Emosi Jiwa-Jiwa Bonek Untuk Persebaya

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Emosi Jiwa-Jiwa Bonek Untuk Persebaya (Lagu Song For Pride)
Siapa yang tidak kenal Bonek di jagat persepak bolaan Indonesia. Sporter Persebaya yang terkenal sadis dan maling gorengan ini kini menjadi Sporter yang penuh kearifan.

Bonek bisa dibilang menjadi borometer perkembangan Sporter Persepak Bolaan Indonesia, stetmen negatif yang selalu disandangnya, kini telah berevolusi menjadi Sosok Sporter yang Positif dan mampu mendongkrak Perubahan Persebaya.

Salam Wani yang tersemat didada bonek memeberi siyal bahwa mereka tidak pernah takut menghadapi segala halangan hanya demi satu tujuan, Mendukung Persebaya Sak Lawase.

Gairah Emosinal Bonek inilah, yang sering diharapakan oleh para pemain Sepak Bola manapun yang pernah merumput dengan Persebaya.

Bonek, selalu punya cara untuk membakar spirit Pemain Persebaya baik dalam kekalahan maupun kemenangan.

Berikut adalah Contoh Emosional Jiw-Jiwa Bonek Untuk Perebaya
CARA UNIK BONEK MEMPERMALUKAN PERSEBAYA
Ada yang luput dari perhatian banyak orang usai pertandingan kedua perempat final Piala Indonesia, Madura United melawan Persebaya, Kamis (27/6/2019) lalu.

Persebaya memang kalah 1-2 dan gagal lolos ke semifinal dengan agregat gol 2-3. Namun ratusan Bonek menyambut kedatangan bus tim Persebaya dengan selebrasi layaknya juara.

Ada cerawat merah yang dinyalakan. Ada yel-yel penuh optisme. Ada nyanyian lagu-lagu penuh dukungan sebagaimana biasa diperdengarkan dengan lantang di stadion.

Sambutan seperti ini sebenarnya bukan yang pertama. Saat Persebaya kalah 0-1 di Malang pada Liga 1 musim 2018, Bonek menyambut kedatangan para pemain bak juara.

Namun sambutan kali ini berbeda, karena sebelumnya Bonek melakukan pitch invasion saat Persebaya bermain imbang 1-1 di Gelora Bung Tomo pada pertandingan pertama. Sebagian Bonek menyatakan, aksi turun ke lapangan sebagai bentuk terapi kejut bagi Persebaya. Mereka jengkel melihat penampilan para pemain yang kurang trengginas.

Pitch invasion ini sendiri dikecam sebagian kalangan. Mereka yang mengecam aksi itu menganggap Bonek tak menghargai proses dan hanya ingin menang tanpa melihat proses di lapangan.

Tulus Budi, dedengkot Bonek Jogja, mengatakan sambutan terhadap tim Persebaya sepulang dari Pamekasan adalah apresiasi terhadap penampilan sepenuh hati di atas lapangan. 
Hasil akhir memang kalah, tetapi proses perjuangan selama 90 menit itu yang dihargai oleh Bonek.
katanya.

Sambutan ini juga menepis tudingan bahwa Bonek hanya ingin hasil instan. 
Sambutan Bonek ini adalah gambaran bagaimana arek Suroboyo cukup adil dalam memperlakukan tim kebanggaan dan sangat mengapresiasi perjuangan tanpa henti sepanjang laga di Ratu Pamelingan kemarin.
kata Tulus.

Hasan Tiro, Bonek di tribun timur, juga mengapresiasi perjuangan Persebaya di Madura. Menurutnya, Persebaya kalah karena kesalahan wasit dalam mengambil keputusan. 
Ada hand ball dan Balde dijatuhkan di kotak penalti. Tapi tak ada tindakan dari wasit.
katanya.

Husin Ghozali, Bonek di tribun utara, menegaskan bahwa dukungan terhadap Persebaya tak akan berubah. 
Bonek ingin Persebaya mendapatkan hasil yang maksimal mulai dari awal, biar tidak tertatih-tatih mengarungi Liga 1.
katanya. [wir/but]

ANDIK VERMANSYA PUN MENANGIS
Tangis haru mewarnai stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya usai pluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan wasit. Beberapa pemain Persebaya seperti Oktavio Dutra, Rendi Irwan, dan Misbakus Solikin terlihat merangkul dan mengajak Andik Vermasyah masuk ke tengah lapangan untuk menyanyikan Lagu Song For Pride.

Tangis Andi Vermansyah tak terbendung. Dia meneteskan air mata ketika lagu Song For Pride dinyanyikan oleh ribuan Bonek dan seluruh pemain Persebaya secara bersamaan. Selama lima menit, mantan pemain Persebaya di era 2000-an ini tertunduk dan mengusap wajahnya dan sesekali mengangkat kepala untuk mengusap air matanya yang sudah membasahi wajahnya karena keharuan.

Terlihat usai menyanyikan lagu, tangis Andik kembali merajuk bahkan Rendi Irwan sempat memeluk sang kawan yang pernah bertahun-tahun bersama membela Persebaya. Oktavio Dutra juga terlihat merangkul mantan pemain Selangor FC ini.

Tak banyak berbicara, usai selesai, Andik berlalu karena dijemput oleh manajemen Madura United. Dengan sesenggukan, ia pun masih sempat melambaikan tangan kepada suporter setia Persebaya yang memanggil-manggil namanya di tribun. [way/but]
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT