The Legend Of Indonesia Foodball

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
The Legend Of Indonesia Foodball
Bagaimana seseorang layak disebut sebagai legenda sepak bola?

Umumnya mereka adalah “nyawa” dari suatu tim, yang berkontribusi tak hanya dari segi sumbangan gol dan jumlah penampilan melainkan juga performa terbaik serta kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar.

Jiwa kepemimpinan serta attitude yang dimilikinya juga menjadi poin pendukung yang vital.

Sebab, mereka adalah ikon yang mewakili dan membawa nama besar tim yang dibelanya dengan hormat.

Legenda sepak bola merupakan seseorang yang berhasil mengukir namanya di buku sejarah lapangan hijau tak hanya dalam rekor sebagai kesuksesan pribadi namun juga untuk keberhasilan suatu tim.

Julukan Macan Asia yang pernah melekat di Timnas Indonesia rupanya bukan hanya isapan jempol belaka.

Sematan tersebut diberikan karena Indonesia bisa tampil perkasa di kancah sepakbola Asia saat itu.
Kita tidak boleh melupakan sejarah. Tanpa para legenda ini, persepakbolaan Indonesia tidak bisa berkembang seperti sekarang.

Berikut ini adalah daftar The Legend Of Indonesia Foodball Versi Bitter Coffee Park di ranah Liga Persepak Bolaan Indonesia:
☆☆☆☆☆
The Legend Of Bambang Pamhngkas (BP-20)
Striker mumpuni belakangan jadi sosok langka di skuat Timnas Indonesia. Bambang Pamungkas menjadi pemain terakhir yang bisa tampil konsisten sebagai ujung tombak skuat Garuda.

Belum ada striker murni, kelahiran Bepe (Bambang Pamungkas adalah yang) terakhir. Belum ada lagi seperti yang diharapkan, tapi paling tidak beberapa pemain sudah menunjukkan kualitasnya.

Seorang penyerang murni, harus memiliki naluri gol tinggi diiringi kualitas lengkap. Latihan rutin sejak usia dini diyakini bisa membentuk karakter penyerang yang mumpuni.

Bambang Pamungkas (lahir di Semarang,Jawa Tengah, 10 Juni 1980, juga dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk Persija Jakarta di Liga Super Indonesia dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker.

Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia, dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.

Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman di kotak penalti. Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di tim nasional Indonesia.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja.

Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad.

Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.

Pada tahun 2005 Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Pada tahun itu dia menjadi pencetak gol terbanyak Liga Malaysia dengan 22 gol. Pada Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.

Pada tahun 2010 ia hendak menjalani masa trial di Selandia Baru, klub Wellington Phoenix FC. tetapi gagal untuk mengamankan kontrak.

Pada 9 Desember 2013, ia menandatangani kontrak berdurasi satu tahun dengan Pelita Bandung Raya. Dia mencetak 2 gol debut bagi klubnya saat melawan Persija dan pertandingan berakhir dengan hasil imbang.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.

Pada tahun 2002, Bambang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 8 gol dari 6 penampilan sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002. Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.

Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A FIFA.

Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim Nasional U-23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.

Pada tanggal 1 April 2013, Bambang Pamungkas menyatakan pensiun dari Timnas Indonesia

Bambang menikah dengan Tribuana Tungga Dewi, dengan dia ia memiliki tiga anak: Salsa Alicia, Jane Abel Syaura Abana dan. Kedua bungsu berumur 7 tahun. Ia awalnya tidak punya pikiran untuk menjadi pesepak bola. Dia suka membaca dan memasak, dan memiliki ambisi untuk menjadi seorang guru atau koki setelah karier sepak bola nya selesai.

Bambang mencurahkan sebagian waktu luangnya untuk kegiatan amal, mempromosikan Yayasan Bambang Pamungkas bahwa ia dibentuk untuk memberikan bantuan keuangan dan sumber daya untuk sekolah-sekolah di Indonesia.

Dia juga terlibat dalam penggalangan dana bagi badan amal kanker anak-anak.

Sebagai seorang tokoh terkenal publik, Bambang telah muncul dalam dukungan banyak produk, termasuk untuk Biskuat, Ti Phone, Nike, dan Bodrex.

Bambang telah menulis sebuah buku dalam bahasa Indonesia, Ketika Jemariku Menari, berkaitan hidupnya, kariernya, dan rekan tim di klub dan tingkat nasional, khususnya selama kampanye 2010 AFF.

Mantan manajer tim nasional Indonesia Ivan Venkov Kolev berkomentar dalam buku itu adalah Bambang
Satu striker langka di Indonesia. Komitmen dan profesionalisme adalah keunggulan dari pemain lainnya dan langka di Indonesia.
Pamungkas telah dipilih sebagai pembawa obor untuk Olimpiade 2012 api lintas melalui Calderdale pada tanggal 24 Juni 2012. 
☆☆☆☆☆
The Legend Of Kurniawan Dwi Yulianto (The Thin-10)
Kurniawan Dwi Yulianto lahir di desa Kalinegoro, Kabupaten Magelang, 13 Juli 1976 adalah seorangpesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia. Terakhir ia bermain untuk Persela Lamongan di Indonesia Super League. Sekarang pada tahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Medan yaitu the killer PSMS Medan di kasta divisi utama.

Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.

Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSS Sleman, Persitara Jakarta Utara, Persisam Samarinda, Persela Lamongan, PSMS Medan, Tangerang Wolves FC, PPSM Magelang, dan sekarang bermain untuk Persipon Pontianak, salah satu klub di Kota Pontianak. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak.
Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengonsumsi narkoba pada sekitar akhir1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas sepak bola Indonesia dengan 31 gol setelah Bambang Pamungkas (34 gol).

Kurniawan memiliki satu anak dari pernikahannya dengan Kartika Dewi.
☆☆☆☆☆
The Legend Of  Aji Santosa (The Wingger-17)
Aji Santoso lahir di Malang, Jawa Timur, 6 April 1970, adalah seorang pelatih dari Indonesia. Aji sebelumnya menangani Persebaya Surabaya, Persema Malang dan Persisam Putra Samarinda. Aji juga pernah ditunjuk untuk menjadi pelatih mantan klub semasa dia bermain, Persebaya Surabaya untuk babak Play-off Liga Super Indonesia 2009. Sebelum menangani Persebaya ia juga mengarsiteki Persik Kediri. Saat ini, Aji Santoso ditunjuk sebagai pelatih Arema FC sejak awal musim 2017. Hingga saat ini, Aji Santoso resmi berlatih sebagai Persela Lamongan.

Ia adalah mantan pemain Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persema Malang, dan timnas sepak bola Indonesia. Sebagai pemain sepak bola Aji Santoso berposisi sebagai pemain belakang khususnya pada sektor kiri. Aji Santoso yang berposisi sebagai bek kiri dalam bermain juga aktif dalam membantu serangan.

Aji Santoso juga bermain untuk Indonesia untuk berbagai ajang kejuaraan internasional. Di tim nasional, prestasi Aji sungguh sensasional.

Namanya kian kondang setelah ikut mempersembahkan medali emas SEA Games 1991. Masa keemasan sebagai pemain nasional ia bukukan dalam kurun waktu 1990-1999.

Aji tetap berprestasi di kompetisi nasional. Ia tercatat sebagai pemain yang tiga kali mempersembahkan gelar juara kompetisi PSSI, yakni untuk Arema (1992/1993), Persebaya Surabaya (1997/1998), dan PSM Makassar (1999/2000).

Yang membanggakan Aji lagi, ia tak pernah duduk sebagai pemain cadangan, baik saat di tim nasional maupun di klub profesional. Ia selalu menjadi pemain utama dan pemegang ban kapten. Setelah gantung sepatu, Aji Santoso beralih profesi menjadi pelatih sepak bola.

Sebagai Pelatih dia terakhir membawa PON Jatim meraih emas, pada pagelaran PON Kaltim 2008 dan meraih perunggu pada ajang POM ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.
☆☆☆☆☆
The Legend Of Widodo Cahyono Putro (The Best Gool 1996 AFC)
Widodo Cahyono Putro lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 8 November 1970 adalah seorang pelatih dan pemain sepak bola legendaris Indonesia. Posisinya saat bermain adalah penyerang. Widodo seangkatan dengan Rochy Putiray, Joko Susilo, dan Aji Santoso.
Widodo mengawali sebagai pemain profesional di klub Galatama, Warna Agung (1990–1994). Bakatnya ditemukan oleh Endang Witarsa.

Setelah itu ia pindah ke Petrokimia Putra Gresik, hingga 1998. Di Klub inilah penampilan Widodo semakin meningkat dan ia menjadi bagian dari Tim nasional sepak bola Indonesia hingga ia meraih prestasi hasil dari tendangan saltonya saat melawan Kuwait yang dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia AFC 1996. Setelah selama empat tahun ia pindah ke Persija Jakarta hingga 2002.

Setelah dari Persija Jakarta ia kembali ke Petrokimia Putra Gresik hingga gantung sepatu dan menjadi seorang pelatih di klub tersebut.
☆☆☆☆☆
The Legend Of  Boaz Theofilius Erwin Salossa (The Dribbling Prodigy-7)
Boaz Theofilius Erwin Solossa atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa lahir 16 Maret 1986 di Sorong, adalah pemain sepak bola Indonesia.

Saudara-saudaranya, Ortizan dan Nehemia, juga pemain sepak bola. Boaz saat ini bermain di Persipura Jayapura.

Boaz merupakan salah satu striker terbaik yang dimiliki Indonesia. Dia dikenal memiliki naluri mencetak gol yang tinggi, akurasi umpan yang baik, tendangan dengan kaki kiri, serta teknik dribbling di atas rata-rata. Dalam urusan mencetak gawang, Boaz juga satu-satunya pesepak bola nasional yang mampu bersaing dengan striker asing untuk menjadi top scorer ISL.

Dia pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004.
Pada tahun 2011, Boas mendapat tawaran untuk bermain di klub Belanda VVV-Venlo, tetapi karena keluarga dia memilih untuk tetap bermain di Persipura Jayapura.

Di tengah kariernya sedang menanjak, ia pernah mengalami cedera serius yang membuat ia nyaris melupakan sepak bola untuk selamanya.

Cedera patah kaki kanan saat tampil membela Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Hong Kong di ajang internasional memang hampir saja membunuh karier bermain sepak bolanya. Pertandingan berakhir dengan kedudukan 3-0 untuk Tim Nasional Indonesia.

Banyak rumor mengatakan bahwa tim nasional Indonesia tidak membiayai perawatan Boaz saat cedera parah kala melawan Hong Kong.

Dikabarkan kubu Persipura yang mau menanggung semua biaya operasi Boaz. Sejak saat itu, komitmennya terhadap timnas Indonesia mulai dipertanyakan.
☆☆☆☆☆
Pembinaan usia muda yang kurang baik menjadi salah satu sebab minimnya pemain yang mampu berperan sebagai penyerang murni. 

Mungkin di grassroot-nya, karena selama ini filosofi sepak bola Indonesia juga baru diterapkan secara serempak.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT