Berapa Persen Kemungkinan Prabowo Akan Menang Di Pilpres 2019? Mengapa?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Berapa Persen Kemungkinan Prabowo Akan Menang Di Pilpres 2019? 
Mengapa?
Izinkan Bitter Coffee Park untuk menjawab pertanyaan ini. Ini murni dari perspektif Bitter Coffee Park yang subjektif tapi mencoba untuk sedikit objektif.

Bingung??????
Sama....😊😊😊😊😊

Jika kita membahas peluang Pak Prabowo untuk menang pilpres maka setidaknya juga membahas amunisi yang dimiliki Pak Prabowo.

Baiklah, Bitter Coffee Park Coba jabarkan satu-persatu:
Partai Pengusung dan Pendukung
Pak Prabowo diusung oleh 4 partai yaitu Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat. Selain itu, Pak Prabowo didukung dengan masif oleh FPI dan GNPF Ulama.

Gerindra akan sangat militan karena calon presiden dan wakilnya berasal dari partai mereka sendiri.

PKS memiliki kader yang militan, sayangnya dibeberapa daerah terdapat banyak kader PKS yang mengundurkan diri dan juga terdapat perpecahan internal PKS (Sohibul Iman dan Anis Matta). 

PKS juga memiliki masalah dengan Gerindra untuk menentukan wakil gubernur Jakarta pengganti Sandiaga Uno dan mengancam akan setengah hati mendukung Prabowo jika kursi wakil gubernur tidak diberikan kepada mereka.

PAN diprediksi sebagai partai yang mendapat efek coattail dari Sandiaga Uno. 

Tetapi menemui sedikit masalah internal dimana kader PAN dibeberapa daerah (terakhir Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan) malah mendeklarasikan mendukung pasangan Jokowi-MA.

Demokrat, partai ini cenderung tidak terlalu aktif dalam mendukung Prabowo. Demokrat ditolak oleh kubu petahana dan juga tidak terlalu harmonis dengan partai kubu Pak Prabowo. 

Terlihat hanya formalitas karena Demokrat secara resmi akan mengkampanyekan Pak Prabowo mulai maret 2019 dan lebih fokus kepada pemilihan legislatif. 

Terkesan mendukung Prabowo karena ada sangsi bahwa jika suatu partai tidak mengusung calon presiden maka partai tersebut dilarang untuk mengikuti pilpres selanjutnya.

FPI dan GNPF, merupakan ormas konservatif yang memiliki massa yang besar dan militan. 

Ormas FPI & GNPF merupakan salah satu kekuatan penting dan seolah-olah menjadi poros utama Prabowo karena saya melihat partai-partai pengusung mendadak menjadi bela agama.

Kekuatan Prabowo
Pak Prabowo memiliki basis massa di sumatera barat, jawa barat, banten dan tidak kalah terlalu jauh di jawa timur.

Massa yang dimiliki Pak Prabowo terbukti loyal, ini dibuktikan dengan acara PA 212. 

Terlepas tujuan dan konteks dari PA 212, acara yang diadakan berlangsung sangat ramai, damai, dan tertib. 

Hal ini menegaskan militansi dan kedewasaan pendukungnya.

Pak Prabowo di framing sebagai calon pemimpin yang membela agama sehingga akan menarik simpati untuk kalangan muslim terutama muslim konservatif.

Pemilihan cawapres Sandiaga Uno memiliki keuntungan tersendiri. 

Sandi digambarkan sebagai pengusaha muda yang sukses sehingga dianggap mampu untuk mengatasi ekonomi negara.

Perawakan Sandi yang atletis, rajin olahraga, dan energik mampu menimbulkan momentum pada kalangan emak-emak dan milenial.

OK OCE yang direvolusi Sandi menjadi One Kiai One Entrepeneurship akan mendatangkan simpati kelompok tertentu.

Dengan background Sandi diharapkan bisa mengambil suara sayap kiri atau swing voters.

Indonesia sedang menghadapi perang dagang US - Tiongkok dan hawkish-nya The Fed

Perang dagang ini dan Fed setidaknya akan mempengaruhi ekonomi Indonesia terutama kurs rupiah dan Current Account Deficit. Ini bisa jadi bahan untuk menggoreng kubu petahana.

Kekurangan Prabowo
Prabowo memiliki latar belakang negatif. 
Bitter Coffee Park tidak akan membahas ini karena para Sahabat Bitter Pemerhati Politik Indonesia sekalian pasti sudah bosan dengan poin ini.

Prabowo memusuhi media seperti Trump.
Prabowo sangat semangat dalam memberikan pidato sehingga secara sadar atau tidak menimbulkan ungkapan kontroversial.

Contoh ungkapan kontroversial Prabowo:
  1. Indonesia bubar 2030, 
  2. Tampang Boyolali, 
  3. Karyawan media yang tidak bisa belanja di mall, 
  4. Jumlah peserta 212 yang mecapai 11 jt, 
  5. Indonesia akan punah jika dia bukan Presiden, dll. 
Dari hal diatas silahkan para Sahabat Bitter untuk menilai sendiri.
Prabowo sering mengatakan bahwa Indonesia berada diarah yang salah, tetapi sangat minim sekali menjelaskan bagaimana detail caranya untuk ke arah yang benar versi pemikiran Prabowo.

Sejauh ini yang Bitter Coffee Park tau pribadi program Pak Prabowo seputar swasembada seperti orde baru, membangun infrastuktur tanpa utang, program-program tanpa utang, pengurangan pph untuk menaikan tax ratio, pembangunan kilang.

Program-program tersebut sebagian besar sudah mulai dilakukan kelompok sebelah seperti infrastuktur ada KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha), pengurangan pajak ala Pak Prabowo sudah mirip yang dilakukan tax amnesty Bu Sri Mulyani

Pembangunan kilang baru sudah mulai dikerjakan Pemerintah melalui Pertamina.

Kesimpulannya program-program Prabowo masih sedikit yang sifatnya baru.

Peluang Prabowo
Dengan dipindahkannya markas kubu Prabowo ke Jawa Tengah. 

Ini merupakan sinyal kalau kubu Prabowo siap bertarung dikandang mayoritas kubu Petahana. 

Tahun 2014 Prabowo kalah suara di Jawa Tengah dengan gap kurang lebih 6 juta suara.

Pak Prabowo tetap memiliki peluang untuk memenangkan pilpres 2019. 

Jika meminimalisir kelemahannya dan semakin kreatif untuk mengkampanyekan program dan menonjolkan kelebihan-kelebihannya.

Blunder Kubu Prabowo
Politik itu sangat dinamis sehingga kemungkinan Prabowo menang atau kalah sama besarnya. 

Meski dalam berbagai survei elektabilitas jarak keduanya masih jauh, namun beberapa Pilkada belakangan (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah) menunjukkan kampanye masif yang dilakukan mendekati hari-H dapat berdampak.

Blunder Kubu Jokowi
Faktor-faktor yang menurut Bitter Coffee Park, mendukung kemenangan Prabowo justru blunder-blunder kubu Jokowi. 

Dalam waktu dekat saja, ada beberapa pemberitaan yang beraroma negatif bagi petahana. 

Di antaranya:
  1. Pengurangan hukuman bagi Robert Tantular, pelaku tindak pidana korupsi.
  2. Pengurangan hukuman bagi Susrama, orang yang memerintahkan pembunuhan pada wartawan yang meliput kasus korupsi.
  3. Pejabat yang gagap memahami batas antara negara dan pemerintah hingga memunculkan pernyataan “Yang gaji kamu siapa? Pemerintah, kan?” dan “Jika bukan pendukung petahana jangan manfaatkan infrastruktur yang dibangunnya?”.
Menyita dan membakar buku-buku PKI tanpa melalui proses hukum yang semestinya, bahkan tanpa dibaca dulu isinya hanya berdasarkan dugaan semata. 

Jika ingin memusnahkan gagasan yang diwariskan PKI, justru buku-buku yang menyebutkan kejahatan-kejatahan PKI dan bantahan-bantahan atas ideologinya juga ikut terbakar. 

Oke, memang bukan itu tujuannya. 
Dan memangnya bisa ya ada tujuan seperti itu?

Menambah Lawan. 
Kubu Jokowi banyak bersuara negatif pada orang-orang yang menyatakan atau mempromosikan golput. 

Padahal jika melihat survei elektabilitas, dan mereka yang awalnya belum menentukan pilihan atau sudah memutuskan tidak memilih akan golput.

Serta pemilih kedua paslon sangat sedikit yang berubah pilihan.
Bukankah berarti mereka akan memenangkan pilpres?

Namun tampaknya BPN belum maksimal mengelola isu yang ada. 
Kesalahan-kesalahan petahana yang dampaknya pada negara tidak dikelola sebaik kubu Jokowi mengelola isu Ratna Sarumpaet, Indonesia bisa seperti Suriah (yang diartikan ingin ganti presiden + ingin negara berasas Islam = gerakan oposisi bersenjata, bukan aksi demonstrasi yang ditanggapi ofensif oleh aparat yang memunculkan aksi yang lebih besar dan massa aksi yang mempersenjatai diri menjadi tak terkendali kemudian memicu konflik ditambah banyak pihak ikut campur hingga sulit terurai lagi) dan sebagainya. 

Hal itu membuat elektabilitas keduanya masih berselisih dua digit.

Menurut Survey 
(Kemenangan Antara JOKOWI Vs PRABOWO)
Menurut survey selisih Jokowi dan Prabowo adalah 20% . Sangat sulit dikejar.

Ketika Pilpres 2014, hasil survey selalu ketat, seperti link ini:
Dan kenyatannya memang sangat ketat. Namun sekarang hasil survey menunjukkan selisih cukup jauh, termasuk dari Indo Barometer, yang pada 2014 menampilkan selisih 6% kini sudah menjadi 27%, seperti link ini:  
Dilihat dari sejarah diatas, hasil survey selalu benar.

Menurut Bitter Coffee Park
Pak Probowo bisa menang pilpres dengan persentase 40%.

Ini dikarenakan:
Banyak penyebab publik makin tak percaya oleh figur Prabowo.

Pertama, konsolidasi koalisi partai yang tidak solid. 

Kedua, gaya komunikasi politik Prabowo yang seringkali ketika berbicara data agaknya kurang tepat. 

Ketiga, (masih komunikasi politik), prabowo terlalu berapi-api sehingga abai atas relevansi yang ia sampaikan pada publik. 

Keempat, banyak kalangan purnawirawan militer yang merapat ke kubu Jokowi juga disinyalir besar membuat elektabilitasnya kian menurun. 

Sekian dari Bitter Coffee Park, Salam Hormat, Salam Secangkir Kopi Pahit.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT