Pengaruh Aphelion Dengan Fenomena Bung Upas Di Dataran Dieng

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Pengaruh Aphelion Dengan Fenomena Bung Upas Di Dataran Dieng
Dataran Tinggi Dieng adalah kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng memiliki Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20 °C di siang hari dan 6—10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.

Suhu udara sebagian kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah sangat rendah sejak Jumat 6 Juli dan Sabtu, 7 Juli 2018. 

Fenomena suhu dingin dan embun beku di lereng Pegunungan Dieng sebenarnya disebabkan oleh kondisi meteorologis dan musim kemarau yang tengah terjadi saat ini.

Pada saat puncak kemarau, memang umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan.

Penduduk desa mencatat suhu terendah mencapai 2 derajat Celcius pada Jumat subuh, 6 Juli 2018 dan 5 derajat Celcius pada Sabtu 7 Juli 2018, jauh lebih rendah dibandingkan dengan suhu normal kawasan itu sebesar 16 derajat. 

Warga menyebut fenomena ini sebagai “bun upas” atau embun yang membeku.

Lereng dan pemukiman masih aman, baru tanaman sekitar candi-candi yang terkena.

Kawasan yang paling banyak terdampak bun upas adalah kawasan Candi Arjuna yang dikelilingi hamparan tanaman kentang sekitar 90 hektare di sisi barat maupun timur.  Ratusan petani menggantungkan hidup dari panen kentang itu. 

Ribuan hektare tanaman kentang sudah memasuki masa panen berkisar 70-90 hari. Semakin tua usia tanaman kentang, semakin rawan mati karena sudah tak bisa tumbuh lagi.

Untuk tanaman kentang yang usianya masih di bawah 30 hari biasanya cenderung lebih mudah diselamatkan karena masih bisa bertumbuh.

Nutrisi yang dimaksud berupa pupuk cair yang menguatkan tanaman kentang sehingga bisa tetap hidup dan segera dipanen.

Akan halnya lereng di kawasan dataran tinggi Dieng tanaman masih terpantau bersih dari bun upas. Jika lereng yang berada di bawah kawasan pemukiman sudah ikut membeku, maka dipastikan suhu di permukiman bisa makin rendah lagi hingga di bawah 0 derajat Celcius.

Kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

Pada kondisi puncak kemarau saat ini, di Jawa dan beberapa tempat yang berada pada ketinggian, terutama di daerah pegunungan, diprediksi mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 derajat Celsius. Hal ini disebabkan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang dari pada dataran rendah sehingga sangat cepat mengalami pendinginan, lebih-lebih pada saat cuaca cerah tidak tertutup awan atau hujan. Sehingga menimbulkan suhu dingin.

Uap air di udara akan mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput.

Air embun yang menempel dipuncak daun atau rumput akan segera membeku yang disebabkan karena suhu udara yang sangat dingin, ketika mencapai minus atau nol derajat. Di Indonesia, beberapa tempat pernah dilaporkan mengalami fenomena ini, yaitu daerah dataran tinggi Dieng, Gunung Semeru dan pegunungan Jayawijaya.

Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa fenomena aphelion tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan suhu di Indonesia. Sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap informasi yang menyatakan bahwa akan terjadi penurunan suhu ekstrem di Indonesia akibat dari aphelion.
Planet-planet di tata surya kita mengorbit Matahari dan orbit dari beberapa planet adalah lingkaran yang nyaris sempurna, tetapi yang lain tidak. Beberapa orbit yang berbentuk lebih seperti oval atau elips. Jika orbit sebuah planet adalah lingkaran, matahari berada pada titik pusat lingkaran itu. Jika, sebaliknya, orbit yang elips, matahari berada pada titik yang disebut “fokus” dari elips, yang tidak persis sama sebagai pusat.

Karena Matahari tidak di pusat orbit elips, planet bergerak lebih dekat ke arah dan lebih jauh dari Matahari seperti orbit. Tempat di mana planet terdekat dengan matahari disebut perihelion. Ketika planet ini terjauh dari matahari, itu pada aphelion. Kata-kata “aphelion” dan “perihelion” berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani, “Helios” berarti Sun, “peri” berarti dekat, dan “apo” berarti jauh dari.

Ketika Bumi berada di perihelion, sekitar 147 juta km (91 juta mil) dari Matahari. Ketika berada di aphelion, adalah 152 juta km (hampir 95 juta mil) dari Matahari. Bumi adalah sekitar 5 juta km (lebih dari 3 juta mil) lebih jauh dari Matahari pada aphelion dari pada perihelion!

Beberapa orang berpikir bahwa ini adalah mengapa kita memiliki musim, tetapi mereka salah. Mencapai bumi perihelion, pendekatan yang paling dekat dengan Matahari dan saat Anda mungkin berpikir itu harus hangat, pada bulan Januari – tengah musim dingin di belahan bumi utara! Perbedaan jarak bukan penyebab musim kita. Sebaliknya, musim disebabkan oleh kemiringan sumbu bumi.

Beberapa planet memiliki orbit yang membentang begitu jauh. Pluto, misalnya, lebih jauh dari Matahari di aphelion daripada di perihelion. Para astronom mengatakan bahwa orbit elips memiliki eksentrisitas tinggi, yang artinya adalah panjang dan kurus, tidak bulat seperti lingkaran. 

Asteroid, komet banyak, dan pesawat ruang angkasa beberapa juga mengelilingi Matahari dalam orbit elips. Mereka semua memiliki titik perihelion dan aphelion sepanjang orbitnya. Apa pun menyusul elips orbit bergerak tercepat di perihelion dan paling lambat di aphelion.

Jika suatu benda orbit sesuatu selain Matahari, kita tidak menggunakan istilah perihelion dan aphelion. Satelit yang mengorbit bumi (termasuk bulan!) Memiliki titik dekat disebut perigee dan apogee disebut titik jauh.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT