Poling Poin Penting Tragedi 22 Mei 2019

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Poling Poin Penting Tragedi 22 Mei 2019
Ada beberapa poin penting yang Bitter Coffee Park tangkap:
  1. Demonstrasi tersebut adalah bentuk penolakan terhadap sistem demokrasi dalam hasil Pemilihan Presiden tahun 2019;
  2. Demonstrasi tersebut bisa dikatakan telah terencana dan mempunyai backing dari kelompok-kelompok tertentu;
  3. Demonstrasi bisa dianggao ingin menciptakan ulang kondisi krisis 1998 (rasa cemas dan lemahnya ekonomi) agar terjadi delegitimasi terhadap pemerintahan dan dibutuhkan sebuah Orde Pemerintahan yang baru.
Gambar 1. Kerusuhan 1998
Gambar 2. Upaya Kerusuhan 2019
Mari kita mengupas poin tersebut satu per satu.
Poin Nomor 1
Terkait hasil pemilihan presiden tahun 2019, telah terlihat bahwa hasil rekapitulasi KPU telah menunjukkan:
  • Paslon 01 memenangkan pemilu dengan persentase 55.5%;  
  • Paslon 02 dengan persentase 44.5%; dan
  • Dengan selisih yang cukup besar, 16,9 juta suara. 
Melihat bahwa hasil kampanye dan upaya politik yang telak dilakukan oleh kelompok tersebut terbukti gagal.

Bahkan dengan selisih persentase suara pemilu yang 2x lipat lebih jauh dibandingkan Pemilu tahun 2014 (6,3% yaitu 8,4 juta suara).

Maka hal ini justru memicu rasa kecewa dan amarah dari kelompok tersebut.

Apa saja sebabnya Paslon 02 mengalami kekalahan? 
Mengapa Prabowo dapat mengalami kekalahan lagi dan sebuah kekalahan yang lebih parah, padahal dialah satu-satunya tokoh yang dianggap sebagai sosok figur strongman seperti Sukarno?

Sudah ada analisis yang tepat mungkin untuk menjelaskan kekalahan Prabowo (Baca: Jawaban Doni Haryadi untuk Menurutmu apa saja kesalahan strategi dari pasangan Prabowo-Sandiaga di balik kegagalan pada Pilpres 2019?), yaitu: 
  1. Kurang menjangkau masyarakat Jawa Tengah dan Timur, 
  2. Kurang menggandeng NU, dan
  3. Kurang menggandeng kelompok minoritas beragama.
Bila Sahabat Bitter mempelajari peta pemilihan suara di Indonesia, Sahabat Bitter akan melihat sendiri bagaimana ketiga poin tersebut dicerminkan dalam hasil pemilu tahun ini. 

Hubungannya dengan kelompok demonstran tersebut? 
Bitter Cofffee Park melihatnya adalah kelompok ini yang merasa sudah sekian giat mendukung Prabowo sebagai Paslon 02, malah dukungan mereka yang menyebabkan kekalahan pemimpinnya sendiri dengan mendonasikan/ mengusir silent majority ke Paslon 01. 

Dan karena mereka tidak dapat menerima kegagalan atau kesalahan tersebut, maka mereka kali ini menuangkan bentuk amarah/ kekerasan tersebut kepada Bawaslu, lalu ke Asrama Brimob (Baca: Kronologi Pembakaran di Asrama Brimob Petamburan: 11 Mobil Hangus), Politikus dan para Menteri (Baca: Diancam Dibunuh, Adian Napitupulu Melapor ke Bareskrim), dan tentunya kepada Pak Jokowi (Baca: Polisi: Provokator 22 Mei Ajak Serang Jokowi di Johar). 

Apakah mungkin nanti akan berlanjut ke Mahkamah Konstitusi? 
Silakan pikir sendiri. Poin nomor satu sudah terjawab.
Poin Nomer 2
Adanya backing dari berbagai pihak untuk menolak hasil rekapitulasi, sistem demokrasi, dan melakukan delegitimasi pemerintahan. 

Sahabat Bitter bisa membaca beberapa berita bagaimana konstelasi kepentingan dari:
Tentunya, Pak Prabowo sendiri juga tidak menginginkan sebuah situasi yang rusuh (Baca: Ini Pernyataan Lengkap Prabowo soal Rusuh 22 Mei). 

Berikut adalah tanggapan beliau: 
Saya tegaskan kepada semua yang masih mau mendengar saya, para pendukung saya, sekali saya tegaskan hindari kekerasan fisik berlakulah sopan santun. Hormatilah pejabat pejabat penegak hukum dan jangan sekali-kali menggunakan kekerasan. Memang berat, saya memahami.

Dari sini Sahabat Bitter dapat melihat bahwa di dalam pendukung Paslon 02 sendiri terdapat perbedaan. 

Ada yang memakai jalur hukum konstitusional namun ada juga kelompok yang akan melakukan segala cara untuk mencapai kepentingan mereka dengan menciptakan sebuah kondisi seperti kerusuhan 1998 (Baca: Polisi Kantongi Rekaman Pertemuan yang Rancang Kerusuhan di Jakarta), yang tersusun dengan sebuah rencana dan distribusi logistik (bayaran) untuk merekayasakan sebuah situasi untuk melakukan delegitimasi otoritas pemerintah dan sistem demokrasi yang sudah berlangsung pada saat ini (Baca: Temukan Rp 6 Juta di Amplop, Kapolri Sebut Massa Demo yang Diamankan Ngaku Dibayar - Tribunnews.com; Polisi Selidiki Uang dan Amplop dalam Ambulan di Lokasi Kerusuhan).

Akan tetapi, mari kita memposisikan diri sebagai salah satu demonstran. 

Jika suara Sahabat Bitter sudah dipakai untuk pencoblosan, dan Sahabat Bitter sudah bertekad bahkan untuk masuk penjara demi melakukan demonstrasi, lalu tiba-tiba muncul pernyataan dari idol/ figur yang Sahabat Bitter idamkan, bahwa 
Yang membuat rusuh bukanlah sahabat/ pendukung saya...

Apa yang akan Sahabat Bitter rasakan? 
Kemungkinan besar ada dua macam reaksi: 
  1. Pertama, tidak ada rasa kecewa karena memang tujuan demonstran adalah bertekad penuh untuk melawan pemerintah dan sistem demokrasi terlepas ada tidak adanya Prabowo; dan
  2. Kedua, Sahabat Bitter merasa kecewa, karena sudah lama menolak pemerintah, mendukung Prabowo sampai titik pencoblosan, setelah itu dipecat dari asosiasinya.
Poin Nomor 3
Adapun dengan begitu kita masuk ke poin nomor tiga, mungkin saja para pendukung Paslon 02 baru menyadari bahwa terdapat kelompok-kelompok seperti itu di bawah sayap kubunya yang sedang memakai Prabowo untuk mengedepankan kepentingan politiknya sendiri, termasuk dengan memakai cara-cara yang cukup meresahkan. 

Prabowo sendiri tidak dapat mengendalikan kelompok ini sebab memang kelompok tersebut bergerak secara independen, kebetulan saja menemukan figur Prabowo, yang dapat mengedepankan agenda politiknya. 

Tentunya, saat ini kita tidak perlu khawatir sebab situasi 1998 sangatlah sulit untuk diulang kembali (Baca: Apakah kamu memiliki kekhawatiran terjadi kerusuhan pada pemilu 2019 nanti?). 

Kita sudah dan sedang hidup di tengah atmosfer demokrasi, bukan otoritarianisme yang mengental selama 32 tahun yang memuat pelanggaran HAM dan bentuk represi militeristik sebagai sarana integrasi nasional (Baca: Jawaban Kevin Nobel untuk Dari banyaknya versi sejarah G30S/PKI, versi mana yang paling mendekati kebenaran?).

Apakah ini yang dimaksud dengan People Power? 
Bila kita mempelajari etimologi dari kata Demokrasi yang terdiri dari Demo (People) dan Kratos (Power), sebetulnya sistem pemilu adalah bentuk:
People Power yang sah apabila sistem pemerintahan tersebut memberlakukan sistem demokrasi yang transparan. 
Kita sudah ada sistem kawal pemilu, mekanisme gugatan hukum secara konstitusional, dan itu penting untuk menjaga sebuah Social Contract yang dikemukakan oleh Rousseau & Hobbes, bahwa untuk menjalankan sebuah pemerintahan dibutuhkan sebuah sistem legal-rasional (demokrasi) seperti yang didewasakan oleh Max Weber, dan bukan dalam bentuk primodialisme, tribalisme, anarkisme, dll (Baca: Jawaban Kevin Nobel untuk Apakah akan terjadi lagi kerusuhan bernuansa SARA seperti terjadi di tahun 1998 di tengah kondisi menjelang Pilpres saat ini ?).

Bitter Coffee Park melihat bahwa jika makna People Power yang dimaksud dalam hal ini adalah:
Demonstrasi yang bersifat anarkis, atau bentuk-bentuk delegitimasi terhadap sistem demokrasi yang transparan yang mewadahi pemungutan suara secara sah itu dapat dibilang sebagai tindakan revolusioner. 
Revolusi adalah upaya untuk merombak sebuah sistem dan melakukan delegitimasi terhadap bentuk-bentuk kekuasaan yang sedang berjalan pada saat ini. 

Akan tetapi, jika Sahabat Bitter mempelajari sejarah atau kisah-kisah revolusi, itu banyak terjadi di tengah rezim yang otoriter.
Bila sudah, lalu:
Mengapa masih dibutuhkan demonstrasi yang menyebabkan berbagai kerusakan yang memunculkan kesadaran rasa takut dalam masyarakat? 
Apakah karena ada kelompok tertentu yang tidak dapat menerima kekalahan sehingga mencoba segala cara untuk mencegah legitimasi yang lain?

Dalam bahasa catur, sebetulnya langkah-langkah menuju skakmat sudah semakin mendekat, we are in the end game now, hanya saja ada "pion-pion" (massa), "kuda" (mantan anggota militer/ politikus/ elit), dan "uskup" (tokoh radikal) yang masih melakukan serangan terakhir untuk menunda kekalahan mereka karena banyaknya kepentingan yang tidak akan terpenuhi (FYI, Polisi dan TNI adalah "Benteng"; Presiden dan Wakil Presiden adalah "Sang Ratu"; Masyarakat Indonesia adalah "Raja" yang sedang dilindungi).

Mari kita belajar percaya kepada mereka yang sudah mempertaruhkan nyawa dan tenaga untuk masyarakat dalam konteks sistem demokrasi.

Bitter Coffee Park kira warga yang berdemokrasi dapat menerima kekalahan dalam sistem demokrasi, warga yang tidak mampu untuk berdemokrasi tidak akan menghormati kemenangan lawan meskipun itu sudah berada dalam sistem demokrasi yang transparan, sehingga dia akan menolak baik lawannya dan prinsip demokrasi itu sendiri.

Silakan ditanggapi, salam demokrasi.
☆☆☆☆☆
PEJUANG SEJATI 22 MEY 2019 DAN SIKAP PRABOWO
Perasaan yang tergambarkan oleh Bitter Coffee Park di peristiwa 22 Mei 2019.
SEDIH.
Ada satu foto yang membuat Bitter Coffee Park cukup terenyuh hingga sedikit menangis.

Ini adalah foto yang diambil oleh masagungwilis (ig: masagungwilis). Foto ini memperlihatkan bagaimana salah satu aparat kepolisian sedang video calldengan anaknya.

Melihat foto ini membuat Bitter Coffee Park terenyuh.

Bagaimana tidak? 
Bitter Coffee Park membayangkan apabila aparat tersebut yang menjadi ayah Bitter Coffee Park. Ayah Bitter Coffee Park sedang bertugas, dan Bitter Coffee Park hanya bisa menunggunya dan mendoakannya agar selamat selama bertugas.

Menurut Bitter Coffee Park inilah Jihad yang sesungguhnya.

Menjalankan tugas negara sepenuh hati.

Berusaha menjaga keamanan negara ini dengan penuh dedikasi.

Bitter Coffee Park hanya bisa berdoa dan berharap agar aparat-aparat negara yang sedang bertugas ini bisa sehat selalu dan kembali berkumpul dengan keluarganya masing-masing.

2. MIRIS
Sungguh Bitter Coffee Park sangat menyayangkan adanya kerusuhan ini.

Aksi yang katanya akan berlangsung damai, tapi berakhir anarkis hingga menimbulkan korban.

Entah siapapun dalang dibalik kerusuhan ini, Bitter Coffee Park harap ini segera berakhir.

Mereka yang berteriak takbir sambil merusak sarana dan prasarana umum membuat Bitter Coffee Park geram sendiri melihatnya.

Kalau ingin menuntut keadilan silahkan!
Tapi tolong lakukan dengan cara yang cerdas. 

Bitter Coffee Park melihat ada sekitar 10 atau 11 mobil yang dibakar di parkiran dekat tanah abang.
Bitter Coffee Park sungguh bingung? 
Tujuannya apa? 
Aksi yang katanya mengatasnamakan rakyat, tapi malah merugikan sesama rakyat.

Coba bayangkan bagaimana kalau pemilik dari mobil tersebut mobilnya belum lunas, atau mobil tersebut adalah kendaraan yang menunjang mereka untuk bekerja.

Atau bahkan bisa saja karena terbakarnya mobil tersebut, pemilik mobil jadi tidak bisa mudik ke kampung halmannya tahun ini.

Karena aksi tersebut banyak orang yang terluka bahkan hingga meninggal.

Banyak orang yang tinggal, bekerja, sekolah atau kuliah di daerah titik ricuh aksi tersebut malah tidak bisa menjalankan aktivitas mereka.

Ada beberapa anak sekolah yang tidak bisa ikut UAS karena adanya aksi tersebut.

Ada juga yang tidak bisa berangkat kerja.

Bahkan ada kabar dari sebuah berita, bahwa Pasar Tanah Abang akan ditutup sementara waktu karena adanya kericuhan ini (tanah abang menjadi salah satu titik ricuh).

Bayangkan berapa banyak pedagang di tanah abang yang rugi karena tidak bisa berjualan selama beberapa hari.

Atau pekerja-pekerja harian yang tidak bisa mendapatkan uang untuk sekedar makan.

Bitter Cofffee Park jadi teringat waktu zaman Gusdur digulingkan dari kursi kepresidenannya oleh Amien Rais dkk.

Apa yang dilakukan oleh Gusdur?
Gusdur berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mencegah Banser dan pendukungnya datang ke Jakarta untuk membelanya.

Kekuasaan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan darah bahkan nyawa umatku.
Gusdur

Bitter Coffee Park hanya berharap masalah pemilu ini akan berakhir dengan damai. Jikalau memang dirasa ada kecurangan, silahkan perjuangkan di jalan yang benar.
Ajukan bukti-bukti kecurangan ke Mahkamah Konsitusi.
Bukankah kemarin-kemarin sudah banyak video kecurangan oposisi yang beredar?

  • Yang isi videonya adalah bahwa surat suara oposisi sudah dicoblos duluan.
  • Bahkan video tersebut bukan hanya satu.

Bukankah akan lebih mudah karena bukti yang cukup mendukung sudah beredar luas di masyarakat?
Coba ditelusuri saja kebenarannya bagaimana.

Ataukah ternyata video-video tersebut hanyalah setingan untuk membentuk persepsi publik bahwa pihak oposisi curang?
Silahkan dibuktikan.

Kalau memang rasanya sudah tidak bisa mempercayai pemerintahan ataupun lembaga hukum di negeri ini, silahkan ajukan ke Pengadilan Internasional.

Silahkan berjuang dengan cerdas.
Jika itu memang kebenaran, maka Bitter Coffee Park yakin semua akan itu terungkap.

Di beberapa platform, Bitter Coffee Park melihat bahwa Pak Prabowo mengucapkan belasungkawanya terhadap korban-korban yang terluka maupun meninggal.

Beliau juga mengatakan agar pendukungnya menyampaikan aspirasi secara konstitusional dan damai tanpa kekerasan fisik.

Sebenarnya mudah saja agar massa aksi 22 Mei 2019 itu mundur.

Beliau hanya perlu mengatakan pendukungnya untuk mundur, dan biarkan dia dan pihaknya yang mengurus ini secara hukum.

Bukankah itu mudah untuk mengehentikan segala kericuhan ini agar tak lagi memakan korban?
It's all in your hand pak.
☆☆☆☆☆☆
Indahnya provokasi.
Inilah yang terjadi di 22 Mei 2019 dngan tagline Kecurangan TSM (Tersruktur-Sistematis-Masif) pada Pemilu Pilpres 2019 membakar hati orang orang yang hanya percaya pada kata-kata junjungannya, serta kurang peduli pada mekanisme hukum dan kenyataan.
Ambisi politik yang bersimbiosis dengan memori kejatuhan rezim Orde Baru, sengaja dimainkan tadi malam.

Ada korban peluru tajam di RSUD Tarakan, mengingatkan kita akan skenario almarhum Elang (Trisakti).

Isu sesat, adanya pasukan asing bermata sipit yang memporak porandakan massa muslim, menggiring opini fanatisme bodoh untuk terulangnya penganiayaan etnis Tionghoa di 1998.
Massa yang sebelumnya mensabotase fasilitas umum dengan sholat tarawih di jalan protokol, di malam menjelang pagi berubah anarkis.

Ditunggangi oleh massa dari daerah luar Jakarta, dengan bom molotov yang sudah dipersiapkan.

Uang dalam amplop di tubuh para korban, peluru tajam yang di selundupkan, dan massa dari daerah luar Jakarta yang di program harus bertingkah anarkis, adalah:
SKENARIO LAMA 1998.
Apakah mastermind kudeta tidak ada skenario baru.? Kok masih lagu lama? Atau orang lamanya masih sama.? 
Hihii..

Mau ngambek, mau protes, mau sanggah keputusan KPU? Ada jalurnya kan? Ngapain norak sih?
Dont cry for me Indonesia..
☆☆☆☆☆
Yah… namanya juga demonstrasi boleh-boleh saja lah ya….
Tapi, tapi, tapi…….
Untuk yang ini enggak banget lah ya…
Jelas-jelas ini pembodohan, dari awal tuh pendukung yang mengikuti aksi tersebut sudah sangat sering digiring berita hoax yang berisi konten delegitimasi lembaga….

Engga percaya? 
Silahkan baca :

Memang dijelaskan bahwa presentasi hoax antara hoax yang menyudutkan paslon no 2 dengan paslon no 1 tidak beda jauh.

Tapi sebenarnya ada perbedaan mencolok yang tidak dijelaskan didokumen tersebut yaitu jumlah orang yang membagikan konten tersebut. Dari situ kita bisa melihat yang sebenarnya.

Kalian bisa pastikan sendiri digrup-grup/ forum anti hoax yang ada difacebook/ sosial media lainnya, biasanya diberi keterangan sudah berapa banyak yang meng-share konten hoax tersebut atau kalau kalian tipe orang yang pantat tebal (tidak gampang trigerred) kalian bisa langsung membandingkannya dengan melihatnya langsung ke konten hoaxnya (cari sendiri).

Kalau melihat perilaku Prabowo dan pendukungnya, sudah jelas ini upaya untuk meng-delegitimasi proses demokrasi yang sudah ada dan meromantisasi proses delegitimasi ini dengan menggunakan retorika.

Hal ini cukup berbahaya karena Kubu Pendukung Prabowo menggunakan narasi bahwa pemerintahan Jokowi adalah rezim dan telah menggunakan kecurangan yang membuat dia memenangkan pemilu.

Sudah jelas ini logika ada hominem karena Prabowo dll tidak memiliki bukti bahwa ada kecurangan sistematis, dan semua argumen mereka didasari perasaan bukannya fakta.

Yang lebih gila lagi, banyak yang percaya oleh bualan ini, dan pendukungnya adalah Titiek Soeharto yang notabene anak diktator orde baru.

Bitter Coffee Park khawatir, Indonesia saat ini sedang mengalami polarisasi babak kedua, dan kalau tidak hati-hati, demokrasi kita akan terancam, dan politik Islam akan menjadi kanker lebih besar ke depannya, dan membuat identitas keindonesiaan lebih retak lagi

Andaikan prabowo berhenti berdelusi bahwa dia memiliki takdir menjadi presiden, mungkin ini tidak akan terjadi. Tapi ybs tampaknya sudah kena penyakit Messiah complex.
Kami demo dengan tegas namun damai, kalo rusuh bukan kami.

Ibarat bilang ke bocah lagi di rumah
Jangan main api ya..
Tapi jelas-jelas ngasih bensin dan korek sama anak kecil kemudian pergi begitu saja.
Dan
Bocahnya kebakar, nyalahin orang yang jaga rumah.

Ah sudahlah.
Terima kasih.

Salam Hangat Secangkir Kopi
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT