Bonita Cantik Alfianti Fauziah Dan Kedewasaan Modern Suporter Bonekmania

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Bonita Cantik Alfianti Fauziah Dan Kedewasaan Modern Suporter Bonekmania
Istilah Bonek, akronim bahasa Jawa dari Bondho Nekat (Bondho dan Nekat), biasanya ditujukan kepada suporter kesebelasan Persebaya Surabaya. Juga terdapat istilah Bonita (Bonek Wanita). Serta memiliki slogan SALAM SATU NYALI.... WANI!!!!!@.

Istilah bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1989 untuk menggambarkan fenomena suporter Persebaya 1927 yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar. 

Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang menggambarkan fenomena away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertanding ke kota lain) seperti di Eropa, saat dulu memang belum ada suporter yang away dengan sangat terorganisir seperti Bonek. 

Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi aksi perkelahian dengan suporter tim lawan. Tidak ada yang tahu asal-usul, Bonek menjadi radikal dan anarkis. Jika mengacu tahun 1988, saat 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Persebaya 1927 - Persija, tidak ada kerusuhan apapun. Bonek juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan Viking Persib Club supporter klub Persib Bandung.

Bagi kebanyakan masyarakat, Bonek cenderung memiliki catatan negatif jika dilihat dari kisah masa lalu. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan Bonek menunjukkan kedewasaanya dengan mendukung klub kebanggannya dengan tertib, terorganisir, kompak dan tidak anarkis. 

Tidak hanya para remaja, mulai balita sampai yang tua baik laki-laki maupun wanita pun ada untuk menyaksikan klubnya bertanding. Hal ini menunjukkan stigma Bonek yang semakin hari semakin lebih baik. 

Eksistensi Bonek tidak hanya di Surabaya, melainkan juga di beberapa daerah di Indonesia bahkan sampai mancanegara. 

Kelompok suporter ini terkenal dengan loyalitasnya mendukung tim kesayangan dengan selalu menghadirkan ribuan suporter dimanapun klubnya berlaga.


Alfianti Fauziah Senin (25/6/2018), Gadis kelahiran Surabaya 14 Agustus 1994 ini, sukses berkarya dan berkarier di bidang yang dia gemari, yakni tata rias sejak SMK, lalu dilanjutkan ke S1 pendidikan tata rias dan sekarang sudah semester akhir. 

Selain saat ini disibukkan menjadi make up artist, Alfi panggilan akrabnya, juga tengah bersiap untuk ikut serta di acara Bonek Fest 2018 yang rencananya akan digelar Juli mendatang.

Ini dia lakukan, selain ingin menyalurkan hobi dan bakatnya, juga sebagai wujud sumbangsihnya untuk memperingati ulang tahun Persebaya yang ke-91 tahun.
"Ini saya diikutsertakan menjadi panitia sekaligus pengisi acara di acara Bonek Fest 2018. Rencana awal sebagai pengisi acara, mau menampilkan tutorial makeup SFX, body painting, make up karakter bertema Bonek karakter NDAS MANGAP. Saya ingin sekali berkontribusi untuk Persebaya dan berkontribusi lebih di dunia suporter Bonek" 
Alfianti Fauziah.

Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini mengaku akan senang hati apabila diminta untuk membantu merias para Bonek dan Bonita yang akan beraksi di tribun untuk mendukung Persebaya bermain, terutama saat laga Big Match.

Sementara itu, Alfi menjelaskan awal mula dirinya menjadi Bonita karena kedua orang tuanya yang berasal dari Surabaya, sehingga dirinya selalu mengikuti perkembangan informasi Bajul Ijo, hingga kini.

Alfianti Fauziah sejak dulu sudah mengikuti Persebaya hingga sekarang ini, karena image suporter, Bonek sekarang juga lebih dewasa dan modern. Jadi mungkin Alfianti Fauziah lebih nyaman mendukung kebanggaannya.

Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Jun 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabajasche Indische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Soerabajasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.

Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.

Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. 

Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.

Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. 

Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. 

Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.

Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. 

Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. 

Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. 

Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar-gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT