Apakah Pattaya merupakan Kota Bisnis Prostitusi Terbesar dan Surga di Dunia?

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Apakah Pattaya merupakan Kota Bisnis Prostitusi Terbesar dan Surga di Dunia?
Kerajaan Thai (nama resmi bahasa Thai: ราชอาณาจักรไทย Ratcha Anachak Thai; atau Prathēt Thai), yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siamdi selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kerajaan Thai dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata Thai (ไทย) berarti kebebasan dalam bahasa Thai, tetapi juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa dan Amerika.

Bangkok (bahasa Thailand: กรุงเทพฯ, กรุงเทพมหานคร, atau Krung Thep, Krung Thep Maha Nakhon)( กรุงเทพมหานคร) adalah ibu kota dan kota terbesar di Thailand. Kota ini terletak di tepi barat Sungai Chao Phraya, dekat Teluk Thailand.

Dan ada satu lagi di Thailand, tepatnya di kota Pattaya, saat ini sedang menjadi sorotan dari beberapa media asing. Yang disorot adalah tentang banyaknya jumlah PSK (Pekerja Sxs Komersial) yang jumlahnya mencapai hampir 27.000 orang. Menurut media, Kota Pattaya ini dikunjungi oleh lebih dari 1 Juta orang Wisatawan setiap tahunnya.

"Soddom dan Gomorrah modern" adalah julukan yang diberikan pada Ibukota sxs terbesar itu karena hal tersebut. Sodom dan Gomora adalah sebuah kisah yang tertulis di dalam kitab suci. Dalam kitab suci tertulis bahwa Sodom dan Gomora adalah 2 kota besar yang pernah dimusnahkan oleh Allah karena banyaknya dosa-dosa para penduduk Sodom dan juga Gomora (Amora). Yang mana mereka melakukan penyimpangan sxsual dan juga praktek-praktek sxsual yang sudah seperti hewan.
Menurut Perhitungan, "Modern day Sodom and Gomorrah" adalah julukan yang muncul karena dari data terdapat 27.000 orang di Pattaya yang berprofesi sebagai PSK atau Pelacur. Dan dengan jumlah tersebut diasumsikan bahwa setiap 5 orang wanita yang tinggal di kota Pattaya, salah satunya berprofesi sebagai PSK.

Sebuah T-Shirt dengan Slogan yang berbunyi "Good guys go to heaven, bad guys go to Pattaya" pun muncul di Pantai Kota Pattaya untuk para turis. Jika Sahabat Bitter berkunjung ke kota ini, maka anda akan menemukan kluk-klub sxs dan bar-bar yang bertebaran di setiap sudut terutama di Resort-resort.
Setidaknya sudah terdapat 1000 lebih bar dan juga panti pijit yang bertebaran di Pattaya.

Jika anda berkunjung maka akan melihat para wanita berpakaian minim dipinggir jalan siap menggaet para pengunjung, lampu-lampu neon yang beraneka ragam, menjanjikan pertunjukan sxs, pole-dancing, stiptease, minuman murah dan juga pelayanan pijat sxs yang siap menggoda para turis disini.

Suasana Malam di Pattaya
Di bagian barat Thailand, yang paling sering dikaitkan dengan pariwisata sxs. Pertama dan terpenting, ini berlaku untuk Pattaya kota di tepi Teluk Siam, 165 kilometer tenggara Bangkok.

Berikut suasana menjelang malam di Pattaya:
Pattaya, Thailand just can’t seem to shake its reputation as a hub for sx tourism and prostitutes in Thailand. Whether one seeks girls, boys or “third sx” ladyboys, Pattaya is among the most notorious spots in Asia for prostitution.

To make matters worse, Pattaya’s hyper-commercial city center and (comparatively) dingy beaches make it a bottom-tier leisure destination in Thailand, famous for its endless sugar-sand shorelines and shallow, glassy waters.

For many a Thai, Pattaya’s only redeeming quality tends to be its location near Bangkok. Unfortunately, the overabundance of foreigners in Pattaya raises prices so much that most Thais are better off splurging on a flight to Phuket or Koh Samui.
  1. So, does Pattaya have any redeeming qualities for prospective visitors who aren’t sx tourists? 
  2. Is Pattaya famous for anything other than hookers and ladyboys?
  3. Need help figuring out what to do in Pattaya?
Where to Stay in Pattaya
Whether you come to Pattaya for sex tourism, to enjoy a Pattaya beach and other things to do in Pattaya or simply to take a break from Bangkok, Pattaya hotels are some of the best hotels in Thailand. From magnificent resorts like Grand Party Pool Villa Pattaya, to boutique hotels such as Jean Boutique, to apartments—View Talay 24 is a good one—that make you feel right at home, Pattaya is truly a hub for amazing hotels, whether you focus on Pattaya attractions for adults or less shady Pattaya places to visit.

How Pattaya Became a Sx Tourism Hub
Pattaya is home to plenty of attractions, both within and just outside its city limits, which offer entertainment, relaxation and recreation for families, retirees and any traveler for whom snagging a Thai lover is low on the list of priorities.
Scenic Koh Lan island, for example, boasts electric-blue waters, massive coral reefs and colorful town center. Koh Lan hearkens back to a time when Westerners along Thailand’s southern coast were the exception rather than the rule, a trend which began as the Vietnam War was coming to a close.

Celebrated tour guide Pattanavadee Nantanamanee, who has been covering the Pattaya market for more than 30 years, offered me her perspective on the matter.

At first,” Nantanmanee (who goes simply by Patty) explained, “the American G.I.’s would simply stay in the homes of local people in Pattaya, which was only a small fishing village at that point.

After only a few years, Pattaya went on, enough soldiers stayed in Pattaya (and married young Thai girls and women) that the foreign-born population of the region became large — its reputation soon followed suit.
Sx Tourism in Pattaya
Today, the city side of Pattaya’s Sukhumvit beach road is the scene of a massive wave of new construction, including a Hilton Hotel set to open next year, several upscale, next-generation food court concepts and a healthy smattering of medicaldental and spa facilities.

But on the other side of the street, a decidedly seedier business dominates: Thailand’s sx tourism industry.

By day, the implications of the arrangement aren’t as obvious. As might be expected in any tourist town in southeast Asia, a healthy mix of Westerners (locals called them farang) and Thais.
By day, it’s hard to discern prostitutes from fruit sellers, casual beachgoers from calculating Thailand sex seekers. What Pattaya is famous for, besides hedonism, is not always clear.

When night falls, however, the cards are laid more bare. Near the water, older farang select young girls, boys and the so-called “third sx” in-between like items from a take-out menu.

Ladyboy,” the politically-incorrect but nonetheless universal moniker given to transgendered Thai people, are a particularly interesting case. Thai ladyboys are present in huge numbers both along the sea and as the central attraction of an entire sub-soi along Pattaya walking street, famous mainly for its go-go bars.
Prostitution in Pattaya
The vast majority of foreigners who visit Pattaya for sx tourism hire prostitutes. I spoke to one such 60-something European, who explained his draw to Pattaya.

When I walk down the streets in my country, nobody looks at me. My wife and I haven’t had sx for years. When I’m here, all of a sudden I’m somebody. Of course, I have to pay for it,” he acknowledges. “Nothing in life is free. But all tourists go to their destinations so that they can spend money and get exactly what they want in return. I just happen to come to Pattaya to fuck.
The man, who was at the dental clinic with his Thai prostitute girlfriend when he gave his comment, went onto explain that unlike some other farang in Pattaya, he prefers to stick to a single woman, as much for convenience as for his own health. “I send her to the hospital to get tested when I return and periodically throughout my stay. I want to look out for her, of course, but I do it mostly for my own peace of mind.
The Downside of Sx Tourism in Pattaya
Unfortunately, safety is not always the top priority — or a consideration at all — for Pattaya’s countless spx tourists. Along Beach Road Pattaya, “Boy Street,” “Girl Street” and “Ladyboy Street” alike, police officers must closely monitor the transactions that occur to limit foul play — and outright violence against sx workers in Thailand, which has also been known to occur.

On the upside, it’s still easy to observe Pattaya’s notorious illicit trade without participating it. An evening walk up and then down the aforementioned pedestrian street is a veritable visual feast — the costumes, advertising techniques and salient solicitations (from buyers and bidders alike) alone are enough to keep you as stimulated as a Bangkok night market or Chiang Mai temple tour—there are things to do in Pattaya that don’t involve immorality.
Indeed, at the end of the day, Thailand’s sx tourism industry is as necessary as it is evil, as unavoidable as it is overreaching. Whether you personally like it or not, it is a visible, vital component of contemporary Thailand’s international brand —and it is likely here to stay, as long as lovesick foreign men and cash-hungry young Thais have anything to say about it.
Barista Pattaya
Kehidupan malam di Bangkok sejatinya tidak banyak berbeda di Jakarta. Thailand memang menganut aturan yang lebih longgar terkait dunia hiburan malam ini. Pertunjukan kabaret seperti di Pat Pong adalah legal disana.
Bar-bar memang lebih Berani dibandingkan Jakarta. Tempat spa dan Thai Massage berserakan dimana-mana. Keberadaan mereka tampak menojol karena tempat-tempat hiburan itu berada di kantong-kantong pusat hiburan seperti di Nana Square, mungkin mirip kawasan Mangga Besar atau Blok M di Jakarta. 

Silom, Sukhumvit & Limphini merupakan sentra hiburan malam. Beberapa night market dibuka di kawasan-kawasan ini.
Pattaya, daerah tujuan wisata di Thailand terkenal akan keindahan alam dan tentunya kehidupan malam Pattaya Thailand. Nyaris setiap malam kota ini penuh dengan dentuman musik dan gemerlap lampu disko serta serta liuk-liukan para gadis di tiang bar.
Para Wisatawan Asing yang berkunjung ke Pattaya dan suka keluar malam pastilah sudah akrab dan maklum dengan senyuman dan sapaan nakal mereka. Di tempat-tempat hiburan malam yang berjejer disana banyak gadis berwajah oriental dan Siam yang mangkal di depan bar-bar. Mereka tampak asyik bercengkerama dengan sesama rekan mereka, kadang memainkan HP sambil menunggu tamu yang datang.
Berbicara minuman, khususnya kopi, Thailand memang tak ngetop sebagai produsen kopi. Soal ini pamor mereka masih kalah dengan negara kita dan Brazil. Namun berdasar fakta, negeri Siam ini berani mengklaim bahwa pertumbuhan produksi kopi berada di peringkat ketiga setelah Indonesia dan Vietnam. Pada 2002 tercatat 100.000 ton kopi yang diproduksi. Angka ini memang amat jauh bila dikomparasi dengan produksi Brazil yang lebih dari 3 milyar ton pada tahun yang sama.
Meski bukan raja kopi, bukan berarti Thailand tak punya cerita soal kopi. Produksi kopi yang banyak dipakai sebagai bahan dasar kopi instan adalah Thai Robusta. Kopi ini ditanam di daerah selatan negeri gajah putih ini. Sedang sebelah utaranya tumbuh jenis arabica.

Thailand punya brand name tempat ngopi yang cukup ngetop:
Black Canyon Caffee
Perusahaan ini didirikan pada 1993 dan hingga kini sudah ekspansi ke mancanegara. Tercatat ada 91 outlet Black Canyon Coffee di dunia. Termasuk, cabang di negara tetangga, seperti Malaysia dan Indonesia. Di negeri jiran, mereka sudah punya dua outlet sedang Indonesia ada di bilangan Krekot, Jakarta.

Nongkrong di Black Canyon memang mengasyikkan. Kita dapat mencicipi kopi robusta khas Thailand. Pilihan kopi lainnya yang ada di dunia juga dapat kita nikmati.

Ada sederet menu kopi dingin, seperti:

  1. Black Coffee Champ Iced Coffee, 
  2. Black Canyon Iced Coffee, 
  3. Iced Mocha, Iced Cappuccino, 
  4. Black Canyon Coffee Frost, 
  5. Blackpuccino, 
  6. Mocha Glacier, dan/ atau 
  7. Blended Iced Coffee with Rum.

Hot Coffee?
Silakan cicipi: 

  1. Black Canyon Hot Coffee, 
  2. Espresso, 
  3. Mocha, 
  4. Mocha Latte, 
  5. Mocha Cappuccino,   
  6. Espresso Macchiato, 
  7. Kopi Ancient Coffee, Vienna, 
  8. Espresso Con Panna, dan/ atau 
  9. Arabica Viengping. 


Soal harga mulai dari 50 baht lah. Lumayan, kalo di sini (Indonesia) mirip excelso atau bisa kita sebut Starbucks-nya Thailand.
komentar Arie Parikesit – pengamat kuliner dari Jakarta.

Di Thailand juga dapat ditemukan kopi khas yang disebut Kaffae biasa dibeli utuh dan digiling sesaat sebelum diolah, diminum terutama pagi dan siang hari.

Kaffae Thung
Kaffae Thung yang berarti Kopi Kantong dibuat dengan cara menaruh kopi yang baru digiling dalam saringan yang terbuat dari kain dan rangka besi. Lalu dituang air mendidih melewati saringan itu ke dalam sebuah kaleng yang sudah diberi 1-2 sendok susu kental manis. Tetesan hasil saringan tersebut menghasilkan kopi yang sangat pekat lalu dituang kedalam gelas.
Kaffae Yen
Untuk udara siang yang panas, ada Kaffae Yen atau Kopi Es, yang dibuat sama dengan pembuatan kaffae thung, dari kaleng tersebut kopi yang sudah dicampur susu kental manis dituang ke dalam gelas atau plastik yang sudah berisi es remuk (bukan es batu). 
Rasa dari Kaffae Yen ini sungguh segar. Kepekatan kopinya masih sangat terasa, manis dari susu juga tidak terlalu dominan (pas) dan sangat dingin karena memakai es remuk bukan es batu.

Secara tradisional, kaffae thung dan kaffae yen banyak dijumpai di pinggiran klong (kanal) kecil di Bangko dan juga ada dalam gerobak-gerobak. Dengan perahu kecil, warga bangkok biasanya membeli kopi pada penjual yang juga memakai perahu kecil ataupun yang mempunyai gerai di pinggiran klong. Penjual kopi tradisional sangat mudah ditandai dengan aroma kopi yang harum dan kuat.

Pakaian Siswi SMA 
Di Jepang, seragam sekolah baru diberlakukan saat para siswa memasuki jenjang SMA. Seragam sekolah di Jepang, khususnya para siswa perempuan amat sxs.

Dan gilanya, walau mereka berpenampilan amat sxs, pihak sekolah tidak melarang dan bahkan malah mendukung karena merupakan kebebasan berekspresi. Alasan pihak sekolah, asalkan masih dalam batas-batas kesopanan dan tidak vulgar maka tidak dilarang. Demikianlah yang diceritakan seorang teman yang berdomisili di Jepang.
Nampaknya, kebijakan tersebut juga diadopsi oleh salah satu negara ASEAN, yaitu Thailand. Pakaian para siswa perempuan di Bangkok tidak kalah sxs-nya dengan yang biasa dilihat di Jepang.
Memang terlihat modis dan membuat tidak membosankan, namun hal seperti ini tidak bisa diterapkan di Indonesia karena negara kita memiliki segudang masalah sosial pelik.
☆☆☆☆☆
Pattaya Soi 6 - How much is the room
A training video about life in Pattaya. This is a video for people who are going to travel to Thailand.

It was filmed in 2019 on Pattaya streets such as Soi 6, Soi Buakhao, Walking Street, South Road, 3d Road. From the video, you will know information about Pattaya hotels, restaurants, streets, bars, clubs...

In My Room Pattaya Bar Gril
☆☆☆☆☆
PATTAYA
Pattaya (bahasa Thai: พัทยา, pronunciation (bantuan·info), RTGS: Phatthaya) adalah sebuah kota di Thailand, terletak di pesisir Teluk Thailand, sekitar 100 km (62 mil) tenggara Bangkok di Provinsi Chonburi. Merupakan pusat pariwisata terbesar di Thailand.

Nama Pattaya berkembang dari suatu peristiwa saat Phraya Tak (kemudian menjadi Raja Taksin) bersama pasukannya berbaris berjalan dari Ayutthaya ke Chanthaburi, yang terjadi sebelum jatuhnya ibu kota Kerajaan Ayutthaya itu ke tangan penjajah Burmatahun 1767.

Ketika pasukannya tiba di daerah sekitar yang saat ini adalah Pattaya, Phraya Tak (Phraya (พระยา) adalah suatu gelar dalam Kerajaan Thailand yang diberikan pada orang yang memegang jabatan sebagai sekretaris kementerian, direktur jenderal, gubernur suatu kota penting, panglima tentara, atau penasihat dari suatu jabatan kerajaan) bertemu dengan seorang pemimpin lokal bernama Nai Klom, yang mencoba mencegatnya. Ketika keduanya saling berhadapan penampilan kebangsawanan Phraya Tak dan disiplin pasukannya. Ia menyerah tanpa bertempur dan bergabung dengan pasukan Phraya Tak. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama Thap Phraya, yang berarti pasukan Phraya. Nama itu kemudian menjadi Pattaya, nama angin yang berhembus dari barat daya ke timur laut di awal musim hujan.

Awalnya Pattaya adalah desa nelayan kecil hingga tahun 1960-an. Kemudian, saat Perang Vietnam, tentara Amerika yang ditempatkan di pangkalan militer U-Tapao di dekatnya dan pangkalan-pangkalan lain di Thailand mulai mengunjungi Pattaya. Suatu kisah, belum diverifikasi oleh sumber tepercaya, menyebutkan bahwa semua bermula saat sekelompok tentara Amerika diarahkan ke Pattaya tanggal 29 Juni 1959 untuk beristirahat dan bersenang-senang selama seminggu. Mereka menyewa beberapa rumah di ujung selatan pantai dari seorang Thailand terkemuka, Tuan Sunthorn. Meskipun mereka hanya tinggal sebentar, mereka merasa senang dan kagum dengan tempat itu. Kabar mengenai tempat itu menyebar ke tentara-tentara Amerika lainnya di wilayah itu dan dengan cepat Pattaya menjadi alternatif tempat wisata selain Bangkok.

Pattaya memiliki iklim tropis kering dan basah yang terbagi menjadi musim-musim berikut: panas dan kering (Desember hingga Februari), panas dan lembat (Maret dan April), sertapanas dan hujan (Mei hingga November).

Sejak adanya UU Kota Pattaya tahun 1976, kota ini menjadi kotamadya berpemerintahan sendiri.
☆☆☆☆☆

Baca Juga:

1 comment:

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT