Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Apakah Politik Agama Akan Terus Menguat Di Indonesia?
Dalam jangka panjang, mungkin saja IYA jawabanya.
Sudah diperlihatkan orang-orang yang dengan sesuka hatinya berbicara di luar konteks agama di dalam Masjid, sehingga umat berpecah-belah yang mengakibatkan kerusakan meluas.
Sudah diperlihatkan kerusakan itu akibat politisasi agama, tidak takutkah akan murka Allah SWT?
Aneh bin ajaib yah kalau urusan politik...
Semua cara dihalalkan, sebenarnya mereka tahu, kalau tindakan seperti itu salah. Tapi mata hati dan pikirannya sudah gelap.
Hubungan agama dan politik menjadi isu panas yang tak pernah usang.
Baik agama maupun politik tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Keduanya mengatur tata cara hidup manusia dari lahir, bangun tidur, hingga tidur lagi. [Baca Selengkapnya: Kerusakan Akibat Politisasi Agama]
Politik agama akan terus digunakan selama itu dipandang menguntungkan. Agama masih menjadi hal yang sangat efektif untuk membakar emosi masyarakat. Tetapi Bitter Coffee Park rasa perlahan-lahan akan semakin berkurang dengan semakin meningkatnya pendidikan Masyarakat Indonesia.
Rakyat Indonesia itu secara umum religius, nasionalis, tribal, dan semi feodal. Jadi kemungkinan politik yang membawa keempat hal ini akan terus ada untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Politik agama akan baru bisa hilang dari pikiran bangsa-bangsa di Nusantara kalau Muslim Indonesia (sebagai mayoritas dan yang politik agamanya paling kuat) terlibat perang saudara antar aliran dalam Islam selama minimal tiga puluh tahun.
Ini sama saja dengab Viktiminasi Politik!!!
Viktiminasi adalah bagian dati Vitimologi, dimana Viktimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang korban (victim=korban) termasuk hubungan antara korban dan pelaku, serta interaksi antara korban dan sistem peradilan yaitu, polisi, pengadilan, dan hubungan antara pihak-pihak yang terkait serta didalamnya juga menyangkut hubungan korban dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dan institusi lain seperti media, kalangan bisnis, para politikus dan gerakan sosial.
Ini sama saja dengab Viktiminasi Politik!!!
Viktiminasi adalah bagian dati Vitimologi, dimana Viktimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang korban (victim=korban) termasuk hubungan antara korban dan pelaku, serta interaksi antara korban dan sistem peradilan yaitu, polisi, pengadilan, dan hubungan antara pihak-pihak yang terkait serta didalamnya juga menyangkut hubungan korban dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dan institusi lain seperti media, kalangan bisnis, para politikus dan gerakan sosial.
Viktimologi juga membahas peranan dan kedudukan korban dalam suatu tindakan kejahatan di masyarakat, serta bagaimana reaksi masyarakat terhadap korban kejahatan. Proses dimana seseorang menjadi korban kejahatan disebut dengan viktimisasi.
Model Politik Viktiminasi saat ini bisa dikatakan salah atau benar dimana sedang berkembangnya di Indonesia terutama di Media Sosial. [Baca Selengkapnya: Viktiminasi Pra Politik 2019]
Jelas hal ini tidaklah kita harapkan bukan????
Politik mengatas namakan Agama mungkin bisa kita lihat dari hasil pemilu 2019. Harapan Bitter Coffee Park sih semoga memudar, Bitter Coffee Park capek ngeliatnya. Tapi dari yang Bittter Coffee Park lihat dari sisi kiri mulai ada perlawanan balik. Semoga silent majority berhenti silent.
Dalam jangka pendek, sehubungan dengan pilpres 2019, Bitter Coffee Park rasa pihak oposisi setidaknya di tingkat pusat, akan berusaha menghindari isu agama.
Isu agama memang sudah terbukti ampuh untuk mendongkel Ahok dalam pilkada, tetapi kecuali jika kedua pasangan Capres dan Cawapres mau menerima undangan tes baca Al-Qur'an di Aceh, isu agama hanya akan menjadi bumerang.
No comments:
Post a Comment
Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.
BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT