Cinta itu tidak bisa dinilai dengan hanya didasarkan pada materi saja.

Seorang pemuda sederhana bernama Jadu membuat hal yang mengejutkan tentang mantan kekasihnya yang awalnya dia kira menerimanya apa adanya.

Dalam cerita itu, Jadu menceritakan bagaimana mantan kekasihnya menjadi lebih materialistis ketika hubungan kekasihnya mereka semakin lama dijalani.

Puncak ketidak nyamanannya adalah kekasihnya menolak makan di warung pinggir jalan, yang padahal kenyataannya mereka sering melakukannya selama masih berpacaran dan itu hal biasa.

Jadu kemudian mengingat saat-saat sebelum ia pertama kali bertemu dengan mantan kekasihnya.

"Awalnya itu sangat sederhana," katanya.

"Aku memang sangat sederhana dan tampak tidak memerlukan uang. Tapi aku melakukan apapun yang membuatnya bahagia dengan cara yang sederhana," kata Jadu.

Karena penampilannya yang biasa-biasa saja itu, orang-orang di sekitarnya tidak pernah tahu dia berasal dari keluarga kaya.

Jadu sebenarnya berasal dari keluarga kaya, hanya saja ia merasa tidak perlu untuk memamerkan apa yang dia miliki.

Jadu mengungkapkan bahwa dia tidak pernah khawatir tentang biaya hidupnya, tetapi menekankan bahwa dia menikmati hidup dengan cari nafkah sendiri, meskipun itu hanya pekerjaan biasa.

Jadu tidak pernah membiarkan kekasihnya tahu latar belakang keluarga aslinya di awal hubungan mereka ketika keduanya menjalani kehidupan yang sederhana.

Mereka biasanya makan di warung pinggir jalan, menonton televisi di rumah dan kadang-kadang, pergi menonton film di bioskop sesekali.

Baru beberapa bulan kemudian, mantan kekasihnya mulai berubah dan berdebat dengannya.

"Mengapa pria lain memberi pacar mereka smartphone mahal, Clutch Bag dan pakaian bermerek, dan mengapa kamu hanya mengajakku makan di warung pinggir jalan dan membelikan barang-barang di pasar malam?" kata Kekasihnya.

Akhirnya, mereka mulai berdebat dan gadis itu memutuskan untuk putus.

Patah hati, Jadu meminta untuk makan satu kali saja bersamanya sebagai permintaan terakhir.

"Kamu mau mengajakku di warung pinggir jalan lagi? Apa enaknya itu?!" katanya.
Jadu berjanji untuk membawanya makan di tempat terbaik sehingga gadis itu setuju meskipun dia enggan pada awalnya.

Ketika hari itu tiba, Jadu datang menjemputnya dengan mobil BMW!

Kekasihnya terkejut melihatnya, dia menjadi berkecil hati karena sebelumnya telah memutuskan hubungan.

Kekasihnya tenyata menjemput dan membawa pergi ke rumahnya dan bermaksud mengajak makan di sana.

Itu adalah rumah besar dan para pelayan berbaris untuk menyambutnya ketika mereka berjalan ke ruang makan di mana makanan lezat terhampar di meja makan besar.

Orangtuanya kebetulan ada di rumah.
Ketika dia memperkenalkannya kepada orangtuanya, dia berkata, "Ayah, ibu, ini adalah teman terbaikku."

Wajah Kekasihnya masih tersenyum, meskipun dia mendengar kata "teman".

Mereka menikmati makanan mereka bersama untuk yang terakhir kalinya dan dia bisa melihat bahwa mantan pacarnya merasa menyesal telah memilih untuk mengakhiri hubungan mereka.

Setelah makan, Jadu membawa pulang mantan pacarnya itu.

Ketika dia turun dari mobilnya, mantan pacarnya berkata, "Maaf, aku tidak tahu..."

Jadu menjawab, "Tidak masalah. Aku tidak bisa memberimu kehidupan yang kamu inginkan."

Jadi mengakhiri ceritanya dan mengatakan bahwa:
Cinta itu tidak bisa dinilai dengan hanya didasarkan pada materi saja.

Bila kita selalu melihat ke atas, pasti selalu ada orang yang lebih baik fisiknya dan lebih kaya, tetapi tidak pernah sebanding dengan cinta yang tulus dari hati.
☆☆☆☆☆
Cerpen Unggulan 2019
  1. Keteguhan Guru Wanita Ketika Dilecehkan
Cerpen 2019
  1. Kebanggaan Pada Diriku (Isi Duniaku)
  2. Nightmare or Reality Penname : Question Of Life
  3. Tinggalkan Musik Dan Beradalah Di Lingkungan Yang Baik.
  4. Ujung Yang Memalukan

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT