Kiai ikut memberikan kontribusi suara kepada pasangan Khofifah-Emil Dardak.

Sementara itu, peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdusalam, Kamis (28/6/2018) menyampaikan strategi mengikat massa bawah Khofifah menyentuh rasa hingga punya ikatan batin kuat dan tidak mudah berubah.

Sehingga massa bawah mudah mengidentifikasi diri sebagai pendukung fanatis. Kedua, Emil effect ada pergerakan suara rasional dan Khofifah memeroleh tambahan ceruk dari Emil, yang mengimpresi pemilih milenial rasional.

Pemilih kultural Nahdlatul Ulama berbalik mendukung Khofifah karena melihat Khofifah sebagai kekuatan arus bawah. Hal itu semakin meneguhkan pemilih Jawa Timur untuk bergerak rasional dan lebih banyak mempertimbangkan kompetensi, kualitas paslon, serta figur yang berkontestasi.

Melihat tetap faktor undecided voters dan swing voters yang memberi pembeda, sebagian besar pemilih milenial dan pemilih rasional.

Menurut dia, sebenarnya faktor Puti Guntur Soekarno harus diberi apresiasi karena bisa membuat solid suara internal kelompok nasionalis. Tapi untuk suara eksternal di luar itu, tidak cukup bisa meyakinkan pemilih di luar kelompok nasionalis.

Penentu kemenangan Khofifah dan Emil karena sumbangan signifikan dari pemilih milenial-rasional.

Surokim mengatakan, pemilih pemula juga sebagian besar mendukung paslon 1 karena impresi Emil Dakdak yang memiliki kompetensi dan kapasitas yang menonjol.

Ini semakin menegaskan bahwa pemilih Jawa Timur bergerak signifikan memilih atas pertimbangan rasional dan pertimbangan sosiologis, psikologis menjadi komplementer, tidak lagi jadi yang utama.

Sebagai calon Gubernur yang baru, tentu menarik jika Khofifah dibahas atau diblejeti kekayaannya. 

Khofifah Indar Parawansa merupakan politikus Indonesia yang lahir di Surabaya, 19 Mei 1965. Pilkada tahun ini merupakan Pilkada ketiganya. Di dua Pilkada sebelumnya, ia kalah.

Ia lama aktif di PKB, partai yang jagonya baru saja ia kalahkan. Ia tercatat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan serta Dewan Syuro DPP PKB dari tahun 2000 Sampai 2002, kemudian di tahun 2002 sampai tahun 2007, ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB.

Khofifah merupakan salah satu tokoh perempuan di NU. Ia pernah menjabat sebgai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama periode 2000 sampai 2005.

Ia sempat menjadi Menteri Sosial selama tiga tahun di Kabinet Kerja Jokowi.
KEKAYAAN KHOFIFAH VERSI MOJO.CO

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara terbitan KPK tahun 2014, Khofifah tercatat punya harta tidak bergerak yang meliputi 42 petak tanah dan bangunan senilai Rp34.482.657.000.

Khofifah juga tercatat punya dua kendaraan berupa mobil dengan nilai Rp260.000.000. 

Kemudian logam mulia dan barang antik, senilai Rp570.000.000, tiga surat berharga senilai Rp175.086.627, serta Giro dan Setara Kas senilai Rp895.815.735

Total kekayaannya senilai Rp36.383.559.362. Pada pelaporan terbaru pada Mei 2016, kekayaannya dilaporkan menjadi Rp23.552.669.762 atau turun 12 miliar dibandingkan periode 2014 saat menjadi menteri.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT