Spiritual Alam Semesta

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Spiritual Alam Semesta"
Logo Komunitas Spiritual Alam Semesta

Pertikaian antar umat Islam karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung. 

Muncullah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. 

Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk. 

Mereka melakukan gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi yang sering kali menipu dan menjerumuskan.

Sisi psikologis (bathin) yang terdapat dalam ajaran-ajaran Kristen, Budha, dll sebaiknya tidak menafikan keberadaan Spiritual sebagai sisi psikologis (bathin) dalam ajaran Islam. 

Hal ini karena Islam adalah ajaran penyempurnaan sehingga tidak harus sepenuhnya baru dari ajaran-ajaran yang terdahulu. 
Adanya sisi bathin dalam ajaran-ajaran yang sebelumnya ada malahan memperkuat status Spiritual karena tentunya harus Ada Garis Merah antara agama-agama yang besar, karena kemungkinan besar ajaran-ajaran tersebut dulunya sempat benar, sehingga masih ada sisa-sisa kebenaran yang mirip dengan Spiritual sebagai sisi bathin (psikologis) dari ajaran Islam.
Cincin Sulaiman Madu Ki Paut Anomsari
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain ALLAH adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.(Quran, 29:41)
Dalam Spiritual, yang dimaksud pelindung dalam ayat ini juga termasuk pelindung secara psikologis, sebagaimana kita ketahui manusia banyak menggantungkan keberhargaan dirinya kepada dunia (seperti harta, jabatan, pasangan, teman, dll). 

Dalam Spiritual, keberhargaan diri hanya boleh digantungkan kepada ALLAH. 

Karena jika memang mereka percaya ALLAH adalah yang paling kuat dan berharga, maka menggantungkan kepada selain ALLAH adalah taghut (sesembahan). 

Inilah kenapa dalam Spiritualis, seorang Spiritualis (penempuh Spiritual) harus bisa menjadikan ALLAH sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan penghargaan dirinya. 

Dalam istilah lain, Spiritual adalah ajaran untuk mencapai Tauhid secara bathin (psikologis).
Keteraturan Alam Semesta
Mahluk cerdas planet Bumi, manusia, mempunyai kemampuan melihat berbagai keteraturan alam semesta.

Di alam semesta manusia melihat eksistensi keragaman organisasi materi dalam bentuk berbagai benda yang bercahaya seperti bulan, planet, bintang, nebula,  gugus bintang, galaksi, dan gugus galaksi.

Obyek langit tersebut merupakan contoh obyek langit yang menampakkan dirinya melalui cahaya dan bisa dideteksi dan dikenali melalui mata manusia atau teropong optik.

Ada gas hidrogen, ada bintang dan galaksi inframerah, ada bintang pemancar radio, ada galaksi radio keberadaannya hanya bisa diketahui melalui bantuan teropong inframerah dan teropong radio.

Bahkan ada Dark Matter, materi gelap yang keberadaannya diketahui tidak langsung, karena detektor yang ada belum bisa mendeteksinya. Keberadaannya diketahui dari adanya penyimpangan gerak Keplerian pada anggota galaksi yang berada jauh dari pusat galaksi.

Ada beragam materi yang tak terindera, karena sosoknya terlalu kecil atau karena fisik manusia tidak dilengkapi detektor untuk mengindera keberadaannya atau signal yang dipancarkan benda tersebut terlalu lemah untuk bisa diindera dengan detektor yang dipunyai manusia.

Selain itu sosok materi alam semesta yang megah ini baik yang berhasil atau belum/ tidak berhasil diindera manusia dikendalikan oleh “tangan-tangan ghaib” yang disebut dengan gaya.

Melalui karakter gaya itu akal manusia menjelajah pengembaraannya dalam dunia ilmu pengetahuan dan menggunakan pengetahuan itu untuk membuat karya teknologi dan seni.

Umat Islam memperoleh pengetahuan itu melalui al Qur’an, wahyu Allah yang disampaikan kepada Rasullulah, nabi Muhammad saw.

Sampainya wahyu Allah ini kepada umat manusia merupakan sebuah metodologi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dan alam semesta. Suatu “eksistensi kebenaran” yang tak dapat dicapai hanya dengan metodologi sains.

Al Qur’an merupakan suatu Eksistensi kebenaran di Lauh Mahfuzh yang disampaikan kepada manusia melalui cara terpercaya, komunikatif, dan terjaga.

Mengenal eksistensi kebenaran Al-Qur’an hanya dapat dicapai melalui sistem keimanan.

Keberadaan alam semesta diposisikan untuk membangkitkan berbagai kecerdasan manusia, diantaranya adalah kecerdasan spiritual yang dituntun oleh ayat-ayat Al-Qur’an sehingga berujung pada tingkat keimanaan manusia, sebuah ukuran tingkatan kedekatan manusia kepada sang Pencipta, Allah swt.
Guru Mursyid Tharekat Naqsyabandiyah
Tahapan Evolusi Kesadaran Spiritual di dalam NAQS Methode :
  1. Cahaya Ilahi Bersemi.
  2. Kesadaran sebagai Hamba Allah (Frekwensi Pribadi Manunggal dengan Frekwensi Ilahi).
  3. Kesadaran sebagai Khalifatullah Fil Ardhi (Turunnya Karunia Ilahi).
  4. Rahmatan Lil Alamin (Resonansi diri dengan alam semesta sebagai Rahmat bagi sekalian alam).
Meditasi Kesadaran Semesta adalah meditasi hening dengan menyelaraskan diri dengan kesadaran alam semesta. Hakikat meditasi ini adalah kita meresonansikan diri kita dengan frekuensi Dzikir atau Tasbihnya Alam Semesta.

Kita bergetar selaras dg getar tasbih alam, Kita berjamaah dengan alam semesta dalam memuja & memuji Allah.

Evolusi spiritual adalah proses terbukanya kesadaran manusia yang dilakukan secara bertahap, simultan, & kontinyu.

Di dalam NAQS Methode hal itu di lakukan dengan meresonansikan Hati & Pikiran dengan frekuensi Dzikirnya Allah SWT.

Ketika manusia sudah berkekalan dalam Dzikrillah, maka secara bertahap stratum kesadarannya akan mulai terbuka.

Yang semula hanyalah seorang manusia yang berderajat hewan, yaitu manusia yang hanya punya kesadaran jasmani saja. Ditingkatkan menjadi manusia yang mempunyai kesadaran spiritual.

Metode NAQS sangat berbeda dengan metode yang umumnya digunakan orang. Ciri khas dan keunikan NAQS Metode adalah pada penggunaan frekuensi Ilahi yang digunakan.

Frekuensi yang kami gunakan merupakan warisan dari Rasulullah Muhammad SAW yang diturunkan secara estafet via Guru Mursyid Tharekat Naqsyabandiyah. Bagi sebagian sahabat yang sudah pernah mempelajari Ilmu Hikmah, ketahuilah.

Frekuensi kami berbeda. Walaupun bacaannya, kaifiatnya, & metodenya sama.

Namun frekuensinya yang sungguh-sungguh berbeda.

Frekuensi NAQS adalah Frekuensi Ilahi yang sudah ada sebelum alam semesta diciptakan Allah SWT.

Inilah frekuensi tertua yang ada di alam semesta. Yang hanya diturunkan Allah SWT melalui para Nabi dan Rasul serta Ulama-ulama pewaris Nabi.

Dzikir Alam Semesta Dan Sains Islam
Al-Qur’an bukanlah kitab sains, akan tetapi ia satu-satunya kitab suci yang kaya dengan konsep-konsep seminal saintifik.

Kekayaan inilah yang mengilhami ilmuan-ilmuan muslim dahulu mengembangkan karya-karya sainsnya.

Bahkan rata-rata, ulama’ dahulu tidak hanya mengkaji ilmu-ilmu keislaman akan tetapi juga mempelajari sains, atau setidaknya mengenalnya sesuatu yang jarang kita temui di era kontemporer sekarang.

Orang pun belum banyak mengenal, bahwa al-Ghazali memiliki teori kedokteran atau al-Razi yang menulis berjilid-jilid buku kimia dan matematika.

Semua hal itu dibimbing oleh ayat-ayat saintifik dalam al-Qur’an.

Al-Qur’an hanya menyediakan konsep-konsep seminal, manusialah yang harus mengeksplorasi agar bermanfaat bagi kehidupan.

Karena pada dasarnya alam dan lingkungan diciptakan untuk membantu manusia menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di bumi.

Al-Qur’an telah menurunkan petunjuk, bahwa alam dan lingkungannya hendaknya dapat dipikirkan secara mendalam.
Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul-Nya yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.
(QS. Yunus: 101).

Salah satu fenomena alam yang diungkap oleh al-Qur’an adalah bahwa alam semesta ini selalu bertasbih kepada Allah Zat Pencipta. Satu hal yang cukup membuat kita takjub dan perlu bertafakur serta juga bertasbih adalah, ternyata seluruh alam semesta beserta isinya ini bertasbih secara kontinu kepada-Nya.

Allah SWT berfirman:
  1. Apa yang ada di langit dan bumi membaca tasbih. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24).
  2. Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi. (QS. Al-Jumu’ah:1).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menunjukkan bahwa alam semesta tidak berhenti berdzikir, hingga hari kiamat, seperti:
  • QS. Al-Anbiya’: 79 
  • QS. Al-Nur: 41, 
  • QS. Al-Hajj: 18 dan 
  • QS. Al-Ra’d:13.
Sebagai manusia awam, kita tidak mengetahui secara jelas bagaimana alam semesta itu membaca tasbih.

Bertasbih adalah membaca dzikir tertentu yang mensucikan Allah SWT dari hal-hal yang tidak pantas bagi-Nya.

Bacaan tasbih berfungsi mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kalimat tasbih juga mengandung pengertian hanya Allah saja yang patut dipuji dan disucikan Dzat-Nya.

Dalam konteks ini, tasbih adalah media untuk mentauhidkan-Nya.

Jadi, membaca tasbih berfungsi ganda yang saling berkait:
  • Fungsi Tauhidiy dan 
  • Fungsi Taqarrub. 
Hal ini mengandung pengertian, pendekatan diri kepada Allah mesti akan mencapai pada level keimanan.

Dengan kata lain, jika mendekatkan diri kepada-Nya akan tetapi level keimanan akan justru jatuh, maka ada problem dengan cara mendekat kepada-Nya.

Tugas Saintis
Tasbih dalam kaitannya dengan alam, baik langit, bumi dan seisinya sudah tentu menuntut untuk dipahami menurut cara pandang khusus.

Manusia tidak mudah membuka rahasia itu, akan tetapi substansi dan kontinuitas tasbih alam setidaknya dapat ditangkap secara riil dan konkret.
  • Bagaimanakah makrokosmos itu bertasbih? 
Para ilmuan memiliki beragam tafsir yang saling melengkapi.

Pergerakan gunung, gelombang laut atau metamorfosis binatang ada yang menafsirkan mereka bertasbih dan bersujud kepada-Nya.

Ada pula penelitian, asal muasal sinar kosmis oleh NASA.

Penemuan spektakuler adalah terdapat sinar radiasi dari Ka’bah –sebagai pusat.

Radiasi dari Ka’bah itu bahkan terusannya dapat ditemukan di planet Mars, panjang sinar itu tak berujung entah kemana.

Ada yang menduga, sinar itu hingga ke langit bumi tepatnya di Baitul Izzah. Wallahu a’lam. Yang menarik sinar radiasi dari Ka’bah tersebut memberi efek kepada penduduk sekitarnya.

Menurut penelitian, penduduk Makkah lebih sehat dan rata-rata umurnya lebih panjang dari manusia umumnya.
  • Apakah keajaiban sinar tersebut menjadi penyebab kelak Dajjal tidak bisa melihat kota Makkah sehingga tak mampu dimasuki? Hanya Allah SWT. Yang Maha Tahu.
Pelajaran yang bisa kita serap adalah, pergerakan alam tersebut sesungguhnya untuk kebaikan manusia.

Dzikir mereka kepada Allah tidak semata-mata untuk beribadah, karena mereka tidak memiliki kewajiban beribadah.

Akan tetapi dzikir itu sebenarnya agar manusia bisa menangkap keagungan Sang Pencipta.

Oleh sebab itu, perusakan alam, berarti sama saja menghentikan mereka untuk berdzikir – yang artinya, manusia tidak mau ‘mendengarkan’ tasbih dan sujud mereka untuk mengingat-Nya.

Selain itu, makna yang semestinya bisa ditangkap manusia adalah, ada perintah untuk meneliti rahasia alam.

Maka tugas ilmuan muslim adalah mengembangkan konsep-konsep seminal dalam Al-Qur’an untuk diterapkan menjadi sebuah sains terapan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan keimanan kaum muslimin.

Tujuan sains Islam bukanlah pragmatisme sebagaimana sains sekuler.

Sains Islam diimplementasikan dengan 3 fungsi utama :
1. Menambah Keimanan
Implementasi Siants harus dapat menambah keimanan kepada-Nya, taqarrub kepada-Nya dan memudahkan manusia menjalankan kehidupan.
2. Tidak Melakukan Rekayasa
Jika ada sains yang justru menjauhkan pada Allah, maka itu sesungguhnya bukanlah sains, tapi ‘rekayasa’ manusia sekuler.
3. Menciptakan Peradaban Islam
Saints menjadi fungsi utama yang harus diterapkan para ulama terdahulu dan saat ini untuk menciptakan peradaban Islam yang sesungguhnya.

Sangat banyak tata cara alam semesta bertasbih dan berzikir.

Untuk itu, saintis muslim wajib mengeksplorasi agar ada penemuan-penemuan sespektakuler yang menambah keimanan kita kepada Allah.

Anak didik perlu diajar adab terhadap alam sehingga lahirlah kelak al-Ghazali dan al-Razi baru di era kontemporer yang siap menyambut peradaban Islam yang bermartabat
MUKJIZAT PENCIPTAAN BUMI DAN ALAM SEMESTA
Allah menciptakan bumi dan alam semesta selama enam masa. Hal ini termaktub dalam firman-Nya dalam Alquran.
Dan sungguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun.
(Qs. Qaf: 38).

Dalam penciptaan bumi dan alam semesta sebagaimana di jabarkan dalam Firman Allah SWT, terdapat tanda–tanda Kekuasaan Allah dan Kemahabesaran-Nya.

Secara lebih detail lagi, Allah menjelaskan bahwa ia menciptakan bumi dan alam semesta selama enam masa atau periode. Di mana urutan masa tersebut terlihat jelas dalam Surat An-Nazi’at ayat 27 hingga 33.
Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? 
Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, 
dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang). 
Dan setelah itu bumi Dia hamparkan, darinya Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya, dan gunung-gunung. 
Dia pancangkan dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu.
(Qs. An-Nazi’at: 27-33).
Selain ayat di atas masih ada beberapa ayat lain yang secara jelas menggambarkan proses penciptaan bumi dan alam semesta. Dan, berikut ini beberapa ayat penciptaan bumi dan alam semesta oleh Allah yang wajib Anda ketahui.

Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat Ali Imran Ayat 190
  • Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat Ali Imran Ayat 191
  • (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat Al An’aam Ayat 11
  • Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat Al-An’aam Ayat 73
  • Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: Jadila, Lalu Terjafi, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat Al A’raaf Ayat 54
  • Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat At Taubat Ayat 36
  • Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi…
Ayat Penciptaan Bumi Dan Alam Semesta Yang Bersumber Dari Surat Al Anbiyaa Ayat 30
  • Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.

Menyatu Dengan Alam
Dalam hidupnya, manusia membutuhkan matahari, bulan, bintang, dan alam semesta lainnya. Lebih dari itu, manusia adalah makhluk yang hidup di bumi yang menjadi bagian dari jagat raya atau alam semesta.

Hidup manusia pun tidak dapat dipisahkan dengan alam semesta.

Sebagai makhluk yang tidak bisa dipisahkan dengan alam semesta hendaknya kita mampu menyatukan diri dengannya.

Caranya, yakni melakukan berbagai interaksi dengan alam semesta dalam berbagai kesempatan.

Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan kepada kita untuk menyatukan diri dengan alam. Hal ini terlihat dari diperintahkannya diri kita untuk mentadaburi alam semesta ini. Allah SWT berfirman,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. 
Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka. 
(QS Ali Imran [3]: 191).

Dalam ayat lain,
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Mahapemurah sesuatu yang tidak seimbang. 
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? 
Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.
(QS al-Mulk 67 : 3-4).

Perintah lain, kita diminta untuk merespons kejadian atau keunikan alam yang kita lihat atau kita hadapi.

Misalnya, ketika kita menyaksikan gerhana bulan, baik gerhana bulan maupun matahari, kita diperintahkan untuk berzikir dan melaksanakan shalat gerhana.

Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang, atau kehidupannya (kelahirannya). 
Jika kalian melihat gerhana maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah, dan shalatlah.
(HR Bukhari).

Ketika kita mampu menyatukan diri kita dengan alam semesta maka kita akan menyakini akan kebesaran dan keagungan Allah SWT yang membuat keimanan kita semakin kuat dan menumbuhkan rasa syukur kepada-Nya.

Selain itu, ketika kita menyatukan diri dengan alam semesta, sesungguhnya kita telah menyatukan zikir atau ketundukan kita dengan zikir atau ketundukkan alam semesta kepada Allah SWT. Sebab, alam semesta pun berzikir dan tunduk kepada-Nya.

Allah SWT berfirman,
Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar daripada manusia?
Dan, banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. 
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
(QS al-Hajj 22 : 18)


Dengan demikian, wujud dari penyatuan diri kita dengan alam semesta dapat direalisasikan dengan menadaburi alam semesta dan merespons setiap keunikan dan fenomen alam dengan doa, zikir, dan ibadah-ibadah lainnya. 

Apakah Anda siap untuk menyerap energi alam semesta untuk mewujudkan kesehatan dan kesuksesan hidup Anda? 
Jika Anda ingin mengaplikasikan cara menyerap energi alam semesta, maka tentunya diri Anda harus memancarkan energi positif. 
Tapi apakah benar-benar sesederhana itu? 
Menurut Fisika kuantum, segala sesuatu di alam semesta ini terdiri dari energi, termasuk diri kita sendiri. Medan energi yang ada di dalam diri kita menghubungkan kita dengan sumber energi di alam semesta dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Jika kita berpikir positif, medan energi kita lebih tinggi dan memancarkan frekuensi energi yang kuat. Tetapi ketika kita berpikir negatif, maka medan energi kita akan kacau dan frekuensi yang dipancarkannya pun lemah. 

Perlu Anda ketahui, energi yang kita pancarkan adalah seperti magnet! Setiap pikiran, perasaan, dan emosi dapat menggerakkan frekuensi energi kita yang menarik frekuensi sama untuk kembali pada medan energi kita (Hukum Bioelektromagnetik). 

Jadi jika Anda berpikir positif serta mau melakukan berbagai hal yang positif, maka Anda akan menarik energi positif juga.

Sebetulnya Anda tidak perlu menyerap energi yang ada di alam semesta ini. Karena sesungguhnya, energi di alam semesta juga sudah masuk dan mengalir di dalam tubuh Anda. Energi inilah yang selama ini dikenal dengan Bioenergi. Dengan memahami, menguasai dan memanfaatkan Bioenergi, akan memberi dampak besar untuk Anda dan orang lain di sekitar Anda. Jadikan ini sebagai bagian dari gaya hidup dimana Anda dan orang-orang di sekitar Anda mampu memanfaatkan Bioenergi untuk mewujudkan setiap harapan Anda dengan cepat dan mengatasi berbagai masalah yang ada.

SALAM DAMAI, SALAM RAHAYU ALAM SEMESTA
Baca Juga
  1. Spiritual Alam Semesta
  2. Spiritual Alam Semesta (ANASIR ASING)
  3. Spiritual Alam Semesta (Hakekat Guru Sejati)
  4. Spiritual Alam Semesta (Hukum Alam Semesta)
  5. Spiritual Alam Semesta (Konsep Raga Sukma)
  6. Spiritual Alam Semesta (Mengoleh Guru Sejati)
  7. Spiritual Alam Semesta (Ngaji Kitab Garing Lan Teles)
  8. Spiritual Alam Semesta (Pentingnya Guru Sejati)
  9. Spiritual Alam Semesta (Perjalanan Malam)
  10. Spiritual Alam Semesta (Tanda Pencapaian Spiritualitas Tinggi)
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT