Rahasia Yang Terpendam

Cerita menyakitkan ini kualami satu setengah bulan yang lalu, yang menimpaku dan tetangga perempuanku yang berusia 20 tahun, ia memiliki wajah yang manis dengan rambut panjang sebahu, tubuhnya tidak terlalu tinggi tetapi sangat proporsional dengan kulit hitam manis, yang mungkin disebabkan faktor keturunan karena dia memang keturunan jawa. Ia tinggal di depan rumahku.
Pada suatu hari aku mengantarnya berbelanja ke mall hingga malam, kemudian setelah makan malam, iseng-iseng kami menonton film di bioskop.
loading...

Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam lebih saat bioskop bubar, saat kami berjalan pulang ke rumah kontrakanku, kami melewati jalan yang sepi, aku sudah memiliki rasa khawatir saat melihat di ujung gang tampak banyak sekelompok pemuda, ada yang bermain gitar, menyanyi, dan main kartu.

Aku dan niez berjalan cepat melewati mereka, salah seorang dari mereka mulai iseng bersiul,
"Halo, berdua.. mau maen kartu bareng nggak?" 
Aku menggeleng dengan sopan sambil terus berjalan, tiba-tiba di depan kami telah menghadang seorang pemuda bertubuh besar dan tegap, berkulit gelap dan tampak sangar,
"Kamu tidak kasih salam sama aku, heh?"
Aku lalu mencoba mengajak berbicara secara baik-baik sambil berharap ada orang yang lewat, tetapi tanpa kusangka pemuda itu meninju rahangku sehingga aku terjatuh, aku berusaha bangkit dan mencari kayu untuk membela diri, namun di saat yang bersamaan tendangan beruntun bersarang di kepala dan badanku, kudengar jeritan ciciku, sebelum dunia serasa gelap gulita.

Aku terbangun dengan kepala pening dan mengingat-ngingat apa yang terjadi, tanganku rasanya nyeri sekali, sesaat kemudian aku sadar ternyata tanganku terikat ke atas pada papan yang melintang dengan tali tambang yang kuat, aku tergantung di situ cukup tinggi, aku melihat ke bawah, dan melihat kakiku yang juga terikat tidak mencapai lantai, aku tersentak kaget menyadari tergantung dalam keadaan telanjang bulat, tanpa busana sama sekali.

Lalu kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu.

Tangan gadis itu terikat di belakang punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis itu jatuh menengadah. Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat kudengar,
"Ooohh... amppunnnn... akkhh... ooohhh... jangann... jangannn... oh.. sakit.."
Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip niez, atau memangkah gadis yang sedang diperkosa itu niez?

Aku tidak pernah melihat niez telanjang, tapi tubuh indah di atas meja itu memang seperti postur tubuh niez.

Setelah beberapa saat pandanganku semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang niez! Sweater, kaos dalam, celana jeans, dan celana dalam niez tampak berserakan di lantai. Aku melihat perkosaan itu dengan marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu, dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat niez yang tak berdaya dalam keadaan nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluan pelan-pelan menegang keras.

Pria yang sedang memperkosa niez terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang kemaluan niez.

Tampak niez berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu melebarkan kaki niez sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan buas, kemudian tangannya menyentakkan BH niez dengan kasar dan tampaklah bukit kembar niez terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala niez yang menengadah ke bawah.

Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil tangannya meremas-remas payudara niez itu.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa niez, salah satu melihat padaku dan berkata,
"Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!" 
semua mata pemuda itu tertuju padaku,
"Eh... liat tuh! dia ngaceng juga... mau ngentot pacarnya... tapi keduluan, si Doel sudah duluan jebolin keperawanan pacarnya, hahaha...!"
Pemuda bugil yang sedang memperkosa niez, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku,
"Hei bangsat! Itu pacar kamu kan!" 
Aku diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya,
"Kamu bisu ya? cewek itu pacar kamu bukan?" 
Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami hanya tetangga.
"Oh..tetangga kamu toh... Hm.. kepengen tidak kamu ngentot tetanggamu sendiri? Di liat dari kontol kamu sih.. kamu pingin.. hahaha..." 
Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang.

Doel rupanya telah selesai memperkosa niez, ia lalu menuntun niez yang tampak sudah lemah ke tempat kami,
"Ini nih... gue mau liat loe pada ngentotan!" 
katanya tertawa, kemudian niez ditampar dengan kuat, hingga niez menangis,
"Elo harus kulum tuh peler, cepat! Kalo nggak gua potong peler tetangga elo dan pentil susu elo!" 
Doel lalu melepaskan ikatan tangan niez dan mendorong niez ke arahku, dengan terpaksa niez mendekatiku yang masih tergantung, kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang,
"Ayo makan tuh peler! cepat!" 
Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dengan sikap mengancam, terpaksa niez mulai mengulum kemaluanku dan menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras sepanjang 12 cm.
"Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu sampai gua perintahin!" 
Dengan ketakutan niez mengulum batang kemaluanku dalam-dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan lagi dan orgasme, niez tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.
"Wah, temen kamu payah banget! sudah kontolnya kecil, cepat keluar lagi!" 
pemuda-pemuda itu mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut niez,
"Kamu harus liat gimana caranya!" 
kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku.

Mereka lalu membuka baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan niez di atas meja, sehingga payudara niez menempel di atas meja dan niez dalam posisi menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa niez secara bergantian, sehingga niez menjerit-jerit dan melolong histeris, batang kemaluan mereka rata-rata besar dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-aduk liang kemaluan niez yang semakin lama semakin lemas.

Niez disenggamai bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya anjing tersebut, kemudian mereka juga menyetubuhi niez di atas kursi.

Sambil memperkosa niez, mereka sesekali mengejekku.
"Hei.. kamu tahu tidak temen kamu ini sebenarnya keenakan dientot sama kita-kita, buktinya memek dia basah banget nih!" 
kata pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai niez.

Tangan niez kembali diikat di belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara niez di atas pangkuannya dengan paha mengangkang dan posisi berhadapan. Dengan posisi duduk, buah dada niez tampak sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya tergantung indah, padat dan berisi.

Lelaki yang memperkosa niez itu meremas-remas kedua belah payudara niez dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-lekat sehingga belahan payudara niez terbentuk indah di hadapannya. Pemuda itu terus memperkosa niez dengan brutal sehingga tubuh niez tergoyang-goyang, niez hanya dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak.

Sambil terus memompa niez, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar menanti giliran,
"Kamu mau bukti kalo temen kamu ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!" 
ejeknya lagi padaku.

Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa niez, secara refleks niez melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan pemuda itu,
"Hahaha... kamu lihatkan? temen kamu ini yang minta dientot tuh!" 
Pemuda itu tertawa sambil memeluk tubuh niez, tangannya mengelus-ngelus punggung mulus niez sementara buah dada niez yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu.

Rupanya niez mendengar perkataan itu, wajah nuez tampak memerah karena malu dan marah, lalu tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah dada niez.

Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga niez menjerit-jerit kesakitan,
"Dasar cewek munafik...! keenakan aja sok menderita! Gua bikin aku orgasme dan kamu tidak bisa bohong bahwa kamu keenakan minta diperkosa!" 
Dengan bernafsu kembali pemuda itu memperkosa niez, sesekali ia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali niez ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur, selama beberapa saat hingga niez sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya.

Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh niez hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan niez.

Secara refleks diluar kemauan niez sendiri.

Tubuh niez kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam liang senggamanya sambil kaki niez melipat erat seolah-olah takut lepas.

Pemuda itu semakin lama tampak semakin ganas memperkosa niez, hingga selang beberapa saat tampak tubuh niez berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas niez tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang,
"Ohhh... Akkkhhh... Ooohhh...!" 
pemuda itu semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat niez merintih panjang,
"Ohhh... " 
seluruh tubuh niez menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku sadar bahwa niez sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa.

Setelah berkelonjotan sesaat, tubuh niez tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda itu masih terus memompa niez yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata,
"Hehe.. elo liat temen elo ini... dia demen ngentotan juga kok... hahahaha...!"
Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang menghajarku.

Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh niez, masing-masing pemuda itu memperkosa niez dengan posisi yang bervariasi.

Rasanya semua posisi yang pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua.

Khusus giliran pemuda berbadan besar yang dipanggil John itu memperkosa, niez tampak sangat menderita karena batang kemaluan John benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari 20 cm.

Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat niez telah mengkilap basah oleh keringat dan sperma.

Entah berapa lama niez diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu menyadarkan niez lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali memperkosa dengan brutal.

Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan niez, tiba-tiba kurasakan batang kemaluanku terasa hangat dan dikocok-kocok, aku membuka mataku dan tampaklah seorang pemuda sedang melakukan oralan padaku.

Aku memandang jijik dan berontak tanpa hasil, tapi mau tak mau batang kemaluanku menegang juga dirangsang seperti itu.

Cukup lama pria itu melumat kemaluanku hingga akhirnya aku mengalami ejakulasi, spermaku ditelan seluruhnya oleh pria itu.

Lalu ikatanku dilepas, aku dipaksa menungging di atas meja tepat bersebelahan dengan niez yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak niez sedang disodomi, lalu tiba-tiba kurasakan tangan-tangan kasar berusaha membuka lubang pantatku, dan serasa benda yang besar berusaha mendobrak masuk, aku menjerit kesakitan saat benda itu mulai terbenam ke dalam anusku, pinggulku dipegang oleh tangan yang kokoh, dan mulailah aku diperkosa juga.

Kemaluanku yang telah loyo terlempar-lempar ke berbagai arah oleh dorongan pria di belakangku, di sebelahku niez juga tengah diperkosa, payudara niez yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, sesekali pria di belakangku meraih batang kemaluanku, meremas dan menarik batang kemaluanku dengan kuat, pria di belakang niez tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada niez dengan brutal, bagaikan memerah susu sapi.

Aku dan niez hanya dapat menjerit dan menangis menahan penderitaan itu.

Kini niez diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir niez melebarkan kaki niez sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan keras ke dalam liang kemaluan niez.

Sementara salah satu pria memaksa niez mengulum batang kemaluannya, sehingga mulut niez yang mungil penuh dengan batang kemaluan besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa niez berganti posisi, ia menduduki tubuh niez lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar niez.

Tangannya mendempetkan buah dada niez hingga menjepit batang kemaluannya yang kemudian dimaju-mundurkan.

Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher niez, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua buah susu niez.

Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan temanku, tapi masih saja kudengar rintihan niez yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata kotor.
"Ayo Brul... entot cewek ini sampai mampus! Bombardir memeknya sampai ambrol... ayo tarik toketnya... cabut jembutnya!" 
Tiba-tiba aku merasa tubuhku ditendang dengan keras hingga terlentang, kulihat dua pemuda gay yang tadi memperkosaku mengelilingiku,
"Hm... ayo kita kerjain cowo ini, hahaha..." 
pemuda itu berkata sambil meludahi wajahku, lalu aku dipaksa mengulum batang kemaluan salah satu pemuda itu, dengan rasa mual terpaksa kukulum juga batang kemaluan itu.

Ingin rasanya kugigit batang kemaluan bajingan itu tapi aku takut mereka tidak segan-segan membunuh kami. Sementara aku merasakan batang kemaluanku dikocok-kocok oleh mulut pria yang satunya lagi, mereka mulai ingin menyodomiku lagi saat tiba-tiba pimpinan mereka John mendekat,
"Sekarang giliran elo menikmati temen elo ini... elo kan sudah banyak belajar dari tadi! Hahaha..." 
lalu tubuh niez yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku memeluk tubuh niez yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik,
"Tabah ya.. nis..." 
walaupun aku sendiri sangat ketakutan, niez hanya dapat mengangguk lemah sambil menangis sesunggukan.
"Hei! kalian tunggu apa? ayo ngentotan! kita pingin liat nih... yang cewek di atas!" 
seru John sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, niez lalu menurut dan memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah menegang keras saat aku memeluk niez dan buah dada niez yang walaupun lengket oleh sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku.

Aku serasa berada di awang-awang saat batang kemaluanku menembus kemaluan niez yang beberapa jam lalu masih perawan, seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.
"Ayo kamu goyang temen kamu selama dua menit! Setelah itu angkat memek kamu, temen kamu harus masih ngaceng kontolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak kontolnya buat makanan ayam!"
Niez lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik niez memompa, aku telah mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah mengalami orgasme tadi.

Niez juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme.

Niez menggunakan rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh keluar dari liang kewanitaannya. Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam kemaluan niez perlahan mulai mengecil.

Selang dua menit, John berkata keras,
"Eh.. Non, angkat memek kamu! Kita mau liat kontol temen kamh masih ngaceng tifak.. jangan-jangan kamu pura-pura saja, ngaduk-ngaduk kontol yang sudah loyo!".
niez menggeleng sambil menangis,
"Nggakk... dia masih tegang, benar... sumpah..." 
niez berusaha melindungiku.
"Angkat memek kamu aku bilang!" 
bentak John menggelegar.

Niez tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata,
"Jangan... saya tidak bohong... ini masih tegang..." 
Si John dengan kasar lalu mendorong tubuh niez hingga jatuh, ia tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas,
"Hahaha.. dasar banci! Tapi kamu masih harus muasin temen kamu... ayo kocok dan cuci memek dia sama tangan kamu!"
Aku dipaksa merangkak mendekati niez, niez diperintahkan terlentang dan mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang kemaluan niez dan mengocoknya,
"Hei.. goblok.. kalo cuma satu jari mana puas kakak kamu!" 
Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan niez, lalu atas perintah mereka kukocok-kocok liang kemaluan niez dengan kuat dan cepat, sehingga niez merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan.

Memandang niez yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung.
"Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya... ayo sekarang dua-duanya ngentotan yang panas!" 
Aku lalu memeluk niez sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali berbisik,
"Maaf ya nis..." 
ciciku hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan.
"Heh! Ini bukan acara ngentot gaya kura-kura! elo berdua... ayo bercinta yang panas, kalo tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!" 
Dengan ketakutan akhirnya aku dan niez menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada niez.

Sementara tangan niez melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada temanku sendiri.

Kawanan itu tertawa senang melihat kami bergulat dalam keadaan telanjang bulat di atas lantai,
"Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang! Cepat..!" 
Terpaksa kami menurutinya,
"Ohh.. saya jilat susu kamu ya? Hmmpphh... saya remas-remas ya?" 
kataku sambil mengulum puting susu niez dan meremas-remasnya.
"Goblok! Kamu maen sinetron ya? ngentotan saja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol... dan yang cewek, kalau kamu diam saja nanti toket kamu aku cabut dari tempatnya dan pentil susu kamu aku goreng!"
Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang John yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara.
"Oh... gue entot elo, susu elo enak.. mantap... gue entot seharian ya, nis?" 
Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara niez juga menimpali tanpa berpikir,
"Ahh... anu elo... panjang... masukkin yang dalam... lebih cepat... ohh..." 
Mereka semua tertawa-tawa, John rupanya telah sangat terangsang melihat niez, ia mendekat dan menjambak rambut niez dan menarik niez ke dalam pelukannya,
"Kamu liat baik-baik goblok, gimana caranya ngentot cewek!" 
katanya padaku.

Tubuh niez lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong niez dengan mengangkat pantat niez, terpaksa niez memeluk leher John yang tinggi kekar agar ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas John memompa batang kemaluannya yang luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan niez.

John yang besar setinggi 180 cm lebih itu memompa niez yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah. Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan niez sehingga tubuh niez terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun.

Tak berapa lama tubuh niez kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang ciciku kembali mengalami orgasme hebat. John tidak berhenti dan belum mengalami ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat.

Niez semakin lama tampak semakin lelah dan lemah, sementara batang kemaluan John semakin hebat saja mengaduk liang kemaluannya dalam posisi berdiri.

Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh niez jatuh lunglai ke belakang, pelukannya pada leher John lepas, John membiarkan tubuh niez jatuh tetapi ia tetap memegang kokoh pinggul niez yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga niez terjuntai tak berdaya.

Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas.

John melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga niez ikut terseret kemana ia melangkah.

Setelah puas mengocok niez dengan posisi itu, John lalu mengangkat pinggul niez naik hingga ke dada.

Tubuh niez kembali terangkat dengan kepala di bawah, sehingga batang kemaluan John membentur-bentur punggung mulus niez.

John yang mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul ciciku hingga kemaluan ciciku terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan niez dengan mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh niez sehingga kini wajah niez ditampar-tampar oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras.

John kembali melumat kemaluan niez dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus niez yang masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya John berejakulasi, spermanya dengan deras membanjiri wajah niez hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan.

Setelah itu kembali niez digilir oleh teman-teman John yang lain, tidak perduli niez telah pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air.

Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu niez sadar kembali, lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku dipaksa minum air kencing mereka, sementara John memaksa niez mengulum batang kemaluannya, lalu ia mengencingi niez dengan cara seperti itu dan memerintahkan niez menelan semua air kencingnya.

Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah yang berjarak sekitar 200 meter dari situ dengan keadaan telanjang bulat.

Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai, kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini.

Yang penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu.

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT