Apakah Penjelasan Sains Tentang Santet, Teluh, Atau Ilmu Hitam?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Apakah Penjelasan Sains Tentang Santet, Teluh, Atau Ilmu Hitam?
Pada saat ini sains belum dapat menjelaskan secara ilmiah fenomena santet dan pelet seperti yang Sahabat Bitter tanyakan, meskipun secara “semi-ilmiah” atau pseudo ilmiah.

Hal ini dapat dijelaskan dengan frekuensi energi manusia yang jika terdeteksi secara tepat seperti yang konon katanya somewhere di Rusia sana telah diciptakan alat yang dapat mendeteksi frekuensi getaran energi orang per orang sehingga jika frekuensinya itu diganggu orang yang bisa merasakan efek seperti orang terkena santet. 

Di tanah Nusantara yang sebagian penduduknya mendapat warisan ilmu metafisika dari para leluhurnya hal-hal seperti santet dan pelet telah dipraktikkan di mana-mana dan hanya orang terlalu keras kepalalah yang tidak mampu melihat kenyataan dari fenomena ini. 

Tetapi karena basis sains saat ini masih bersifat materialistis, maka fenomena yang bersifat non-materi ini masih luput dari jangkauan atau perhatian serius para ilmuwan, entah pada suatu hari nanti jika quantum physics sudah sedemikian majunya, mungkin saja fenomena santet dan pelet dapat dijelaskan secara ilmiah setelah melewati uji-coba yang sesama di laboratorium dan kehidupan sehari-hari. 

Who Knows?
Sepemahaman Bitter Coffee Park, penjelasan saintifik atas sebuah fenomena dapat diungkap setelah memenuhi 4 persyaratan: 
  1. Objective, 
  2. Measurable, 
  3. Empiric, 
  4. Falsifable.
Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu kita kritisi terlebih dahulu, 
Apakah fenomena santet, teluh, atau ilmu hitam pernah menjalani sebuah prosedur ilmiah sehingga didapatkan sebuah penjelasan saintifik? 
Jika belum, kita tidak punya penjelasan saintifik akan hal tersebut. 

Kita hanya bisa melontarkan asumsi asumsi yang tingkat keakuratannya tidak jelas.

Lalu Apa Kesimpulannya?
Tidak tahu dan pertanyaan ini tidak bisa dijawab, karena belum pernah diujikan secara saintifik untuk diungkap fenomenanya (kecuali Sahabat Bitter punya jurnal ilmiah yang menjelaskan terkait hal ini, feel free untuk membagikannya).

Namun demikian, Bitter Coffee Park punya sebuah kisah menarik.
James Randi, merupakan seorang yang cukup skeptis terhadap segala fenomena paranormal dan hal hal yang berbau mistis. 

Hingga suatu ketika, ia menawarkan uang sejumlah 1 juta dollar bagi siapapun yang bisa menunjukkan kemampuan paranormalnya di sebuah kondisi dengan pengontrolan yang cukup ketat dan terukur.

Hasilnya Apa?
Tidak ada yang berhasil.

Nah kembali lagi ke topik awal, terkait santet, teluh dan ilmu hitam, bagaimana jika kita cobakan dalam sebuah kondisi laboratorium yang terkontrol dengan ketat.
Apakah hal hal tersebut akam tetap bisa bekerja?
Jika tidak berhasi? 
Mungkin fenomena fenomena tersebut hanya bualan belaka. Yang disebarkan berdasarkan ‘katanya si A’ dan ‘katanya si B’.

Jika berhasil? 
Mari kita lihat terkait mekanisme logis bagaimana fenomena fenomena tersebut bekerja.

Catatan Kaki
Bagaimana dengan pendapat Sahabat Bitter yang lain selepas Pro dan Kontra dari Pertanyaan Diaatas?????
Nah Berikut Adalah Pendapat Lainnya Dari Sahabat Bitter Perihal 4 Pertanyaan Diatas:
Pendapat Pertama Dari Sahabat Bitter
Berbeda dengan jawaban-jawaban yang lain yang mana saya kurang sepakat (maaf), saya berpendapat bahwa fenomena seperti santet, teluh dan ilmu hitam itu nyata adanya, walau kita belum menemukan penjelasan yang ‘pas’ untuk fenomena-fenomena tersebut.

Meski begitu, saya yakin bahwa sumber dari fenomena-fenomena di atas bersumber dari kekuatan gaib. 

Kekuatan gaib oleh sains diidentifikasi sebagai gelombang elektromagnetik yang tidak wajar, sehingga bisa mempengaruhi manusia di se-kitarnya.

Saya juga tidak menyangkal bahwa memang ada makhluk lain selain manusia yang hidup di alam semesta ini. 
Lalu mengapa kita tidak melihat wujudnya dan tidak mendeteksi kehadirannya? 
Hal itu bisa dijelaskan bahwa manusia dan makhluk gaib tinggal di dimensi yang berbeda. Manusia biasa tidak bisa melakukan penyeberangan antar dimensi ini.
Walaupun berbeda dimensi, beberapa manusia yang memiliki ilmu yang lebih, bisa menyeberang antar dimensi. 

Begitu juga dengan makhluk gaib, tidak semuanya memiliki kemampuan untuk menyeberang ke dimensi manusia. Dengan kemampuan menyeberang antar dimensi ini, manusia bisa melakukan hal-hal yang baik ataupun yang buruk.

Hal yang baik yang bisa dilakukan adalah, misalnya seseorang bisa menempuh jarak yang jauh dengan waktu yang lebih singkat dengan memanfaatkan perpindahan dimensi ini. 

Sementara penggunaannya dalam sisi buruk, bisa jadi berupa santet, teluh atau ilmu hitam.

Memang zaman semakin maju, semakin kemari semakin banyak pula fenomena yang bisa dijelaskan melalui sains, namun jangan pernah meremehkan fenomena yang belum bisa kita jelaskan. 

Masih ada waktu panjang bagi umat manusia untuk menyelami lautan ilmu yang sangat luas.

Bayangkan apabila manusia mencukupkan diri dengan pengetahuan yang dia miliki sekarang ini, itu ibarat manusia dari abad pertengahan yang mencukupkan diri dengan teori bumi datar (karena hanya itu yang ia ketahui waktu itu), dan tidak belajar untuk mencari fakta dari fenomena yang dilihatnya.
Pendapat Kedua Dari Sahabat Bitter
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya terpaksa harus mencari tahu dulu beberapa pembagian umum penjurusan ilmu hitam di Indonesia, karena konsentrasi satu pasti berbeda dengan yang lainnya.

Santet
Santet adalah mencelakai orang dari jarak jauh, utamanya tanpa sepengetahuan sang korban tanpa mengungkap identitas pelakunya yang melakukan melalui medium yang menjampi dengan diikuti gerakan jari jemarinya.
Secara sains, hal ini bukan hal yang tak masuk akal. 

Menurut penelitian, statistik di negara maju seperti Amerika Serikat menunjukkan ratusan anak muda meninggal setiap tahunnya akibat jampi-jampi tak kelihatan yang dilakukan dari jarak jauh melalui medium dengan mulut komat-kamit diikuti gerakan jari jemari. 

Bahkan di negara maju tersebut sudah dimulai gerakan anti santet.
Jangan remehkan ilmu santet, bila merasa terkena santet, segera hubungi dan ceritakan ke pihak terpercaya.

Pesugihan
Ini adalah cabang ilmu hitam yang digunakan untuk memperkaya diri sendiri tanpa harus kerja selayaknya yang lain, biasanya dengan bergadang di tengah malam sambil memanjatkan doa entah ke siapa.
Dalam kenyataannya, pada hari ini banyak sekali yang mempraktekkan ilmu ini pada zaman sekarang.
Bedanya, mungkin dalam cerita dan film mistis yang dinyalalan adalah lilin, sedangkan dalam kenyataan, yang dinyalakan adalah layar monitor.

Pelet
Inilah ilmu yang digunakan untuk memikat seseorang dari jauh secara kasat mata.
Di zaman ini, hal ini juga sangat memungkinkan untuk dilakukan. 
Pelaku hanya tinggal membuat profile yang dirasakan paling menarik untuk lawan jenis, atau sesama jenis, yang biasanya disertai binatang piaraannya atau foto setir mobilnya lalu tinggal berdoa (sekali lagi entah ke siapa) agar korban segera terpelet.
Demikian jawaban saya yang mungkin sekali tak sesuai harapan. Dan sebagai catatan, semua foto di atas hanyalah untuk kepentingan ilustrasi.
Pendapat Ketiga Dari Sahabat Bitter
Fenomena santet, teluh atau ilmu hitam dikenal di berbagai kebudayaan dunia, termasuk kebudayaan barat, dengan berbagai nama. 

Ini dipelajari secara ilmiah dalam bidang ilmu parapsikologi.

Sama seperti bidang sains lainnya, parapsikologi mendekati berbagai fenomena psikologi yang aneh melalui pendekatan ilmiah. 

Beberapa pendekatan yang biasa dipakai antara lain: 
  1. Survei, 
  2. Penelitian lapangan, 
  3. Penelitian laboratorium, 
  4. Penelitian demonstrasi, dan/ atau
  5. Penelitian proses.
Dalam semua pendekatan ini, yang ditekankan adalah objektivitas penelitian agar memenuhi syarat saintifik seperti bisa direplikasi dan bisa difalsifikasi.

Sayangnya, sama seperti bidang sains lainnya, bidang ilmu parapsikologi juga bisa terracuni oleh unsur-unsur non-ilmiah atau pseudo-sains. 

Terlebih lagi, bidang ini memang mempelajari fenomena yang tidak lazim dalam kehidupan manusia. 

Ketika menghadapi fenomena seperti ini, mudah sekali terjadi bias oleh karena subjektivitas pengalaman manusia dan keinginan bawah sadar untuk mempercayai sesuatu.

Perbedaan pendekatan antara yang objektif dan yang subjektif terlihat misalnya pada tayangan televisi yang berhubungan dengan fenomena hantu.

Ada tayangan yang berusaha menerangkan fenomena tertentu melalui pendekatan objektif melalui penempatan berbagai sensor. 

Cara pendekatan objektif ini sering malah menghasilkan keterangan logis tentang apa yang sebenarnya terjadi, misalnya suara-suara aneh yang menakutkan ternyata adalah seekor ular besar yang menempati loteng rumah. 

Di lain pihak ada tayangan yang berusaha meyakinkan penonton melalui pendapat paranormal tanpa menyajikan bukti yang meyakinkan selain pernyataan-pernyataan subjektif sang paranormal.

Apa penjelasan ilmiah tentang fenomena parapsikologi? 
Kemungkinannya antara lain:
  1. Ini adalah benar sebuah fenomena psikik yang belum bisa diterangkan. Perlu dilakukan replikasi sehingga kita bisa mempelajarinya lebih dalam.
  2. Si pelaku adalah penipu. Waspadai selalu kemungkinan ini.
  3. Trik sulap (ada orang yang jujur mengatakan bahwa ia bermain sulap, ada pula yang melangkah lebih jauh dengan memanfaatkan kebodohan orang lain)
  4. Yang mengalami atau saksi sebenarnya tidak benar-benar mengalami keajaiban tetapi ada keinginan atau motif, entah sadar atau tak disadari untuk meyakinkan orang lain tentang sesuatu yang istimewa yang telah terjadi padanya.
  5. Orang yang mengalami memiliki latar belakang kepercayaan takhayul tertentu yang berusaha ia cocokkan dengan fenomena yang sebenarnya biasa saja.
  6. Kekeliruan logika dalam menghubungkan peristiwa sebagai urutan sebab-akibat, walaupun sebenarnya tak berhubungan atau hanya suatu ko-insiden.
  7. Fenomena itu disebabkan oleh hal lain, tetapi orang yang mengalaminya berusaha menerangkannya berdasarkan logikanya sendiri. Contohnya, Dia sering merasa sesak dalam kamarnya dan ia yakin itu karena adanya hantu, setelah diteliti ternyata terdapat kebocoran gas dalam kamar tersebut yang menimbulkan rasa sesak.
  8. Fenomena psikologis biasa, misalnya self-hipnosis atau psikosis.
  9. Fenomena trance, yang sebenarnya banyak dijumpai lintas budaya, yang kadang-kadang tercapai melalui penggunaan substansi halusinogen. Pada hakekatnya ini adalah pergeseran kesadaran.
  10. Tindakan hipnosis (baik disebut hipnosis atau pun metode lain yang hakekatnya adalah sugesti diri).
  11. Penyakit jiwa, misalnya split personality atau schizophrenia. dan lain-lain.
Kesimpulannya, kita perlu menyikapi fenomena parapsikologi dengan pikiran terbuka sebagai hal yang benar-benar belum dapat kita pahami dan perlu diteliti. 

Namun perlu pula kita waspadai fenomena yang sebenarnya hanyalah hasil dari ketidaktahuan sang saksi, keinginan orang untuk menipu atau mendapatkan nama, kelainan mental, fenomena psikologi biasa, fenomena alam, bias kepercayaan, kekeliruan logika, dan lain-lain.
Catatan Kaki:
Pendapat Keempat Dari Sahabat Bitter
Jika ilmu-ilmu luar biasa itu memang benar-benar ada:
  1. Mengapa Indonesia di masa lalu pernah dilukai oleh senjata tentara Belanda dan Jepang? 
  2. Mengapa memberantas korupsi di negara ini harus melalui penyelidikan? 
  3. Mengapa harus menggunakan senjata untuk membasmi kelompok separatis seperti OPM dan teroris?
Di mana kemampuan terawang, serangan jarak jauh, kebal senjata, tak kasat mata, dan guna-gunanya?
Saya sudah banyak bertemu dan berkenalan dengan orang pintar.

Beberapa teman saya juga mengklaim sebagai indigo.

Namun, belum ada yang dapat membuktikan keilmuannya. 

Malah, salah satu kenalan saya yang mengaku memiliki jimat kebal senjata tajam meninggal dunia setelah dibegal (mohon maaf). 

Kemudian, satu lagi mengaku punya ilmu untuk memindahkan penyakit ke hewan, tetapi sering mengeluhkan penyakit diabetes dan hipertensinya. 

Ada juga yang mengklaim bisa melihat masa depan, tetapi suatu waktu mengizinkan anak gadisnya jalan dengan pacarnya dan berakhir menjadi korban pelecehan sensual (mohon maaf). 

Akhirnya, si ayah murka dan menuntut pacar anaknya agar dipenjara seumur hidup.

Really?
Suatu ilmu dapat dikatakan bagian dari sains apabila sistematis, universal, memiliki objek, memiliki metodologi yang dapat digunakan dalam penelitian mengenai fenomena yang berkaitan dengan objek ilmu itu. 

Tidak ada kriteria itu pada ilmu-ilmu ajaib di atas. 

Karena itu, ilmu-ilmu itu bukan merupakan sains. Penjelasan sains terhadap ilmu-ilmu itu sederhana: KEBOHONGAN.

Anda bisa melihat video James Randy. Dia sangat gencar mematahkan klaim-klaim ilmu ajaib seperti indigo, terawang, telekinesis, dsb.
☆☆☆☆☆
Catatan Bijak:
Bisa jadi penapsiran perihal pertanyaan di atas dan apa pendapat dari Sahabat Bitter diatas jika tidak sesuai dengan keyakinan pabaca, cukup taruk di hati dan pikiran Sahabat Bitter lainya bahwa:
Keyakinan Tidak Bisa Dipaksakan Kepada Siapapun, Keyakinan Itu Untuk Mereka Yang Metakini. Apabila tida se-keyakinan, Cukuplah Kita Bertoleransi atas perbedaan tersebut.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT