Pelajaran Percintaan

Berawal dari aku dinikahkan olah orang tua, Namaku Yulia, umurku 21 tahun, Aku tak sempat melanjutkan kuliah, Aku menikah pada usia sangat belia,

Karena ayahku memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy, Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya.

Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat percintaan. Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang aling indah.

Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yang tinggi), yang sangat parah,

Hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja,

Aku mendapat pelajaran percintaan dari film-film yang diputarnya. Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering melakukan masturbasi ringan.

Untuk melampiaskan hasrat percintaanku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalanku. Sampai suatu hari suamiku harus terbaring di rumah sakit karena penyakitnya itu.

Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula. Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar,

Dan harus antre lama, Selama antre aku jenuh sekali, Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar. Aku keluar dan pergi sebuah Mall makan.

Disaat aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restoran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan,

Tiba-tiba seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku. Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa.

Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. aku pun mengizinkannya  sambil kami berkenalan, dan ngobrol, dia membuka identitas dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri.

Di Kota ini dia tinggal bersama adik perempuannya. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat obrolan itu, aku memberikan namaku serta nomor teleponku.

Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelepon kemudian.

Sekitar satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, Sedangkan Suamiku masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi suamiku tak pernah absen.

Tiba tiba hp ku pun berbunyi, aku sempat kaget karena yang telepon ternyata Ronald, Dia pun ajak ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan,

Aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku. Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu;” Hotel”. Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang.

Kami pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku parkir di Mall itu, Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening dan romantis sekali.

”Kamu sering kemari?” tanyaku, dia hanya tersenyum.

”Baru kali ini Tante” sambungnya.

”Jangan panggil aku tante terus dong?” pintaku.

”Baik Yulia” katanya. Lagi-lagi dia tersenyum.

Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu. Kami saling tatap, tak sepatah pun ada kata-kata yang keluar.

Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, terharu, nikmat, romantis, takut, ah...macam-macamlah!!!

Tiba-tiba saja, entah karena Terharu, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat. Aku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya.

loading...
Kedua lenganku melingkar di pinggangnya. Kami masih diam membisu. Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya.

”Kamu menangis Yulia?” Tanyanya. Aku diam,

”isak tangisku semakin serius. Aku diam tidak menjawabnya

”kenapa?” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya.

”Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi aku membisu. Akhirnya aku menggeleng. Dia menuntunku ke tempat tidur. Aku berbaring di bagian pinggir ranjang itu.

Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku. Wah...rasanya selangit banget!. Baru kali aku merasakan romantisnya seorang laki-laki bersama.

Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku. Sebagai ucapkan perasaanku terima kasih kepadanya.

Laluku kecup pula pipinya. Tiba-tiba Gairahku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan film dan masturbasi ringan.

Sementara belum pernah aku merasakan nikmatnya. sementara kami saling berpelukan, Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agar dia membuka kancing bajuku satu persatu.

Dia menurut Semakin dia membuka kancing bajuku semakin terangsang aku. Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus,

Lantas dia pun dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduhhh,,,jantan sekali dia Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi.

Ronald mengelus payudaraku, lalu...mengisapnya...Oooh...Aaaahh,,,,nikmat dan aku terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif,

Spontanku pegang dan aku elus-elus penisnya. Aku terbayang semua adegan yang pernah aky saksikan di film panas. Aku merunduk tanpa sadar dan menghisap penisnya Ronald.

Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggeliat setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemarinya mengelus-elus kemaluanku,

Bibir dan bulu memekku di elus-elus, sesekali menarik-nariknya. Semakin terangsang aku. Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi yang meluap-luap.

Aku lupa segalanya Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah tengah ranjang. Aku berbaring Tubuh dan membuka selangkanganku, siap posisi digempur.

Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku,

“Aaaahhhhhh..aahhhhh..Oooohh,,,,bangg,,,“ sambil menahan sakit yang tak terbayangkan.

“oh....kok sakit“, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat.

Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya. Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku. Sebenarnya tanpa sadar saaayang,,,aaaah,,,,

Kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar. Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu.

Aku masih perawan!!! Ronald bingung, aku pun kebingungan. Akhirnya aku teringat dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah di masuki suamiku,

Karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis, Aku menjelaskannya lagi, ”Jadi kamu masih perawan?!” Tanyanya heran dan dia memelukku penuh rasa sayang kemesraan.

Kami masih bugil tubuh kami saling merapat, Aku mencium bibirnya, tanda sayangku pula. Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa Ronald yang mendapatkannya? Aku juga bingung!

Hampir satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan dengan anak muda ini. Tidak semua gaya bisa ku praktikkan di kamar itu.

Aku belum Begitu berpengalaman! Tampaknya dia juga begitu. Setelah itu kami tidur-tiduran, posisi masih dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi.

Membersihkan tubuh, bersama Ronald ikut mandi Kami saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya.

Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang dan oh,...kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi.

Oooh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi. Ronald agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia melakukannya,.

Kini dia tampak sedikit kerja keras, Dirangsangnya aku diciuminya bagian luar vaginaku dijilatinya tepi bibirnya, sedalam-dalamnya, dan oh...aku menggeliat kenikmatan.

Akupun tak mau kalah usaha, aku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, aku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD.

Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh nya sekali aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan menelan maninya.

”Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku.

”Sorry, enggak tahan….” Jawabnya.

Kutarik dia dan kutuntun Penisnya masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja,

Tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah...aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku setengah berteriak kenikmatan, terasa ada sesuatu yang keluar di vaginaku,

Aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat, Setelah selesai mandi berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali.

Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin. Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan. Kami membisu, saling memeluk.

”Aku sayang kamu Yulia” Terdengar suara Ronald setengah berbisik,

Aku masih membisu, entah kenapa bisa begitu. Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali.

”Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih

”Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi.

Tanpa sadar airmata menetes trus, Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anak muda ini.

setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami pun berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya,

Dia juga membalasnya dengan menciumku. aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat tak karuan, Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebagainya.

Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga ada bendera kuning dipasang disana. Aku mulai gugup,

Ketika aku keluar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, Ternyata suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa.

Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya. Sebulan kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut.

Aku sempat panas tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald Dan dijelaskan  Ronald sudah berangkat ke Amerika.

Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng.

Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran. Ternyata aku sadar bahwa aku kini menjadi maniak yang luar biasa.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT