Mengapa Presiden Abdurrahman Wahid Lengser Dari Jabatannya?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Mengapa Presiden Abdurrahman Wahid Lengser Dari Jabatannya?
Gusdur, buat Bitter Coffee Park, adalah seorang pelopor. 

Dalam masa singkat pemerintahannya (1999 - 2001), memang tidak banyak yang dilakukan oleh mantan presiden kita ini. 

Namun, beliau menjadi pelopor dari beberapa ide yang kemudian dapat terwujud setelah pemerintahannya berakhir.

Gusdur merupakan pelopor dari pengakuan Agama Konghucu sebagai agama yang diakui di Indonesia. 

Gusdur juga menetapkan Imlek menjadi hari libur bagi penganutnya. 

Di kemudian hari, oleh Megawati, Imlek ditetapkan menjadi hari libur nasional. 

Hal ini berarti bahwa Gus Dur mengakui agama keturunan etnis Tionghoa sebagai bagian dari Indonesia. 

Padahal pemerintahan Orde Baru sangat mendiskriminasikan etnis tersebut.

Gusdur juga membuka jalan untuk perdamaian di Aceh. 

Gusdur memformulasikan perundingan melalui pihak ketiga karena pihak Aceh sudah terlanjur tidak percaya kepada Jakarta semenjak Penghianatan yang dilakukan Sukarno pada era pasca kemerdekaan. 

Pihak ketiga yang pada saat itu dipilih menjadi mediator adalah Henry Dunant Centre di Swiss. 

Perdamaian di Aceh justru tercapai pada saat Pemerintahan SBY yang dimediasi oleh Crisis Management Initiatives.

Gus Dur juga memperjuangkan nasib para Tapol dan Napol dengan mencoba mencabut Tap MPRS No 25 Tahun 1966 tentang pelarangan PKI

Meskipun tidak berhasil sampai Gusdur lengser, akan tetapi MK melalui putusan perkara Nomor 011-017/ PUU-I/ 2003 telah menyatakan bahwa bekas PKI berhak memilih dan dipilih dalam pemilu. 

Apabila Gusdur tidak memprakarsai mosi untuk menghapus Tap MPRS no 25 tahun 1966,.

Bitter Coffee Park rasa tidak akan ada pihak yang berani menggugat Undang-undang Pemilu Nomor 12 tahun 2003 pasal 60 huruf (g) tersebut.

S1 Hubungan Internasional, Universitas Potensi Utama (2021)
Mengapa Gus Dur lengser? 
Ada banyak hal saya kira. Disclaimer, saya adalah penggemar berat Gus Dur, jadi mungkin jawaban ini akan menjadi subjektif.

Gus Dur adalah sosok humanis yang sangat berani. Dia berani menentang arus, bahkan memutuskan untuk bertemu Pak Soeharto dikala masyarakat sedang panas-panasnya memekikkan Reformasi! 

Apakah langkah Gus Dur itu sebagai bentuk dukungan agar Pak Harto tetap berkuasa? 
Tentu saja tidak.

Gus Dur, dan kalangan Nahdlatul Ulama lainnya bagaimana pun juga sangat mendukung reformasi dan lengsernya Soeharto. 

Keputusan Gus Dur bertemu Pak Harto saat itu tidak lain adalah karena ia melihat emosi masyarakat telah membuat mereka tidak lagi melihat Pak Harto sebagai seorang manusia. 

Karena keputusan beliau, beberapa kalangan mencap Gus Dur sebagai:
Pengkhianat Reformasi
😧😢😢😢😢 padahal tidak seperti itu..
Mengapa Gus Dur lengser?
Gus Dur kian kehilangan citranya di masyarakat karena beberapa kebijakannya yang kontroversial seperti:
  1. Seringnya kunjungan ke luar negeri, perombakan kabinet terus menerus, 
  2. Wacana penghapusan TAP MPRS tentang PKI
  3. Keputusan meminta maaf dengan keluarga korban pemberantasan PKI
  4. Menyebut DPR seperti Taman Kanak-kanak, dan
  5. Hingga rencana menjalin hubungan dengan Israel.
Ada sebuah cerita dari salah satu negarawan terbaik yang masih hidup saat ini, sosok yang juga sangat saya kagumi, Prof. Mahfud MD.

Pada perayaan Haul Gus Dur beberapa bulan yang lalu.
Prof. Mahfud MD menceritakan, karena pada saat itu terjadi krisis politik dan mulai muncul wacana Gus Dur akan dilengserkan, maka ia (Prof. Mahfud MD) bersama ibu Khofifah Indra Parawansa bertemu dengan:
  1. Taufik Kiemas (PDIP), 
  2. Akbar Tandjung (Golkar), dan 
  3. Hamzah Haz (PPP). 
Ketika itu, mereka membuat kesepakatan bahwa Gus Dur akan tetap berkuasa asalkan beberapa kursi kabinet diberikan kepada ketiga partai besar itu. 

Mendapati hal ini, Pak Mahfud dan Bu Khofifah sangat senang karena Gus Dur bisa dipertahankan sebagai presiden.

Tapi ternyata tidak dengan Gus Dur. 

Dengan tegas ia mengatakan bahwa tidak akan mau didikte, dan hanya mau jajaran kabinetnya diisi oleh orang orang kepercayaannya. 

Hal inilah yang kemudian menyebabkan akhirnya Gus Dur lengser, karena kurangnya kekuatan politik yang dimilikinya.

Selain itu, dalam salah satu talkshow di televisi, Gus Dur juga pernah mengatakan bahwa orang yang paling bertanggung jawab atas pelengserannya adalah:
  1. Feisal Tandjung; dan 
  2. Megawati Soekarnoputri.
By the way, saya jadi teringat dua kutipan dari Gus Dur, yaitu:
TIDAK ADA JABATAN DIDUNIA INI YANG PERLU DIPERTAHANKAN MATI-MATIAN.
dan
YANG LEBIH PENTING DARI POLITIK ADALAH KEMANUSIAAN.
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Saat mengamati reaksi dari berbagai kalangan terhadap hasil dari pemilu 1999, khususnya terhadap seorang tokoh dari partai yang mempunyai perolehan suara terbanyak, adalah momen dimana saya mulai kehilangan respek terhadap banyak tokoh-tokoh “agamis”.

Mereka mengeluarkan berbagai dalil mengenai haramnya pemimpin wanita yang akhirnya menghimpun kekuatan untuk menyokong naiknya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden, namun bukan dengan tujuan untuk membela keyakinan agama melainkan untuk menghalang-halangi partai tersebut, pada khususnya, dan golongan nasionalis, pada umumnya, untuk tampil sebagai pemenang pemilu.

Hanya dua tahun berselang, sebagian besar tokoh yang sama kembali menghimpun kekuatan untuk melengserkan Gus Dur. 

Mereka kaget ketika menyadari bahwa sebenarnya Gus Dur adalah orang yang lebih nasionalis dari yang mereka sangkakan sebelumnya walaupun berasal dari kalangan ulama terkemuka.

Betul, bahwa banyak kontroversi selama masa kepemimpinan Gus Dur yang sangat singkat, yang disebabkan karena beliau adalah orang yang sangat eksentrik, setidaknya bagi standar mereka. 

Gus Dur dihujani berbagai macam kritik karena mereka menilainya terlalu sering melakukan kunjungan-kunjungan ke luar negeri dan mengabaikan banyak masalah-masalah dalam negeri.

Ditambah dengan Gus Dur yang pernah mengunjungi Israel untuk menerima penghargaan kemanusiaan dari Simon Wiesenthal Center, dan usulannya agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel jauh-jauh hari sebelum ia menjadi presiden, komplit membuatnya dihujani berbagai macam tuduhan dan fitnah yang datang dari kalangan agamis itu bahwa ia adalah Antek Yahudi dan menyokong Zionisme.

Inilah yang akhirnya membuat kalangan-kalangan yang hanya dua tahun sebelumnya menentang presiden wanita untuk kemudian berganti topeng. 

Lenyap sudah dalil-dalil yang mereka serukan ketika mereka ramai-ramai menuntut Gus Dur untuk mengundurkan diri yang akhirnya terjadi pada tanggal 23 Juli 2001.

Biarpun demikian, sejarah akan terus mencatat bahwa di masa singkat kepemimpinannya inilah dimana jasa-jasa dan pencapaian Gus Dur akan terus dikenang. 

Beliaulah presiden RI yang mencabut berbagai ketetapan-ketetapan dan aturan perundangan yang sangat diskriminatif terhadap kalangan-kalangan minoritas (khususnya terhadap masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia) yang sudah sekian puluh tahun direpresi oleh pemerintahan masa orde baru (yang tentu saja, buat kalangan rasis akan diingat sebagai Gus Dur yang “pro Cina”  facepalm).

Yang jelas, sangat sedikit (kalau tidak bisa dibilang tidak ada) ulama-ulama lain di Indonesia yang sedemikian mampu mewadahi keprihatinan dan hak-hak kaum yang selama ini mengalami diskriminasi seperti halnya Gus Dur. 

Inilah mengapa sewaktu wafatnya beliau di tahun 2009 lalu, sangat banyak pemuka-pemuka dari berbagai agama dan kepercayaan-kepercayaan, serta wakil-wakil dari kelompok-kelompok minoritas yang ada di Indonesia, yang datang menghadiri pemakamannya.

ST Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Yogyakarta (2016)
Semula Dijawab: 
Menurut media massa saat itu (Pemahaman umum masyarakat Indonesia saat itu) Gus Dur cuma jalan-jalan dan ngga’ ngurusin Indonesia. 

Sehingga keadaan ekonomi tetap tidak stabil setelah terjadi krisis moneter tahun 1997.

Untuk politik, salah satu issue yang paling santer adalah adanya rencana DEKRIT PRESIDEN yang akan membubarkan DPR/ MPR, dan hilangnya dukungan politik dari parpol koalisi sehingga menjadi lawan dari pada Bapak Aburrahman Wahid atau yang disebut Gus Dur.

Kesimpulannya: 
Ekonomi yang tidak kunjung stabil sehingga bikin masyarakat selalu berdemonstrasi besar-besaran, yang juga didukung oleh partai oposisi dan juga mantan parpol koalisi, dan puncaknya Gus Dur dilengserkan oleh MEGA dan AMIN.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT