Provokatif Bedes Gunung

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Provokatif Bedes Gunung
Pekan ke-24 Liga 1 2018 mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (06/10/18), di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Laga tersebut berjalan sengit dengan tempo cepat hingga diwarnai benturan keras. Arema FC berhasil memenangkan partai itu dengan skor tipis 1-0 lewat gol Ahmad Nur Hardianto di menit ke-70.

Sayangnya, derby Jawa Timur itu kembali diwarnai aksi nyanyian rasis dari suporter tuan rumah. Chant â€Å“di bunuh saja†masih bergema melalui tribune penonton selama pertandingan berlangsung.

Hal ini sungguh menyayangkan aksi tersebut mengingat sepak bola Indonesia baru saja dirundung duka usai meninggalnya Jakmania, Haringga Sirla, dan tengah dalam situasi berbenah ke arah yang lebih baik.

Munculnya lagu rasis dari Aremania pasca perdamaian yang diikrarkan oleh segenap pemangku kebijakan sepak bola Indonesia.

Pasca kematian Haringga seharusnya tidak perlu lagi ada lagu ‘dibunuh saja’. Kenapa muncul lagi lagu gembel-gembel?
Antitesis atas lagu itu: 
APBD Surabaya jauh lebih besar dari sana. Sayur-mayur hasil bumi sana dijual di Surabaya yang lebih penting lagi di sini piknik-piknik habiskan uangnya di sana. Mikir?

Sebelumnya, ikrar damai dari para pejabat dan manajer tim Liga 1 2018 pernah dilakukan saat laga amal Arema FC vs Madura United, Sabtu (29/09/18).

Sayangnya, pada momen itu, lagu rasis pun masih terdengar. Federasi sepak bola Indonesia yakni PSSI sempat meminta agar pertandingan dihentikan apabila lagu rasis terdengar di tengah-tengah laga.
Terkait tindakan provokatif Dirijen Aremania, Yuli Sumpil kepada pemain Persebaya Surabaya. Mereka heran ada saja hal yang membuat keruh hubungan antar-suporter.

Sebelumnya memang sempat beredar video kalau Yuli tengah melakukan tindakan provokatif dengan menyambangi skuad Persebaya yang sedang pemanasan. Tak hanya itu, dia bersama salah seorang rekannya membuang-buang uang.

Hal itu sontak membuat kiper Persebaya, Alfonsius Kelvan yang berada dekat Yuli agak geram. Dia sempat beradu argumen dengan Yuli hingga dipisahkan rekan-rekannya.

Bukan hanya itu saja, salah seorang Aremania yang mengenakan kaos hitam dan celana jeans juga terlihat buang air kecil di gawang. Sama seperti yang terjadi pada Yuli Sumpil dan rekannya, oknum suporter tersebut langsung diamankan petugas.
Dalam pertandingan, termasuk yang terlihat disiarkan di layar kaca, terlihat jelas di salah satu tribun terbentang bendera berlogo Persebaya Surabaya. Namun anehnya bendera tersebut terbentang dengan keadaan terbalik.
Besar kemungkinan bendera tersebut memang bukan dibentangkan kubu suporter lawan. Dan aksi tersebut seraya menirukan apa yang beberapa waktu lalu dilakukan salah satu pemain Timnas Malaysia U-16 ke bendera Indonesia.
Sebelum kerusuhan pecah, oknum Aremania pun masuk ke dalam lapangan sambal membawa bendera Persebaya.

Tak hanya membawa bendera sang rival, oknum tersebut bahkan melakukan tindakan kurang terpuji dengan merobeknya di tengah lapangan.

Melihat aksi tersebut, kapten Arema FC, Hamkah Hamzah langsung bergerak sigap untuk menghampiri sang oknum sembari mengusir.

Akis Hamkah kemudian juga diikuti oleh pemain-pemain Arema lainnya yang coba mengamankan dua oknum tersebut.
Saat laga derby jatim itu baru berjalan sekitar 15 menit, terjadi kericuhan pada tribun ekonomi Stadion Kanjuruhan.

Tampak ada dua orang yang di pukul oleh oknum suporter tuan rumah hingga pihak keamanan turun tangan mengamankan.

Namun, kejadian itu berjalan singkat dan kedua orang yang diduga suporter lain itu diamankan oleh pihak panpel Arema FC.

Namun, kejadian itu berjalan singkat dan kedua orang yang diduga suporter lain itu diamankan oleh pihak panpel Arema FC.
Meski begitu laga pekan ke-24 yang memang tertutup untuk suporter tim tamu tersebut tetap berjalan sebagai mana mestinya.

Setelah wasit meniup berakhirnya babak pertama antara Arema FC kontra Persebaya yang berakhir dengan skor 0-0.

Sempat terjadi friksi antara pemain tim tamu dengan suporter tuan rumah saat istirahat paruh pertama di Stadion Kanjuruhan.

Tiba-tiba masuk dua orang suporter ke dalam lapangan saat pemain cadangan Persebaya seperti Alfonsius, Robertino Pugliara dan Rishadi Fauzi melakukan pemanasan.

Alhasil, kiper Persebaya pun terpancing dan mendekati salah satu suporter yang masuk.

Akan tetapi pihak panpel dan keamanan berhasil memisah keduanya dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Apapun Alasannya kedepan, hal seperti itu tidaklah dapat dibenarkan.

Semoga PSSI Sebagai Federasi Sepak Bola Tanah air dapat mengambil keputusan yang tepat. Jangan samapai ada darah di Sepak Bola Tanah air, karena sepak bola adalah pemersatu bangsa.
Reaksi dan Ungkapan Panpel Arema FC Terkait Kejadian-kejadian di Laga Singo Edan Lawan Persebaya
Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Arema FC mengaku siap menerima sanksi dan denda Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, pada gelaran laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (6/10/2018).

Pada laga yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang kemarin, terjadi banyak kejadian .

Sejak sebelum pertandingan dimulai, nyanyian rasis kerap terdengar di Stadion Kanjuruhan.

Selain itu, ada oknum Aremania memasuki lapangan pertandingan. 

Bahkan ada juga yang nyaris baku hantam dengan Alfonsius Kelvan, kiper Persebaya.

Selain itu, sering terjadi perkelahian suporter, karena ada kecurigaan ada oknum suporter lain yang masuk stadion.

Untuk itu, Panpel Arema FC mengaku siap dengan segala konsekuensi yang akan diterima klubnya.
Tentu kami harus siap ya. Sebenarnya kami beberapa kali sudah sosialisasi ke korwil, ke teman-teman aremania soal distrubusi tiket, soal Laws of the game, dan kami sesalkan apabila ada oknum yang sengaja merusak jalannya pertandingan. Saya sangat menyesalkan dan saya mohon jangan terulang lagi.
kata Abdul Haris Ketua Panpel Arema FC, Minggu (7/10/2018).

Arema FC bisa terancam dijerat sanksi oleh Komdis PSSI. Selain perkelahian, nyanyian tak pantas, dan juga ulah suporter, sampai ada penyalaan kembang api dan flare.

Manajemen dan panpel Singo Edan siap mempertanggung jawabkan hal tersebut. 

Hingga kini, Komdis masih belum memutuskan apapun terkait pasca laga Arema FC dari lawan Bajul Ijo.
Kami membuka mata dan sadar sesadar sadarnya adanya fakta pelanggaran berat yakni masuknya penonton dilapangan. Panpel Arema sangat menerima bakal berbuah sanksi berat mungkin laga tanpa penonton. Semoga sanksi yg akan diterima menjadi momentum efek jera dan kebaikan untuk semua. 
isi dari caption di instagram resmi klub Arema FC terkait kesiapan tim mendapat sanksi dari PSSI.

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT