Evolusi Mental Sampah Plastik (digunakan 25 Menit Hancur 500 tahun) Indonesia bebas sampah di 2020 dapat terwujud.

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Evolusi Mental Sampah Plastik (digunakan 25 Menit Hancur 500 tahun) Indonesia bebas sampah di 2020 dapat terwujud.
Ya, Sampah plastik merupakan permasalahan Indonesia dan juga dunia.
Rata-rata kantung plastik hanya digunakan dalam waktu 25 menit. 
Tetapi untuk hancur dan terurai di alam dibutuhkan hingga 500 tahun.
Ini kemudian menjadi masalah yang serius. 

Dampak negatif sampah plastik tidak hanya merusak kesehatan manusia, membunuh berbagai hewan, tetapi juga merusak lingkungan. 

Karena itu, jika tidak dikelola secara serius, pencemaran sampah plastik tentunya akan sangat berbahaya bagi kelanjutan bumi itu sendiri.

REVOLUSI MENTAL
Revolusi mental digagas pertama kali oleh Presiden Soekarno pada 1957 dan dicanangkan kembali oleh Presiden Joko Widodo. 

Apakah salah satu implementasi revolusi mental ialah program 'kantong plastik berbayar' yang diujicobakan pada 21 Februari-5 Juni 2016 di toko ritel di 23 kota dengan tujuan mengurangi jumlah sampah plastik yang sangat sulit terurai di alam?

Dengan harga minimal Rp200 per satu kantong plastik, pada periode awal tentu dibeli konsumen untuk membawa belanjaan. 

Walaupun, jika terjadi kemungkinan bersitegang antara konsumen dan kasir, kantong plastik diberikan tanpa berbayar. 

Hal itu menjadikan misi meminimalkan volume sampah plastik mungkin menjadi kurang maksimal.

Meski demikian, program kantong plastik berbayar yang digagas berdasarkan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) No. 60/ PSLB3-PS/ 2015 dengan melibatkan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) merupakan langkah besar dan revolusioner. 

Embrionya, kantong plastik berevolusi ke bentuk dan material lebih baik dan ramah lingkungan.

Metamorfosis ini meningkatkan kreativitas dan inovasi masyarakat, UMKM, dan pengusaha untuk membuat produk kantong ekonomis, menarik, berwawasan lingkungan, aman dipakai berkali-kali, dan dapat didaur ulang.

Kebijakan membayar kantong plastik memacu masyarakat mendayagunakan kantong plastik bekas, kantong kain, atau keranjang belanja yang sering dimanfaatkan ibu-ibu dahulu. 

Tujuan akhir ini mungkin dapat dipadu dengan nilai-nilai esensial revolusi mental, disesuaikan dengan kondisi nyata yang terjadi di masyarakat dan negara tercinta.

Perilaku Nyampah
Peningkatan jumlah penduduk dan dinamika pola konsumtif berdampak pada ragam jenis dan volume sampah. 

Metode pengelolaan sampah berwawasan lingkungan yang belum sesuai menjadikan sampah sebagai permasalahan nasional, sehingga tindakan terkait lainnya perlu dilakukan terpadu dan komprehensif dari hulu ke hilir.

Tujuannya memberikan manfaat ekonomi, sehat-aman bagi masyarakat dan lingkungan, juga dapat mengubah perilaku dan karakter masyarakat pada sampah, yang tertera di UU RI No 18/ 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Sering terjadi perilaku membuang sampah yang tidak bijak-bertanggung jawab dari sebagian masyarakat dan strata pendidikan. 

Bahkan generasi prasekolah dan tingkat dasar sebagai penerus bangsa terbiasa nyampah walaupun sudah diberi pengetahuan kebersihan dan kesehatan terkait sampah di sekolah/ rumah.

Meme 
'Siapa bilang dia tukang sampah? Dia petugas kebersihan
dan 
'Ini nich... baru namanya tukang nyampah
merefleksikan kebiasaan dan sikap masyarakat pada sampah.

'Darurat Sampah' wajar disematkan berdasarkan penelitian Jenna R Jambeck dari University of Georgia bahwa:
Indonesia merupakan negara kedua di dunia yang memasukkan plastik ke laut. 
Fakta ini tertera dalam artikel:
Plastic Waste Inputs from Land Into The Ocean di jurnal Science terbitan 2015.

Program Aksi Aktif
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 21 Februari 2016, yang dihadiri Menteri LHK Siti Nurbaya di Bundaran HI, Jakarta, dijadikan momentum program kantong plastik berbayar.

Bahkan, relawan HPSN mencanangkan lebih dahulu gerakan:
Mari Bergerak untuk Indonesia Bebas Sampah 2020, 
aksi serempak pemerintah pusat-daerah, organisasi/ swasta, komunitas, tokoh, figur publik, juga media dan individu yang peduli persoalan sampah. Kegiatan aktif ini berupa kerja bakti di titik-titik strategis.

Sampah yang terkumpul dipilah-pilih untuk didaur ulang dan dilokasikan atas rekomendasi pemda setempat yang selanjutnya bermuara ke diskusi, kegiatan interaktif-edukatif, dan peningkatan penyadartahuan masyarakat terkait perihal sampah.

Dibutuhkan program aksi selanjutnya dari pemerintah pusat-kelurahan/ desa, diteruskan ke RW-RT serta sekolah dan perguruan tinggi. 

Tujuannya untuk perubahan dan membangun karakter seluruh komponen masyarakat untuk peduli-bijak terhadap sampah.

Bukti nyata ialah individu-individu membuang satu bungkus plastik permen, puntung rokok, dan kantong plastik ke jalan atau sungai.

Jumlah sampahnya dapat dihitung bahwa 100 orang di setiap kota/ kabupaten nyampah jenis tersebut per minggu atau hari.

Untuk mengubah perilaku ini, sangat perlu ditanamkan kepribadian terutama sejak usia dini mengenai etos-disiplin, kemajuan, taat hukum dan aturan, adaptif, kerja sama, dan gotong royong, serta berorientasi pada kebajikan publik dan kemaslahatan umum yang selaras dengan nilai-nilai esensial revolusi mental.

Ke depan, tidak boleh ada lagi yang berujar, 
Ngapain buang sampah pada tempatnya, orang lain saja buang sampah seenaknya.

Harus ada rasa-karsa dari hati dan pikiran serta kemauan keras memelihara, memiliki, dan bertanggung jawab bersama terhadap jalan, sungai, dan lahan-permukiman di setiap wilayah RW-RT, juga laut, pantai, pesisir, hutan, dan gunung hingga lokasi wisata, sehingga memudahkan implementasi bersih dari sampah.

Selain meningkatkan budaya bangsa bekerja keras-cerdas dan karakter gotong royong. 

Bukti sahih ialah gerakan 'saemul undong', yaitu: 
Pembangunan bangsa dari desa terutama pemeliharaan jalan dan sungai di Korea Selatan, yang patut dicontoh demi upaya untuk hidup lebih baik.

Kementerian di bawah Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, KLHK, Kementerian Dalam Negeri, lembaga terkait, serta relawan HPSN dan mitra kerjanya berkolaborasi untuk program aksi aktif ini.

Pemuka agama menyampaikan pesan dan arahan aktif di antara khotbah pada ibadah berjemaah agama masing-masing di setiap minggunya. 

Semua agama mengajarkan umatnya bersikap ramah dan memelihara lingkungan.

Butuh dana besar untuk program aksi aktif ini. Masyarakat, BPK, dan KPK, lembaga, dan institusi terkait serta organisasi yang berhubungan dengan pengawasan keuangan harus mengawal program ini, agar dananya tidak sia-sia dan berhasil efektif-efisien untuk perubahan karakter bangsa sesuai Pancasila yang bersikap peduli-bijak pada sampah.

Pada program aksi aktif terhadap sampah yang konsisten dan berkesinambungan, bersinergi dengan kegiatan serempak relawan HPSN dan program kantong plastik berbayar, harus diterapkan denda-sanksi tegas-konsisten kepada pelanggar buang sampah sesuai aturan dan perundang-undangan.

Terlepas dari sinergi ketiga program itu merupakan implementasi revolusi mental, seluruh komponen bangsa harus berpandangan optimistis bahwa Indonesia bebas sampah di 2020 dapat terwujud.
(Sumber gambar: Sampah Plastik)
Berikut adalah beberapa penemuan menarik yang setidaknya berusaha untuk mengurangi jumlah limbah plastik.

1. Mikroba Pengurai Sampah Plastik
Seperti yang kita ketahui, untuk menguraikan plastik diperlukan waktu yang sangat lama (bisa puluhan bahkan ratusan tahun). 

Maka untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, banyak para peneliti di berbagai belahan dunia berusaha untuk mencari bakteri yang dapat mengurai PET atau Polyethylene Terephtalate (bahan umum pembuatan plastik) dengan cepat.

Beberapa tahun berlalu dan kini peneliti dari Jepang telah berhasil menemukan bakteri yang dapat mengurai plastik yang terbuat dari PET. 

Tim peneliti tersebut dipimpin oleh Dr. Kohei Oda dari Kyoto Institute of Technology dan Dr. Kenji Miyamoto dari Keio University

Mereka memberikan nama Ideonella sakaiensis kepada bakteri tersebut.
Mikroba jenis ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2016. 

Berawal dari ditemukannya mikroba yang berevolusi dengan memakan limbah plastik di pembuangan limbah pabrik di Jepang.

McGeehan bersama tim peneliti yang tergabung dalam Laboratorium Energi Terbarukan Nasional (NREL) di bawah Departemen Energi AS sedang menyelidi struktur Kristal Enzim PETase

Enzim ini membantu mikroba ideonella sakaiensis saat mengurai botol plastik PET (Polietilena terephtahalate) di Jepang yang secara tak sengaja membuatnya terurai lebih cepat.

2. Peralatan makan dari dedak gandum
(Sumber gambar: solusi-atasi-limbah-plastik)
Peralatan makan ini diproduksi oleh Bioterm. Sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan makan biodegradable berbahan dasar dedak gandum.

Penemuan ini cukup unik karena menggunakan bahan dasar alami sehingga peralatan makan produksi Biotrem dapat terdekomposisi dengan sendirinya dalam kurun waktu 30 hari. 

Walaupun terbuat dari bahan alami, tapi produk Biotrem tetap memiliki sifat yang kuat, keras, dan juga tahan panas.

3. Ooho!
(Sumber gambar: Ooho!)
Ooho merupakan air minum dalam kemasan namun dengan wadah yang dapat langsung dikonsumsi. 

Wadah Ooho mudah terdegrasi dan aman untuk dikonsumsi karena terbuat dari ekstrak rumput laut.
(Sumber gambar: edible-water-bubble-ooho)
Ooho terbuat dari bola air yang sebelumnya telah dibekukan lalu diselimuti dengan suatu membran yang terbuat dari sodium alginat dari alga coklat dan kalsium klorida. 

Wadah Ooho akan mulai membusuk dan terdegradasi 4-6 minggu setelah waktu diproduksi. 

4. Sedotan dari rumput liar
Inovasi sedotan ramah lingkungan terbaru dibuat seorang pria Vietnam bernama Tran Minh Tien

Ia mampu mengubah rumput liar menjadi sedotan yang umumnya berbahan plastik.
(Sumber gambar: sedotan-ramah-lingkungan)
Terungkap kalau rumput yang digunakan bukanlah rumput biasa, melainkan jenis spesifik yaitu Rumput Lepironia Articulata

Rumput ini tumbuh di lapangan Mekong Delta di Vietnam.
(Sumber gambar: Sedotan Alami dari Rumput)
Jenis rumput panjang dengan batang berlubang ini sangat mudah ditemukan karena merupakan tumbuhan liar di lahan basah Vietnam. 

Meskipun dengan bahan alami, sedotan ini bisa memiliki waktu daya tahan yang cukup lama. 

Sedotan yang masih segar ini bisa disimpan dalam lemari es sampai dua minggu dan satu minggu pada suhu ruangan. 

5. Sedotan lainnya yang non-plastik
Kalau ini merupakan saingan inovatif dari sedotan rumput liar, yaitu sedotan dari logam, kaca, jerami, bambu, akrilik, kertas, dan silikon.

Ini sedotan dari logam,

Ini sedotan dari kaca

Ini sedotan dari bambu

Ini sedotan dari jerami

Ini sedotan dari akrilik

ini sedotan dari kertas

Nah, kalau yang ini sedotan dari silikon

6. Sedotan dan cangkir yang dapat dimakan
Inovasi ini diciptakan oleh Loliware. 
Loliware didirikan pada tahun 2015 oleh Chelsea Briganti dan Leigh Ann Tucker setelah mengetahui fakta bahwa tiap tahun ada sekitar 33 miliar unit cangkir plastik berakhir di tempat penampungan sampah.

Mereka memilih bahan dasar dari rumput laut. Karena bisa dimakan maka sedotan ini pun diberikan berbagai macam aneka rasa yaitu dari jeruk, vaniila dust, rose quartz, heliotrope, sparkling ocean dan lainnya.
(Sumber gambar: edible-cups)
Tentu saja terobosan ini bisa membuat cafe dan resto bisa membantu mengurangi sampah plastik ke depannya, selain membantu untuk menjaga lingkungan tentu saja hal unik tersebut bisa menarik pembeli dengan sedotan yang bisa di makan.
(Sumber gambar: Sedotan Bisa dimakan)

7. Kantong kresek dari singkong
(Sumber gambar: This Cassava-Based Plastic)
Untuk mengatasi dampak kantong plastik yang dibuang ke lingkungan, sebuah perusahaan Indonesia bernama Avani telah membuat tas sekali pakai yang sebenarnya terbuat dari Singkong. 

Tas Bio-Cassava ini mengandung 0 % plastik dan dibuat dari pati singkong sehingga dapar hancur dalam waktu 2 bulan.

Demikian beberapa penemuan menarik untuk meminimalkan dampak dari sampah plastik yang meresahkan dunia. Semoga kita semakin sadar dan peduli akan bahaya sampah plastik yang makin mengkhawatirkan dunia.

Catatan Kaki
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT