Kisah Tukang Semir Sepatu Yang Terinspirasi Bung Karno

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Kisah Tukang Semir Sepatu Yang Terinspirasi Bung Karno"
Tukang semir sepatu adalah sebuah pekerjaan dimana seseorang menyemir sepatu dengan alat semir sepatu. Pekerjaan tersebut secara tradisional dilakukan oleh seorang anak laki-laki.

Penyemiran sepatu di Kota Surabaya tidak dikenal sebagai produk komersial sampai awal abad ke-20. Meskipun pada akhir abad ke-19, anak-anak laki-laki menjajakan jasa penyemiran sepatu di jalanan.

Mereka datang ke tempat semir sepatu hanya untuk sekadar duduk, membaca koran, atau sekadar mencari teman bicara dan mengobrol dengan tukang semirnya. Itu membuat mereka rileks sejenak dari impitan pekerjaan.

Tapi siapa sangka, profesi ini pernah di Geluti oleh seorang Anggota DPRD TK-II Kota Surabaya. Dia, adalah H. Budi Leksono, SH. bersama sahabatnya Faris Cahyadi yang pernah menjadi sopir di salah satu perusahaan Swasta yang semasa kecilnya menjelajahi Kota Surabaya menawarkan jasa semir sepatu.

Tapi saat ini, Pria Kelahiran  Surabaya 17 Juni 1983 yaitu Faris Cahyadi membuka usaha warung makan BU.BADRI.NBL 013 di Jl. Parang Kusumo Surabaya. Sedangkan H. Budi Leksono, SH. Pria Kelahiran Surabaya, 9 Juli 1972 ini sebagai Anggota DPRD TK.II Kota Surabaya Fraksi PDI-P.

Bagi Mereka berdua Sosok Bung Karno adalah sebagai Inspirasi perjuangan hidup. Bung Karno (Ir. Soekarno) adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945–1966. Bung Karno (Ir. Soekarno) memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. 

Dari sosok Bung Karno (Ir. Soekarno) inilah mereka terinspirasi melakukan perubahan hidup baik dari segi kuwalitas maupun kuantitas.

Dari apa yang mereka usahakan, mereka tidak pernah lupa dari mana asal kacang. Persahabatan mereka masih berlanjut hingga sampai sekarang walaupun mereka sudah bukan lagi berprofesi sebagai Tukang semir sepatu. 

Itu dapat dilihat bagaimana mereka saling bahu membahu dalam memajukan wilayah mereka dan masih setia berdomisili di Bantaran Ril Dupak Masigit. Salah satu kawasan 150 Hektar Kampung Kumuh Kota Surabaya.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT