Obrolan Cinta dari secangkir kopi

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Obrolan Cinta dari secangkir kopi
Kopi, tidaklah sekedar hasil ekstraksi biji tanaman kopi, tetapi kopi merupakan sebuah kata penuh makna. 

Membuat inspirasi menjadi deskripsi. 

Kopi, sebagai teman dalam sepi ataupun tawa. 

Dalam kopi, terdapat beribu makna yang menceritakan kehidupan ini. 

Kopi bukan hanya sekedar rasa, melainkan rasa yang dapat mengisi kekosongan hati dan pikiran. 

Hati yang terbimbangkan oleh sebuah Cinta, mampu mengungkapkan beribu kata ketika ditemani secangkir kopi.

Bagi sebagian orang, kopi memanglah sebuah minuman. 

Dan yah! 
Memang hanya minuman. 

Tapi bagiku, ketika ada secangkir kopi, seperti sebuah cahaya sahabat yang menatap mata dengan penuh kehangatan. 

Tak bisa Aku pungkiri, ketika tidak ada kopi, susah bagiku untuk berpikir. 

Ketika sebuah rasa di hati sulit tuk diungkapkan, Kopi lah yang menjadi motivasi. 

Motivasi tuk menerjemahkan bahasa hati menjadi sebuah ungkapan. 

Ungkapan yang terkadang tak pernah ku pahami, meski itu terlontar sendiri dari mulutku. 

Kopi seperti memiliki kekuatan magis untuk menghipnotis pikiran ini. 

Pikiran yang belum mampu menentukan sebuah titik, tapi Kopi memberikan cahaya kepada pikiran untuk mencapai titik itu.

Korban Kopi. 
Mungkin itulah sebutan yang pas untuk Bitter Coffee Park.

Untuk pikiran Bitter Coffee Park yang telah termutilasi oleh kopi. 

Sebuah minuman yang ada pada wadah yang bernama cangkir. 

Pikiranku yang ketergantungan terhadap kopi. 

Memberikan energi positif disetiap kegiatanku. 

Rasa kopi mampu menjadi pengungkap rasa hati. 

Manis atau pahitnya kopi mampu menjadi sebuah makna. 

Bitter Coffee Park pernah terjebak pada sebuah ruang pikiran yang gelap dan hampa. 

Pikirian yang kebingungan terhadap masalah yang ada di depannya. 

Susah untuk keluar dari masalah itu. 

Namun semua berubah setelah Kopi menyerang. 

Semua berubah, motivasi dan dorongan pun dating, memberikan cahaya tajam kepada pikiran ini untuk menembus dinding masalah yang ada di depan.

Cinta. 
Bitter Coffee Park mulai berpikir kalau cinta dan kopi itu memiliki hubungan. 

Hubungan yang tak biasa. 

Di mana ada cinta, disitu ada kopi. 

Kopi dapat menghangatkan cinta. 

Ada saat di mana ketika aku terjebak dalam lika-liku cinta, kopi dating untuk membantu melewati lika-liku itu. 

Bitter Coffee Park pernah mempunyai rasa cinta kepada seorang wanita, tapi tak mampu Bitter Coffee Park ungkapkan. 

Tidak mampu Bitter Coffee Park ungkapkan dalam artian, karena begitu susah tuk Bitter Coffee Park jelaskan. 

Semakin lama perasaan itu tak terungkapkan, semakin sesak pula hati ini. 

Menceritakan hal ini ke teman pun tak memberikan solusi. 

Tapi jawaban berbeda aku dapatkan ketika bersama secangkir kopi.

Kopi yang menemaniku malam itu, hitam pekat tertutup ampas, seperti seorang wanita cantik yang punya kepribadian jelek. 

Jangan menilai kopi hanya dengan melihat tampilannya saja, tetapi rasakan kopinya, sensasinya, baunya, serta inspirasi apa yang ada disekitar kita yang dapat kita ambil. 

Jadikanlah kopi sebagai penutup kesepian dan kesendirian kita, kenal kopi lebih dalam lagi, dan kopi akan menunjukkan dia yang sebenarnya.

Cinta dan secangkir kopi
Cinta dan Secangkir Kopi punya sedikit makna yang agak unik atau boleh dibilang agak istimewa bagi Bitter Coffee Park. 
Lumayan konyol (atau gimana, gitu?). 

Terlebih setelah Bitter Coffee Park menjelajah dunia maya ini, ada sedikit yang terasa berbeda dari sebelumnya. 

Mungkin inilah yang dikatakan jalan atau mungkin pepatah yang mengatakan Masih banyak jalan ke Roma sangat tepat bagi Bitter Coffee Park.

Ya, layaknya secangkir kopi saja kedengarannya, tidak ada efek romantis yang terkandung di sana, juga tidak menarik mungkin untuk didengar. 

Namun, Bitter Coffee Park merasakan cinta yang tidak pernah diundang itu layaknya secangkir kopi yang dipandang dari sudut pandang positif berikut pertimbangan yang matang. 

Sebab, Bitter Coffee Park menganggap secangkir kopi (bukan untuk ukuran warkop atau cafe: dipesan, dinikmati, dibayar, lantas ditinggal bekasnya) tapi secangkir kopi yang dimaksud di sini adalah secangkir kopi yang dijadikan teman sejati untuk menemani begadang sampai pagi.

Memang diakui, secangkir kopi, yang lebih dari separuh penghuni bumi menggemarinya dan sebagai bukti di manapun Sahabat Bitter berada pasti tidak susah nyari tempat ngopi atau warkop. 

Semua orang tau kalau kopi berwarna hitam yang notabenen-nya sering dijadikan sebagai lambang kesesatan, (kita ambil sebuah contoh yang mudah dipahami Ilmu Hitam, mendengarnya saja sudah membuat bulu roma merinding. Ih, sereeeem, deh!!!) dan kenyataannya demikian, ilmu hitam merupakan sebuah kesesatan yang nyata yang sering digunakan untuk hal-hal yang instan. 

Kenapa? 
Jawabannya tidak perlu dipikir-pikir, karena tidak lain dari hasilnya yang akurat, singkat, tepat, terpercaya, dan langsung menuju sasaran.

Tapi berbeda dengan secangkir kopi, dia menyimpan sebuah kenikmatan yang tidak bisa diekspresikan dengan wajah dan tak bisa di ceritakan dengan rangkaian kata-kata indah.

Kenikmatan itu hanya bisa menjadi rahasia pribadi dengan berbagai versi. 

Tidak berlebihan mungkin, jika dikatakan lebih separoh penghuni bumi rela mengutamakan secangkir kopi di pagi hari daripada makanan pokok yang mengenyangkan dan menyehatkan. 

Padahal mereka tau kopi membuat selera makan dan selera tidur menjadi tertunda dan masih banyak sisi negatif yang ditimbulkan kopi.

Bukan sekedar opini belaka, lebih dari 75% (hasil survey di lapangan oleh sebuah megazine terkemuka di London dan persentase ini belum mencakup pada pecandu yang hanya sekedar ikut-ikutan jadi pecandu kopi, persentase tersebut paling tidak telah memiliki alasan tersendiri untuk menyukai kopi). 

Dari hal ini, terbukti kalau para pecandu kopi tidak perlu membuka mata untuk menilai kopi dari sisi luarnya. 

Mereka akan segera meneguknya dan terbuktilah kalau kopi bukanlah seperti warnanya yang hitam, sungguh terlalu menakutkan. 

Padahal, Bitter Coffee Park dan sebahagian penduduk bumi lainnya sangat menyukai keindahan. 

Tapi kopi tetaplah kopi dengan warna hitamnya. 

Anehnya, dengan menikmati minimal secangkir kopi setiap hari, seolah ada yang terpenuhi dengan sendirinya.

Demikian halnya dengan cinta yang banyak sedikitnya adalah penghancur perbedaan yang tak perlu mau tau siapa yang mesti dipilih oleh mata dan dirasakan oleh hati. 

Dalam hakikat cinta, kopi menggambarkan sebuah cinta sejati yang benar-benar tulus, sebab cinta adalah Sebuah kepatuhan tanpa tanya

Bagi Bitter Coffee Park, apabila cinta terlahir, penampilan seseorang tidak perlu ikut campur dalam hal perasaan tersebut, meskipun cinta kerap terlahir dari penampilan. 

Namun yang lebih banyak dan pantas mendominasinya itu adalah perasaan cinta itu sendiri dengan ketulusannya yang benar-benar tulus dari sebongkah hati kita terhadap cinta

Menurut orang bijak, 
Mencintai itu berarti meletakkan kebahagiaan kita pada pasangan kita.
Agaknya, pendapat ini bukan sebatas susunan huruf menjadi kata, susunan kata menjadi kalimat yang bermakna. 

Lebih dari itu, cinta merupakan kerelaan menghadapi resiko yang akan dilalui dan siapa pun orang yang kita cintai adalah orang yang berharga dalam hidup kita, mungkin melebihi berharganya nyawa yang kita miliki.

Demikianlah cinta, semua orang akan merasakannya. 

Perihal arti cinta, seseorang tidak akan bisa memberi defenisi khusus pada orang lain karena bermacamnya versi dan pandangan banyak orang tentang ini. 

Cinta baru didefinisikan setelah orang tersebut merasakannya, ini karena cinta adalah benda abstrak yang relevan.

Terluka karena cinta? 
Sepertinya bukan hal baru lagi dan ini juga cukup membuat seseorang bisa menjadi lemah namun setelah kembali merasakan cinta, jarang orang mengenang masa sakit karena cinta itu (ah, yang lalu biar berlalu...), sehingga membuat seseorang termotivasi kembali untuk merasakannya. 

Siapa Takut Jatuh Cinta?
agaknya paradigma inilah yang selalu memotivasi banyak orang untuk terus menerus ingin merasakan cinta. 

Bahkan, cinta tidak perlu lagi dikenalkan kepada anak kecil, karena di televisi cinta menjadi menu utama yang belum tergantikan dengan apapun.

Para pemain cinta? 
Sepertinya tidak ada yang perlu ditakuti dari situ, sebab para pemain cinta itu toh ingin merasakan cinta dengan porsi yang lebih dan kehausan akan cinta itu telah membuktikan cinta adalah sesuatu yang tidak nyata namun dijadikan nyata oleh banyak orang.

Di sini terbukti, sebuah syair pujangga besar asal Libanon, penganut Kristen Monerat yang ingin mempersatukan bulan sabit dan bintang dengan salib di hadapan Allah dan impian itu tak pernah tercapai hingga nafasnya lepas dari jasadnya di Amerika Serikat namun tetap memilih Lebanon, tanah kelahirannya, sebagai tempat peristirahatannya yang terakhir, sedikit mampu membawa kita untuk memahami cinta sedikit lebih dalam.

Khalil Gibran
Tentang Cinta Sejati
Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya, meski jalan yang kalian tempuh terjal dan berliku.

Cinta takkan memberikan apa-apa pada kalian, kecuali keseluruhan darinya. Cinta takkan mengambil apa-apa dari kalian, kecuali dari dirinya sendiri. Cinta takkan dimiliki dan memiliki, karena cinta telah cukup untuk cinta.

Dan janganlah kalian mengira bahwa kalian dapat menentukan arah cinta, karena cinta, apabila telah menjatuhkan pilihan pada kalian, dialah yang akan menentukan perjalanan hidup kalian.

Cinta tak punya hasrat, selain mewujudkan maknanya sendiri.

Namun, jika kalian mencintai dengan berbagai hasrat, maka wujudkanlah dia demikian. Meluluhkan diri, mengalir bagai anak sungai, menyanyikan lagu persembahan malam. Mengenali kepedihan dari kemesraan yang paling dalam, merasakan luka akibat dari pengertiannya sendiri tentang cinta. Dan meneteskan darah dengan suka cita dan kerelaan.
☆☆☆☆☆
Dengan syair di atas, maka yakinlah kita dengan cinta, bahwa cinta adalah:
Sebuah pengharapan yang takkan bisa tergantikan oleh nafas yang diberikan Tuhan. 

Andai seluruh penduduk bumi ini menyerupakan hakikat secangkir kopi dengan hakikat cinta sejati (tidak kenal harta, penampilan, dan segala perbedaan) maka tidak ada air mata yang menetes lagi, darah pun tak akan mengalir dengan sia-sia. 

Tak ada lagi istilah 
Don’t love, don’t cry
yang tinggal 
Don’t love, don’t happy
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT