Self-dialogues; mengacu pada pengalaman hidup Bitter Coffee Park

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Self-dialogues; mengacu pada pengalaman hidup Bitter Coffee Park
Pagi ini, Bitter Coffee Park ningkrong bardua dengan Sahabat Bitter di Warung Kopi di Jl. Sedayu Surabaya.

Seperti biasa, Bitter Coffee Park memesan Secangkir Kopi Pahit, dan Rokok Pro-Mild.

Ada hal menarik yang Bitter Coffee Park tangkap tentang Obrolan Kejayaan Masa Lalu.

Bitter Coffee Park tidak akan mengungkap secara gamblang tentang obrolan masa lalu, melinkan menuimpulkan dari bahasan itu untuk diri Bitter Coffee Park. (Menjaga Privasi aja sih.....)

Bitter Coffee Park menemukan penyimpulan ini dari tulisan Muhammad Kanedi di Quora.

Bitter Coffee Park merasa sepaham dengan tulisan Beliau untuk menyimpulkan Obrolan tadi siang dengan Sahabat Bitter.
Menyimpulkan Obrolan tadi siang Dengan Sahabat Bitter tadi siang.
Meminjam konsep tradisi sosio-religius Hindu tentang tahapan kehidupan,
Hidup manusia itu terdiri atas empat tingkatan:
  1. Brahmacharya (masa belajar), 
  2. Grihastha (berumah tangga dan berkarir), 
  3. Vanaprastha (retreat), dan 
  4. Sannyasa (berserah diri total).
Bitter Coffee Park sendiri, karena masih memiliki tanggung jawab keluarga dan karir, masih berada di tahap Grihastha.

Namun demikian, berdasarkan pengalaman hidup dan pengetahuan yang Bitter Coffee Park dapat dalam tahapan Brahmacharya dan Grihastha itu, Bitter Coffee Park mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan dan pernyataan dialogis (self-dialoguing) yang pantas Bitter Coffee Park ajukan kepada diri Bitter Coffee Park sendiri.

Berapa banyak musuh dan teman yang kita dapat selama kita menapaki karir atau usaha selama hidupmu?
Sadarilah bahwa ternyata pepatah yang berbunyi tidak ada gading yang tidak retak valid adanya.

Bahwa dalam kehidupan ini mustahil kita bisa membuat senang semua orang, akan selalu ada yang tidak menyukai dan membenci kita.

Mengapa?
Karena kita adalah manusia, makhluk yang tidak sempurna.

Selanjutnya, lihatlah keluarga kita!
  1. Berhasilkan kita mewujudkan fantasi kita tentang keluarga bahagia? 
  2. Apakah kita merasa sudah mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang tulus dari anak dan istri kita? 
  3. Bangga dan bahagiakah kita dengan kehidupan anak-anak kita? 

Jawabannya:
Sadarilah bahwa, membesarkan dan mendidik anak-anak adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua, tetapi jangan pernah berharap balasan dari mereka. Anak-anak kita pun punya kehidupanya sendiri.

Berikutnya,
  1. Coba ingat-ingat berapa banyak jenis makanan yang dulu kita sukai tetapi sekarang kita hindari? 
  2. Mengapa kita sekarang tidak makan selahap ketika umurmu 17-30 tahun?

Jawabannya:
Ketahuilah bahwa itulah pertanda fungsi faal tubuh kita sudah menurun.

Sadarilah bahwa untuk hidup sehat itu ternyata kita tidak bergantung pada kelezatan, harga, atau gensi makanan atau minuman yang kamu makan.

Melainkan, oleh kandungan energi dan kekayaan nutrient yang bisa dimanfaatkan tubuh untuk metabolisme.

Sekarang lihatlah bayangan kita di cermin! 
Perhatikan dan hitunglah berapa banyak perubahan yang terjadi pada tubuh mu sekarang.

Sudut mata sudah berkerut, kumis kita (Jika Sahabat Bitter Merasa Laki-Laki) sudah beruban, kantung mata kita makin menonjol, leher kita sudah mulai bergelambir, otot biceps kita mulai mengendur, kulit punggung jemari kita mulai mengering dan keriput.

Masih pantaskah kita merasa gagah, kuat, dan menarik? 
Inilah saatnya kita menyadari bahwa raga kita tidak lagi dapat diandalkan, bahkan untuk memenuhi hasrat dan kebutuhan biologis kita sendiri.

Tidak akan ada lagi orang yang mau memanfaatkan jasa raga-fisik kuta, karena itu secara sosial-ekonomis, kiprah kita sudah tamat.

Terakhir, tidak ada gunanya menyesali kesalahan diri di masa lalu, tetapi juga jangan membanggakan sukses atau kehebatan diri di masa lalu itu.

Masa lalu tidak akan pernah kembali.

Masa depan pun tidak perlu dirisaukan, sebab masa depan itu serba tidak pasti.

Jangankan untuk masa tahunan, untuk waktu dalam hitungan hari pun kamu tidak pernah bisa tahu apa yang akan terjadi pada dirimu.

Karena itu hargailah dan nikmati saja hidup kita saat ini, di sini.

Satu-satunya atribut sejati yang menjadikan diri kita ada (eksistensi) adalah spirit kita!

Latihlah dan kembangkanlah spiritualitas kita itu untuk mencapai kesadaran-diri yang tertinggi.

Itulah Self-dialogues yang sudah Bitter Coffee Park identifikasi untuk Bitter Coffee Park ajukan pada diri sendiri mengacu pada pengalaman hidup yang sudah Bitter Coffee Park alami dan pengetahuan yang Bitter Coffee Park miliki.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT