Kenapa Jokowi Harus Memilih Maruf Amin Menjadi Cawapres 2019

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Kenapa Jokowi Harus Memilih Maruf Amin Menjadi Cawapres 2019
Bapak Presiden JOKO Widodo berhasil membuat kejutan saat mengumumkan nama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Maruf Amin sebagai bakal cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2019.

Mungkin ini bertujuan, agar publik tidak lagi bertanya-tanya dan memiliki pemahaman yang jernih mengapa Joko Widodo memilih Maruf Amin sebagai bakal cawapresnya.

Berikut adalah alasan-alasan dari keputusan tersebut berdasarkan Opini Bitter:

Alasan Pertama
Maruf Amin adalah Pemimpin Tertinggi Ormas Islam Terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama karena menjabat sebagai Rais 'Aam, makna harfiahnya Ketua Umum.

Alasan Kedua
Maruf Amin merupakan figur yang dihormati seluruh ormas Islam karena posisinya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Namun, alangkah baiknya Maruf Amin untuk melepas jabatannya itu setelah menjadi bakal cawapres Joko Widodo.

Tuntutan tersebut bertujuan agar MUI tetap menjadi sebuah organisasi keagamaan yang independen dan tidak terlibat dalam politik praktis.

Alasan Ketiga
Maruf Amin adalah sosok yang disegani oleh komponen 212. Singkatnya, fatwa MUI saja dikawal oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-MUI, apalagi muftinya.

Dimana Mufti artinya orang yang membuat fatwa. Tanpa meniadakan peran ulama lain, MUI-lah yang menyolidkan gerakan umat Islam saat itu.

Alasan Keempat
Maruf Amin juga merupakan seorang tokoh yang sangat faham ekonomi. Beliau anggota Dewan Ekonomi Syariah.

Seluruh gerakan politik Islam yang pro ekonomi syariah niscaya akan menjadi strong supporter bagi beliau.

Alasan Kelima
Maruf Amin adalah politisi yang ulama dan ulama yang politisi.

Pribadinya bersahaja, faqih (ahli agama), pernah menjadi anggota DPRD dan DPR RI, serta keturunan Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama besar yang menjadi guru kiyai-kiyai besar nusantara.

Alasan Keenam
Sebagai figur yang sangat kental warna HIJAU'nya, KH. Ma'ruf Amin akan melengkapi postur Pak Jokowi yang selama ini selalu dinarasikan oleh lawan politik sebagai figur yang defisit di aspek Religius.

KALANGAN MILENIAL
Kalangan pemilih milenial tidak akan berpaling dari Joko Widodo atau Jokowi, meski disandingkan dengan calon wakil presiden yang bukan dari kalangan muda.

Keyakinan itu karena Pak Jokowi masih punya daya tarik tinggi untuk pemilih pemula apa lagi dipilihnya sosok KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi.

Dan tidak meragukan tentang keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya pada Pilpres 2019, sebab merupakan perpaduan tepat antara nasionalis dan religius.

Pemilih baru atau istilahnya milenial tidak akan lari dari Pak Jokowi.

Kesuksesan Mahatir Muhammad terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Malaysia pada usianya yang ke-92, kata dia, tidak ada hubungannya juga keputusan Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin dari sekian nama cawapres yang dikantonginya.

Dan kiranya tidak ada juga hubungannya dengan Mahathir. Ini kan bagus, kaum nasionalis dan religius bersatu. Ini juga untuk menepis keraguan bahwa Pak Jokowi dianggap tidak dekat dengan ulama, tidak dekat dengan kelompok Islam tradisional.

Justru dengan pencawapresan Ma'ruf Amin menjawab keragu-raguan dari masyarakat tentang ketidakdekatan Jokowi dengan kalangan ulama.

Jadi, dengan bergabungnya tokoh nasionalis dan religius, kiranya bagus untuk masa depan bangsa dan negara. Targetnya adalah menang pastinya.

Itu tadi hanya sekedar Opini dari Bitter, dengan harapnya terpilihnya kembali Jokowi menjadi Presiden Periode Kedua 2019.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT