Legenda Tiga Dewi Pantai Selatan

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Legenda Tiga Dewi Pantai Selatan
Raja-raja di semua Nusantara pernah bersinggungan dengan penguasa laut Kidul (Selatan). 

Serta mereka berikut yang jadikan raja-raja itu sebagai budak nabsu. 

Konon, di antara penguasa itu ada yang datang dari titisan Dewi, serta namanya Dewi Nawangwulan.  

Ketiga penguasa laut itu adalah:
  1. Ratu Kaditha atau Dewi Kaditha, 
  2. Putri Nawangwulan atau Ratu Pantai Selatan, dan
  3. Putri Ular atau Dewi Blorong. 
Jauh sebelumnya ada cerita Joko Tarub serta Nawangwulan, di negeri awan, yakni negeri beberapa Dewa-Dewi, ada satu kerajaan langit. 

Kerajaan langit itu di pimpin oleh seseorang Ratu. Ratu itu bernama Dewi Sekarwatimara atau Dewi Naga Selatan atau Dewi Kidul. Dari namanya, Dewi Sekarwatimara berbadan 1/2 manusia namun 1/2 ular. Dewi Sekarwatimara termasuk juga kelompok bangsa jin. 

Dewi Sekarwatimara mempunyai tiga orang putri. Semasing mempunyai sukma sejati Ular Kobra, Naga Hijau serta Ular Sanca. 

Ketiga putri bangsa jin itu mempunyai karakter serta perwatakan yang tidak sama. Dewi Rara Panas atau Dewi Rara Kidul yaitu Dewi yang berparas cantik serta mempunyai kemiripan dengan ibunya Dewi Naga Selatan yang berbentuk welas asih serta bijaksana. 

Sesaat Dewi Ningrum yaitu ratu yang berwatak dingin serta lemah lembut, tokoh ini tidak sering di kenal oleh manusia. Sebab dianya tidak sering tampak didunia alam manusia.

Sedang saudara tuanya bernama Dewi Blorong. Ciri-ciri Dewi Blorong keras serta jahat. Blorong di kenal begitu digdaya serta jadi ratu penguasa pengetahuan kegelapan. 

Dialah Dewi dari semua lelembut yang menebarkan pengetahuan kekebalan, pengetahuan kesaktian, pengetahuan santet dsb. Dewi Blorong jadi penyebabnya semua bentuk kekacauan di alam manusia. 

Umumnya beberapa pelaku spiritual senantiasa digoda serta didapati oleh bangsa lelembut seperti Dewi Blorong ataupun Dewi Rara Panas. Sedang Dewi Ningrum sangat tidak sering menampakkan diri pada manusia. 

Tersebutlah nama Dewi Kaditha. Dia yaitu putri raja dari ratu di jaman Kerajaan Sunda Kuno yakni Prabu Munding Wangi. Dewi Kaditha awalannya begitu cantik. Lihat kecantikan putri Prabu Munding Wangi itu, banyak punggawa yang jatuh hati. Tetapi cinta mereka tidak diterima. 

Banyak orang yang patah hati. Jadi, digunakanlah pengetahuan teluh. Dewi Katidha diguna-gunai dengan pengetahuan hitam. Kontan, sekujur badan Katidha bersisik, berbau amis serta busuk. 

Tabib istana tak ada yang dapat menyembuhkan penyakit putri Raja Munding Wangi. Luar negeri juga dijelajah untuk memperoleh tabib serta obat untuk Dewi Katidha. Rasa putus bikin Dewi Katidha melarikan diri dari istana. Dia lalu jalan tanpa ada arah maksud, sampai sampailah ia di satu tebing samudra yang ombaknya bergelombang begitu dahsyat. 

Ditempat itu ia duduk termenung seseorang diri. Dalam lamunanya, Dewi Katidha mendengar nada bisikan. Serta nyatanya nada bisikan itu datang dari Dewi Blorong. 
Hai Dewi Kaditha, saya dapat mengobati penyakit yang engkau derita. Bahkan juga menganugerahkan kemuliaan padamu, asal engkau ingin jadi pengikutku.
kata Blorong. 
Bila engkau terima tawaranku, engkau mesti menceburkan diri ke samudra di depanmu.
perintah Blorong.

Tanpa ada fikir panjang, Dewi Katidha segera menceburkan diri kedalam gulungan ombak yang menggegar. Badan Dewi Katidha hilang tersapu ombak yang dahsyat. Dia lalu jadi Ratu Alam Gaib yang kuasai selama pantai selatan di pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. 

Satu makam memiliki ukuran besar di Karanghawu, Sukabumi, Jawa Barat adalah bukti kematian Dewi Katidha sesudah terjun kedalam laut serta bertukar bentuk halus. Jiwanya masuk ke alam lelembut, alam kajiman serta jadi anak angkat Blorong.

Jaka Tarub Serta Nawangwulan
Narasi penguasa laut selatan tak berhenti hingga di situ. Nawangwulan, Dia anak dari Ratu Atas Angin. Pada tiap-tiap malam purnama tiba, Putri Nawangwulan turun ke dunia serta mandi di satu telaga berbarengan ke tujuh saudara-saudaranya. 

Dari ke Tujuh bersaudara Putri Nawangwulan tampak paling cantik. Terkecuali cantik, Nawangwulan juga begitu baik hati. Mereka bersenang- suka, tertawa bergembira ria. 

Tanpa ada mereka sadari ada sepasang mata Jaka Tarup mengintip dari semak-semak. Jaka Tarup begitu nikmati senda gurau serta lekuk badan Dewi-dewi Atas Awan yang tengah mandi itu. Sembari nikmati panorama yang langka, otaknya memikirkan sembunyikan selendang serta baju satu diantara bidadari. 

Tibalah waktunya beberapa bidadari itu untuk kembali terbang ke angkasa melalui pelangi. Enam bidadari sudah siap dengan membentangkan selendangnya. 

Tetapi seseorang putri masihlah repot mencari-cari, di manakah selendang yang ia tempatkan. Alangkah masgulnya Nawangwulan waktu tahu selendang serta bajuya tak ada di tempatnya. 

Selendang itu adalah baju sebagai alat terbang untuk kembali pada khayangan. Namun saat ini selendang itu raib. Ke enam orang saudaranya tidak bisa menanti lama. Mereka selekasnya terbang meninggalkan Nawangwulan dalam kondisi menangis.

Pada akhirnya ia mengadu serta menangis sejadi-jadinya di satu akar pohon besar. Dari pinggir telaga yang tidak jauh dari tempat bersimpuh Nawangwulan, Jaka Tarub mengambil peluang. Pria itu merayu sang putri supaya janganlah sangat bersedih serta berduka. Lantaran ia bersedia membantu, berikan baju serta rumah. Sudah pasti dengan memberi harapan pada Nawangwulan untuk dapat temukan baju serta selendangnya supaya ia dapat kembali pada khayangan.

Jaka Tarub tidak mau dituduh kumpul kebo oleh masyarakat desa. Karena itu dia mengajak menikah Nawangwulan. Itu juga sebagai syartat pernikahan supaya bisa tinggal serumah. 

Satu saat, Nawangwulan sukses temukan selendang kepunyaannya di satu guci dalam satu kamar terlarang. Terlebih dulu Jaka Tarub berpesan supaya dianya tak masuk satu diantara kamar dirumah mereka tinggal. Kamar itu senantiasa terkunci apabila ada Jaka Tarub, Nawangwulan tidak diijinkan mendekati kamar itu apalagi memasukinya. 

Waktu itu Nawangwulan penasaran saat Jaka Tarub pergi, ia punya niat memasukinya. Tanpa ada diduga ia temukan baju serta selendang langitnya. Lalu Nawangwulan juga menyiapkan diri kembali pada telaga untuk terbang menuju angkasa menuju keraton Ratu Atas Angin. Dari pernikahan itu, Nawangwulan serta Jaka Tarub sudah dikaruniai seseorang anak lelaki berumur 1 th.

Sesungguhnya sang putri berat meninggalkan anaknya satu-satunya. Tetapi rasa kangennya pada keluarga Atas Awan mengharuskan pilih satu pilihan. Yakni meninggalkan suami serta anak buah cinta mereka. 

Sepeninggal Nawangwulan, Jaka Tarub jadi sedih. Ia lari sembari menggendong anaknya, memohon pada Nawangwulan untuk tinggal sebagian saat lagi berbarengan mereka. 

Pertemuan serta perpisahan senantiasa membuahkan gejolak perasaan. Pertemuan dengan ibunya di Kerajaan Awan begitu mengasyikkan hati Nawangwulan. 

Sayangnya di segi lain, dianya mesti berpisah dengan suami serta anaknya. Dua kondisi itu jadi kebimbangan untuk istri Jaka Tarub. Setelah itu, dengan membulatkan tekad Nawangwulan memohon ijin pada Ratu Atas Awan untuk turun kembali pada bumi untuk menjumpai suami serta anaknya. 
Sekali lagi anda turun ke bumi anakku, engkau tak aka dapat kembali pada khayangan lagi.
demikian kata Ratu Atas Awan. 
Engkau bakal jadi manusia selama-lamanya. Engkau bakal alami sakit serta kematian. Anakku, engkau bakal hidup didunia sepanjang 35 th. serta anakmu juga tak lama hidup didunia, ia hidup cuma hingga remaja. Serta nantinya, sesudah engkau alami kematian, dirimu bakal jadi anak angkat dari Blorong. Dirimu bakal jadi penguasa lautan di lokasi Jawa Tengah serta sekitarnya.
kata Ratu Atas Awan. 
Dan anak semata wayangmu itu, ia bakal turut dirimu. Bila telah bulat tekatmu, bunda bakal antarkan saat ini turun ke bumi. Namun satu hal yang saya kehendaki, janganlah kau lupakan ajaran leluhur kita.
pesan Ratu Atas Awan. 

Dengan berlinang airmata, Nawangwulan mencium tangan ibundanya. 
Anakmu memohon restu bunda. Serta berilah hamba bekal pengetahuan untuk hidup di alam manusia yang dapat hamba gunakan setiap saat dalam kondisi yang genting.
pinta Nawangwulan pada ibunya. 

Dengan 50 ribu bala tentara serta kereta kencana yang ditarik 4 ekor kuda terbang, Nawangwulan turun ke bumi. Ia turun di dekat satu telaga, dimana tempat pertama berjumpa dengan Jaka Tarub. Nawangwulan turun serta ditinggal sendiri. Setelah tiba ditempat itu, selekasnya ia menuju ke tempat tinggal untuk berjumpa dengan suami serta anaknya.

Rasa bahagia terbayang dalam hati serta fikirannya. Dengan tergesa-gesa Nawangwulan mendatangi tempat tinggal Joko Tarub. Sesampai dirumah, dianya cuma lihat seseorang anak umur enam th. tengah bermain seseorang sendiri. Dia ajukan pertanyaan pada anak itu yang tidak lain anaknya. 
Kemana bapakmu, Nak? 
Anak itu menjawab dengan pandangan mengagumi akan bercampur bingung. 
Ayahku tadi tengah ada di sawah. Mungkin saja saat ini tengah mengajarkan beladiri pada beberapa pemuda desa.
kata anak itu. 
Nawangwulan menangis hati dalam hati. Mau rasa-rasanya ia memeluk namun ia takut. 
Ya telah, saya tunggulah disini hingga bapakmu pulang.
kata Nawangwulan. 
Kenalkan nama saya Ibu Nawangwulan.
kata Nawangwulan mengulurkan tangannya mendekati anaknya. 
Oh, ini yang pernah dikisahkan ayah. Kalau saya memiliki ibu datang dari langit, bukanlah datang dari bangsa manusia, namun datang dari alam lain.
kata Rangga, demikian umum ayahnya memanggil nama anak itu. 

Putri Nawangwulan kaget dan tidak diduga kalau bapaknya sudah menceritakan ikhwal dianya. Dipeluknya Rangga erat-erat dengan menahan tangis. Nawangwulan terasa baru sebagian bulan meninggalkan suami serta anaknya. Namun anak itu saat ini sudah tumbuh demikian besar. 

Rasa rindu bikin ke-2 makhluk ibu serta anak ini bercanda dengan riangnya. Sampai selang beberapa saat datanglah Jaka Tarub. Tahu kepulangan istrinya, hati Jaka Tarub seolah tersiram bunga surga.

Ratu Kidul Menikah Dengan Raja Jawa
Satu waktu Nawangwulan mengajak jantung hatinya bermain di pinggir satu pantai. Pantai itu terdapat di lokasi Jawa Tengah. Dianya mau tunjukkan pada putra tunggalnya untuk mengetahui alam. 

Tanpa ada ia sadari, nyatanya Nawangwulan tengah dipantau oleh Blorong serta panglimanya. Blorong tahu, satu waktu kelak wanita serta anak ini bakal jadi penguasa laut selatan. 
Sekarang belum waktunya.
kata Blorong pada panglimanya. 
Biarkan mereka nikmati hidup alam manusia ini dengan tenang, sampai tiba waktunya mereka melakukan takdirnya, jadi anak angkatku.
terang Blorong. 

Rutinitas itu dikerjakan Nawangwulan serta anaknya sampai sebagian lama. Nyaris sehari-hari mereka nikmati ombak, pasir serta pantai. Serta nyaris tiap-tiap ada di pantai itu, Blorong serta panglimanya senantiasa mengawasi ke-2 calon penguasa pantai selatan lokasi Jawa Tengah itu. 

Mencapai umur 20 th., Rangga mulai kerap jatuh sakit. Tak ada obat yang dapat bikin remaja itu sehat kembali. Lantaran kerap pikirkan penyakit sang anak, Nawangwulan jadi lupa mengurusi diri. Ia juga tidak ingin makan. Rutinitas itu mengakibatkan dianya jatuh sakit. Waktu tersebut Nawangwulan ingat bakal petuah ibunya Ratu Atas Awan. Kalau usianya akan tidak melebihi 35 th.. Serta anaknya bakal wafat dalam umur remaja. 

Putri Nawangwulan mengadakan kontak batin dengan ibunya. Memanglah tersebut jalan hidup untuk diri serta anaknya. Telah jadi suratan takdir apabila ia hidup di alam manusia serta jadi sisi dari manusia, dianya kan alami kematian. Kemudian dianya bakal hidup di alam jin dengan jadi anak angkat yang ke-2 untuk Blorong. 

Nawangwulan cuma dapat pasrah dengan nasibnya. Tidak berapakah lama sesudah lakukan kontak dengan ibunya, utusan Blorong datang menjemputnya. Utusan itu membawanya pergi menuju istana bawah laut. 

Dewi Blorong sudah menanti kehadiran arwah ibu serta anak itu di istananya. Dengan duduk di singgasananya Blorong terima Putri Nawangwulan. Untuk sebagian lama lalu Nawangwulan memperoleh pelajaran pengetahuan kesaktian serta kejayaan. Terkecuali dianya, Rangga juga memperoleh didikan Blorong yang nantinya disiapkan menolong ibunya dalam menggoda manusia. 
Saya Bunda, pengganti ibumu di angkasa.
demikian kata Blorong pada Nawangwulan. 
Aku sudah sampaikan beragam pengetahuan pada kalian berdua. Dengan pengetahuan itu, engkau mempunyai pekerjaan untuk membujuk bangsa manusia untuk jadi pengikutku.
terang Blorong. 
Carilah manusia yang lemah iman serta sampaikan mengenai pengetahuan politik kekuasaan serta kesaktian. Sudah pasti sesudah mereka menyepakai kesepakatan yang kita untuk buat manusia. Kesepakatan itu yaitu kalau manusia yang sudah memohon bantuanmu mesti menyerahkan anak keturunannya untuk mengabdi serta jadi sisi bangsa kita golongan lelembut.
pesan Blorong panjang lebar. 

Nawangwulan cuma menurut kehendak Blorong. Sesudah dua th. lamanya dia menimba pengetahuan dari Blorong, barulah ia di beri satu istana di samping istana Blorong. Ada larangan dari Blorong, kalau ia melarang pengikutnya menggunakan baju berwarna merah serta hijau di selama lokasi pantai kekuasaannya. Siapa saja yang melanggarnya bakal memperoleh hukuman dari Blorong. 

Tujuan pertama sebagai penganut serta penerima layanan Ratu Pantai Selatan yang berkuasa di Jawa Tengah yaitu seseorang senopati pada saat kerajaan Mataram, tepatnya di sekitaran lokasi pantai Jawa Tengah. 

Konon, saat tengah asik dalam peristirahatannya, mendadak laut berguncang keras. Guncangan ini bikin istana Nawangwulan kaget. Untuk tahu asal muasal guncangan, lantas dibukanya kaca Benggala pemberian Dewi Blorong. 

Sesudah tahu sebab musabab terjadinya guncangan istana bawah lautnya, Ratu Nawangwulan keluar dari istananya. Dihampirinya lelaki muda yang tengah bertapa diatas batu di pinggir tebing. 
Wahai, Senopati ada apa engkau mengganggu serta mengguncangkan istanaku. Apa yang anda kehendaki.
tegur Nawangwulan si Ratu Pantai Selatan. 
Wahai Ratu Penguasa Laut Selatan. Saya mau jadi Raja, dapatkah Ratu menolong saya untuk wujudkan hasrat saya.
kata senopati itu. 

Ratu Nawangwulan menyanggupi hasrat Senopati untuk jadi raja besar di Tanah Jawa. Namun dengan prasyarat. Pada akhirnya pertapa yang senopati itu menikah dengan Nawangwulan. Pernikahan tersebut sebagai prasyarat terkabulnya keingnan sang senopati. 

Kanjeng Ratu lantas membawa senopati ke istananya. Disana dikerjakan pesta pernikahan. Namun sebelumnya itu Ratu Nawangwulan melapor pada Blorong kalau dianya akan lakukan pernikahan dengan manusia. Sebab manusia itu berkemauan jadikan raja populer diri serta keturunannya di tanah Jawa. Hasrat itu disetujui oleh Blorong.

Pernikahan juga dilangsungkan dengan meriah. Kemudian Ratu Nawangwulan mengingatkan perjanjiannya pada senopati untuk bikin tempat spesial untuk dianya didalam istananya. 

Nawangwulan juga memohon pada senopati supaya anak-anak yang lahir kelak jadi pengganti dianya. Dengan hal tersebut semua anak keturunannya nantinya bakal jadi suami untuk Nawangwulan. 

Panembahan Senopati memiliki anak lelaki yang berbadan sukma dengan Ratu Nawangwulan. Anak ini diberi nama Rangga. Sedang sang senopati pada akhirnya mempunyai istana besar di Yogyakarta. 
☆☆☆☆☆
Demikianlah narasi tiga penguasa ratu pantai selatan. Ketiganya kuasai beberapa lautan. Mereka yaitu:
  1. Ratu Kaditha atau Dewi Kaditha, 
  2. Putri Nawangwulan atau Ratu Pantai Selatan, dan
  3. Putri Ular atau Dewi Blorong. 
Ketiga ratu berikut yang konon membuat banyak raja-raja kecil yang menyebar di nusantara. 

Serta mereka-mereka (raja) itu diwajibkan jadi suami dari:
  1. Puteri Nawangwulan, 
  2. Ratu Kaditha serta, dan
  3. Dewi Blorong. 
Bahkan juga anak keturunannya nanti-yang juga raja-akan menukar kedudukan bapaknya dengan jadi budak nabsu ketiga Ratu Pantai Selatan.

Ketiga ratu lelembut ini dapat kerap ada pada orang yang tengah lakukan penuntutan pengetahuan gaib. Karenanya untuk Anda, diinginkan waspada. 

Untuk siapapun yang tengah menuntut pengetahuan gaib, apabila salah mengambil langkah bakal merugikan sendiri serta anak cucu. Bahkan juga, bebrapa dapat masuk alam jin atau siluman, serta itu bakal mengubah takdir hidup kita.

Baca Juga:
  1. Legenda 20 Huruf Jawa Dengan 20 Sifat Tuhan Di Kitab Zabur 
  2. Legenda Gathotkaca (Dewanagari:घटोत्कच; IAST: Ghaá¹­otkacha) 
  3. Legenda Gunung Kemukus 
  4. Legenda Joko Kahiman 
  5. Legenda Kyai Modjo
  6. Legenda Panakawan 
  7. Legenda Tiga Dewi Pantai Selatan 
  8. Legenda Wirasaba 
  9. Simbol Kanyon/ Gunungan Di Pewayangan 
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT