Bagaimana orang membuat hidup mereka sendiri menjadi sulit?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Bagaimana orang membuat hidup mereka sendiri menjadi sulit?
Mohammad Kanedi
Mohammad Kanedi, Akademisi

Jika saja setiap orang berani tampil telanjang, apa adanya, hidup ini sebenarnya ringan dan mudah. 

Hidup Sahabat Bitter akan terasa berat dan menjadi sulit karena kita berusaha mencari asesoris dan topeng untuk mengubah persepsi orang tentang diri Sahabat Bitter.

Adalah manusiawi jika seseorang ingin didengarkan, diakui, dihormati, disegani, diikuti, dipatuhi dipuji, disanjung, dan dimuliakan. 

Yang jarang Sahabat Bitter sadari adalah bahwa semua pengakuan, sanjungan dan pujian itu hanyalah persepsi orang tentang kita, bukan hidup kita.

Hidup Sahabat Bitter yang sesungguhnya adalah pikiran dan perasaan kita sendiri. 

Pikiran dan perasaan kita sendirilah yang menciptakan kesedihan, kesengsaraan, kedamaian, dan kenyamanan.

Berikut adalah contoh ilustratif betapa hidup dengan topeng itu sulit dan berat:
Tersebutlah seorang PNS golongan III (lulusan sarjana) dengan pengalaman kerja baru tiga tahun, dengan gaji pokok sekitar 3 juta rupiah per bulan.

Karena tidak tahan mendengar cerita (rengekan) anak-nya bahwa teman-temannya sering pergi piknik dengan dengan mobil keluarga, si-PNS itu nekat mengambil kredit mobil. 

Untuk mendapatkan fasilitas kredit mobil tersebut gaji bulanannya harus dipotong hingga 70%.

Sisa gaji jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. 


Akibatnya sepulang kantor si PNS ini terpaksa mencari kerja sampingan.

Padahal, sebelum dia terjebak hutang untuk cicilan mobil itu, hidupnya relative tenang, kebutuhan sehari-hari keluarganya, meskipun jauh dari kategori mewah, tetapi cukup.
Cobalah amati:
Berapa banyak orang di sekitar Sahabat Bitter yang bertindak seperti PNS dalam ilustrasi di atas? Atau, jika mau jujur, jangan-jangan Sahabat Bitter juga pernah mengalaminya?

Masalahnya, ketika hidup harus dimaknai sebagai pilihan dan perjuangan, maka topeng akan tetap dicari dan dikenakan sebagai strategi perjuangan itu sendiri. Yang penting ketika Sahabat Bitter sedang mengenakan topeng tadi selalulah bertanya dengan kalimat seperti pada quote di bawah ini.
BL, 26 Mei 2019
☆☆☆☆☆
Kondisi terpuruk, bisa membuat seseorang sedih, marah, kecewa dan depresi.

Kadang manusia putus asa dan bunuh diri.

Kenapa manusia kebanyakan tetap bangkit lagi?
Bagi Bitter Coffee Park, karena kehidupan.

Kehidupan ini hanya satu kali, dan terbatas. Saat hidup Bitter Coffee Park berakhir, maka semuanya hilang. Hampa dan hitam.

Bitter Coffee Park pernah dibius sekitar 3 kali. Pingsan, Overdosis dan Operasi bius total.
Pada dasarnya bius itu adalah mematikan, lalu menghidupkan. 
Anestesi-Reanimasi.

Saat terbius:
Waktu menjadi relatif cepat. Tiba-tiba kita bangun, tidak sadar 2–3 jam telah berlalu. Seolah hanya sesaat.
Kita hampa dalam pikiran, tanpa mimpi. Tidak seperti tidur.
Enak. Lupa segala masalah. Hanya ada ketenangan dan kehampaan.

Suatu hari saat kita mati, itulah yang akan terjadi. 
  • Kehilangan kesadaran. 
  • Kehilangan pikiran. 
  • Tenang dan hampa. 
  • Tak merasakan apa-apa. 
  • Mati.
Saat ini, kita sedang hidup. Bisa merasakan sedih, gembira, bahagia, ceria, sakit, dan segala emosi lainnya. Termasuk kegagalan, kekecewaan, terjatuh dalam luka dalam.

Nikmati saja kehidupan ini, selagi masih ada. Nanti akan datang saatnya semua emosi tadi sirna. Tak lagi ada.

Hidup ini adalah satu-satunya dan sekali saja, sehingga walau sekecewa dan terpuruk apapun, Bitter Coffee Park akan tetap menikmati-menjalaninya.

Buat Sahabat Bitter juga ya… Santai saja..
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT