Populasi Arapaima Gigas Di Sungai Brantas Surabaya

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Populasi Arapaima Gigas Di Sungai Brantas Surabaya
Arapaima, pirarucu, atau paiche (Arapaima gigas) adalah jenis ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan. Ikan Arapaima dapat tumbuh maksimal sepanjang 3 meter dan berat 200 kilogram. Saat ini sudah sangat jarang terdapat arapaima yang berukuran lebih dari 2 meter karena ikan ini sering ditangkapi untuk dikonsumsi penduduk atau diekspor ke negara lain.

Ukuran tubuh Ikan Arapaima dapat mencapai panjang sekitar 3 m dengan bobot lebih dari 200 kg atau bahkan lebih. Populasi Arapaima Gigas ini mulai terancam, karena para kolektor ikan eksotis terus memburu ikan ini untuk dijadikan salah satu peliharaan pribadinya. Di Amerika Selatan, ikan ini sering ditangkap terutama sebagai bahan ekspor, selain itu masyarakat lokal juga mengkonsumsi ikan ini, dan akibatnya populasi Ikan Arapaima Gigas ini semakin menyusut dan jarang ditemui di habitat aslinya.

MORFOLOGI IKAN ARAPAIMA GIGAS
  1. Ukuran tubuh Arapaima bisa mencapai panjang sekitar 2,5 m dengan bobot lebih dari 100 kg;
  2. Ikan arapaima memiliki tipe sisik cikoid;
  3. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut atau rapi;
  4. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutupi permukaan;
  5. Pada setiap sisiknya terdapat warna merah menyala dibagian belakang tubuh ikan arapaima;
  6. Sirip dada agak besar dan membulat;
  7. Umumnya arapaima memiliki warna hijau keperakan;
  8. Memiliki sirip punggung yang panjang hampir 1/3 dari panjang tubuhnya;
  9. Memiliki sirip dubur yang sama panjang dengan sirip punggung; dan
  10. Bentuk kepala lonjong dan memanjang.
Ikan Arapaima merupakan ikan raksasa yang hampir punah.

Ikan berukuran tiga meter yang dulu mendominasi sungai Amazon kini tidak bisa lagi ditemukan di wilayah itu akibat pemancingan berlebihan.

Populasi ikan yang dikenal dengan nama Arapaima diyakini sudah lenyap di delapan dari 41 komunitas yang diteliti dan jumlahnya di Amazon kini sangat rendah.

Nelayan dilatih untuk menghitung ikan tersebut dari hasil tangkapan mereka sebagai bagian survei skala besar.

Para ilmuwan menyimpulkan efek pemancingan terhadap ikan tropis lebih buruk dari yang diduga sebelumnya.

Hasil studi ini dilaporkan di Aquatic Conservation: Freshwater and Marine Ecosystems.

Satu abad yang lalu, ikan raksasa ini mendominasi tangkapan nelayan di Amazon tapi ilmuwan mengatakan pemancingan berlebihan telah mengurangi jumlah Arapaima secara drastis.
Namun, terjadi fenomena di Sungai Brantas Surabaya. Dimana sudah lebih dari 7 ekor ikan Arapaima gigas ditemukan dan ditangkap dari Sungai Brantas, Jawa Timur. Ikan predator itu membuat heboh dan mengancam kehidupan ikan jenis lainnya yang berada di Sungai Brantas. 

Sungai Brantas adalah sebuah sungai di Jawa Timur yang merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.

Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang berasal dari simpanan air Gunung Arjuno, lalu mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. 

Di Kabupaten Mojokerto sungai ini bercabang dua manjadi Kali Mas (ke arah Surabaya) dan Kali Porong (ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo). 

Kali Brantas mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 11.800 km² atau ¼ dari luas Provinsi Jatim. Panjang sungai utama 320 km mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. 

Curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm per-tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada musim hujan. 

Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 miliar m³. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m³ per-tahun.
Litografi Sungai Brantas berdasarkan lukisanAbraham Salm (1865-1872)
Ikan Arapaima gigas secara ekologis jenis ikan predator dan ditakutkan mengancam jenis ikan asli Indonesia kususnya Sungai Bratas Kota Surabaya saat ini.

Kebanyakan warga tidak sadar apa yang harus dilakukan apalagi mereka juga tahu kalau ikan ini akan mengancam pendapatan mereka.

Ikan yang berhabitat asli benua Amerika khususnya di Amerika Selatan itu pertama kali ditemukan pada Minggu (24/6) lalu. Warga pun langsung heboh karena ukuran ikan sangat besar yakni sekitar 1,5 meter. Beratnya mencapai hingga 40 kilogram. 

Untuk hari ini saja, Dodit mengatakan, tim BKSDA Jawa Timur dan Non-governmental Organization Ecological Observation and Wetland Conservation (NGO Ecoton) telah menemukan lebih dari tiga ekor ikan.

Tadi pagi kita meluncur dari Surabaya dan bergabung dengan teman-teman dari Ecoton. Hari ini sudah ketemu ada 3. Sekitar lebih dari 7 totalnya yang sudah ditemukan," kata Dodit dikutip dari detik.com.

PENALARAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR KALI BRANTAS SURABAYA
Pengembangan DAS Kali Brantas dengan pendekatan «modern» dimulai sejak 1961 berlandaskan prinsip «satu sungai, satu rencana, satu manajemen terpadu» yang dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan dan kebijaksanaan pemerintah dari waktu ke waktu. Pengembangan dilakukan melalui 4 (empat) rencana induk pengembangan DAS. 

Sasaran utama rencana induk berturut-turut adalah pengendalian banjir (1961), penyediaan air irigasi (1973), penyediaan air baku (1985) dan konservasi dan manajemen sumberdaya air (1998). Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
  1. Rencana induk pertama memiliki sasaran pengendalian banjir oleh karena tanpa pengendalian maka pengembangan yang lain tidak bisa dilakukan. Pengendalian banjir dilakukan dengan membangun sejumlah bendungan untuk menampung kelebihan air, perbaikan alur sungai di bagian tengah DAS dan pembuatan jalur pelepas banjir (flood way). Selain itu disiapkan pula sistem peringatan dini banjir dan jejaring pemantauan hidrologi.
  2. Rencana induk kedua memiliki sasaran penyediaan air irigasi, seiring kebijakan Pemerintah untuk mencukupi kebutuhan beras nasional dengan memperluas pertanian berbasis irigasi teknis. Sejumlah bendung dan bangunan pengambilan air dibangun dalam tahapan rencana induk ini.
  3. Rencana induk ketiga memiliki sasaran penyediaan air baku, khususnya pelayanan air di daerah tengah dan hilir dari DAS Kali Brantas. Sejumlah bendung, sistem suplesi (penambahan debit) dan infrastruktur lain yang dapat dipakai melayani air baku dibangun dalam tahapan rencana induk ini.
  4. Rencana induk ke empat ditekankan pada konservasi dan pengelolaan sumberdaya air. Pengelolaan air tidak saja mencakup aspek kuantitas namun juga ke arah pengendalian kualitas – walaupun masih bersifat terbatas. Dalam tahap ini dikembangkan sistem pengelolaan informasi hidrologi.
Hasil pengembangan menghasilkan sejumlah besar prasarana pengairan. Manfaat pembangunan antara lain: pengendalian banjir 50 tahunan di sungai utama yang mengurangi luas genangan sekuas 80.000 ha; irigasi untuk sawah seluas 345.000 ha di mana 83.000 ha berupa irigasi teknis langsung dari sungai induk (2,5 miliar m³ per-tahun), energi listrik 1.000 giga-W-jam per-tahun, suplai air baku untuk industri 130 juta m³ per-tahun dan domestik 240 juta m³ per-tahun.
Penduduk di wilayah sungai Kali Brantas mencapai 15,2 juta orang (1999) atau 43% dari penduduk Jatim dan mempunyai kepadatan rata-rata 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jatim. Adapun Kali Brantas mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang Provinsi Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Dalam tahun 1994–1997, Provinsi Jatim telah memberi kontribusi rata-rata 470.000 ton beras/tahun atau sebesar 25% dari stok pangan nasional.

Pada pertengahan tahun 1980-an mulai timbul masalah mengenai «siapa» yang diberi tugas untuk mengelola bangunan prasarana pengairan pasca proyek agar bangunan, dengan total investasi tertanam di Kali Brantas sebesar Rp 7,38 triliun (nilai tahun 2000), dapat berfungsi sesuai yang direncanakan. Persoalan pengelolaan pasca pembangunan tersebut, terutama dalam hal institusi, sumberdaya manusia dan pendanaan. 

Mengacu pada pengalaman negara maju dan berdasar peraturan-perundangan yang ada serta untuk menjaga keberlanjutan fungsi prasarana pengairan tersebut, maka Pemerintah membentuk Perum Jasa Tirta I selaku BUMN pengelola Kali Brantas pada tahun 1990.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT