Mengenali Agama Lain Dapat Mengenali Agama Kita Sendiri.

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Mengenali Agama Lain Dapat Mengenali Agama Kita Sendiri.
As-Syeikh Muhammad Al-Fadhali Al-Azhari dalam sebuah karyanya, Kifayatul Awam. 
Salah satu kitab teologi yang banyak dikaji di berbagai Pesantren menjelaskan:
وأما ما يقع من موت شخص أو إذائه عند اعتراضه مثلا على ولي من الأولياء فهو بخلق الله تعالى يخلقه عند غضب الولي على هذا المعترض
Artinya:
Peristiwa kematian atau sakit yang menimpa seseorang ketika mengganggu wali Allah itu adalah merupakan atas kuasa Allah yang ditimpakan bertepatan saat sang wali marah.
Negeri Kualat
Negeri kualat ialah negeri yang keberagamannya tak terawat.

Negeri kualat ialah negeri yang tak bersyukur, yang terancam hancur lebur. 
  • Bukankah keberagaman ialah kehendak sekaligus nikmat, sunatullah, hukum alam? 
  • Bukankah kita disuruh bersyukur atas nikmat, termasuk nikmat keberagaman?
Siapa bersyukur, nikmatnya dilipatgandakan. Siapa kualat, tunggulah laknat. 

Siapa ingkar, tunggulah kehancuran. 
Sejarah membuktikan negeri-negeri yang mengingkari keberagaman terpecah belah hingga kemudian hancur berantakan. 

Sejarah mencatat negeri-negeri yang bersyukur, yang menghargai keberagaman, sebagai negara-negara makmur.

Indonesia diberkahi keberagaman luar biasa. 
Kita disebut sebagai negara paling plural di kolong langit, baik dalam hal etnik, agama, maupun budaya. 

Sudah sepantasnya kita bersyukur atas kekayaan itu. 

Sudah selayaknya kita merawat keberagaman itu. 

Akan tetapi, sejumlah peristiwa penyerangan kegiatan keagamaan belakangan ini membuat kita cemas. 

Indonesia masih bisa disebut negara bersyukur?

Kejadian-kejadian Intoleransi itu menjadikan kita berpikir, jangan-jangan Indonesia negeri kualat.

Jelas, Intoleransi itu merupakan pelanggaran kebebasan beragama. 

Pastilah keduanya peristiwa yang mengingkari nikmat keberagaman. 

Para pelaku berbuat seperti itu karena miskinnya pemahaman akan agama, baik agama sendiri maupun agama berbeda.

Ada kaitan memahami agama lain dan memahami agama kita sendiri. 
Bila kita hanya memahami agama kita sendiri, kita sebenarnya tak memahami agama apa pun. 

Akan tetapi, bila kita memahami agama-agama lain, kita akan memahami agama kita secara lebih baik. 

Kita sering kali membenci yang tidak kita kenal. 
We hate what we don’t know.
Oleh karena itu, kenalilah agama-agama lain. 

Mengenal dan mempelajari agama-agama lain tak akan membuat kita berpaling dari agama kita, tetapi justru membuat kita semakin memahami agama yang kita anut. 

Mereka yang tidak memahami agama akan mudah diprovokasi untuk menyerang agama lain.

Provokasi hanya menyulut konflik yang akan menciptakan perpecahan. 

Perpecahan ialah pangkal kemunduran dan kehancuran negara.

Kita mengapresiasi berbagai organisasi keagamaan dan tokoh agama yang mengimbau umat agar tidak terprovokasi. 

Tidak sekadar mengimbau, tokoh agama dan organisasi keagamaan semestinya memberi teladan toleransi. 

Imbauan dan teladan toleransi itu menjadi simbol bahwa kita bangsa yang tetap ingin bersyukur atas anugerah keberagaman. 

Itu artinya kita tidak hendak menjadi negeri kualat jika kita dapat memahami Agama lain agar dapat lebih memahami Agama kita sendiri.
☆☆☆☆☆
Tujuan Mempelajari
Ilmu Perbandingan Agama
Ilmu perbandingan agama tidak bertujuan untuk memperkuat dan mengajarkan suatu kepercayaan yang dimiliki sekelompok manusia atau masyarakat. 

Begitu pula ilmu ini tidak untuk menyebarkan semangat dan gairah bagi mempertahankan serta mengembangkan kepercayaan tersebut.

A. Mukti Ali memberi komentar bahwa:
Perbandingan agama bukan apology, perbandingan agama bukanlah suatu alat untuk mempertahankan kepercayaan dan agama seseorang, tetapi sebaliknya, perbandingan agama merupakan alat untuk memahami fungsi dan ciri-ciri agama, suatu ciri yang naluri bagi manusia.

Ilmu perbandingan agama bertujuan untuk:
Memberikan kemungkinan bagi seseorang yang melibatkan diri dalam studi agama untuk memiliki pandangan yang sempurna tentang apa arti pengalaman keagamaan dan ekspresi-ekspresi semacam apa yang bisa ditimbulkannya.

Joachim Wach dalam hal ini berkomentar:
Bahwa keikutsertaan seseorang dalam suatu upacara keagamaan (ritual) yang diselidikinya tidaklah merupakan jaminan bagi keberhasilan dalam usaha memahami agama tersebut. 
Sebab walaupun seseorang terlibat dalam suatu upacara keagamaan, tetapi ia sendiri tidak menghayati pengertian yang dilakukannya.

Usaha untuk mempelajari dan memahami suatu agama yang dianut orang lain bisa saja dilakukan dengan cara mengetahui bermacam fakta dari agama yang dipelajari. 

Untuk itu harus mengumpulkan dan menyusun segala informasi yang diperoleh.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan mempelajari Ilmu perbandingan agama antara lain :
  1. Dengan mempelajari perbandingan agama dapat menimbulkan tenaga dan pikiran untuk membandingkan ajaran-ajaran setiap agama, kepercayaan dan aliran-aliran peribadatan yang ada.
  2. Dengan mempelajari perbandingan agama, orang dapat membedakan ajaran-ajaran setiap agama, kepercayaan dan aliran-aliran yang berkembang dalam masyarakat, sehingga mudah untuk memahami kehidupan bathin, alam pikiran dan kecenderungan hati pelbagai umat beragama.
  3. Ilmu perbandingan agama tidak memberikan atau menambah keimanan seseorang, tegasnya orang yang tidak beragama tidak akan dapat memperoleh sesuatu kepercayaan atau keimanan yang sesungguhnya dari ilmu ini (tidak seperti theologi).
Selanjutnya Muhammad Rifa’i juga mengemukakan tujuan dari mempelajari ilmu perbandingan agama antara lain :
  1. Ilmu perbandingan agama tidak memberi atau menambah keimanan seseorang, tegasnya orang yang tidak beragama tidak akan memperoleh suatu kepercayaan atau keimanan dari ilmu itu.
  2. Ilmu perbandingan agama tidak membicarakan tentang kebenaran sesuatu agama, oleh karena itu soal theologi yang mempergunakan jalan-jalan lain yang berlainan dari pada ilmu pengetahuan. Bagi ilmu perbandingan, semua agama dinilai sama.
  3. Ilmu perbandingan agama tidak berusaha untuk meyakinkan maksud agama seperti yang diusahakan oleh penganut agama itu sendiri. Artinya orang menyelidiki agama untuk membuat suatu perbandingan, tidak berusaha untuk menjadi ulama-ulama agama-agama itu, sebab untuk menjadi ulama dalam salah satu agama saja pun harus sudah memakan waktu yang lama sekali.
  4. Cara penyelidikan Ilmu perbandingan agama ialah mengumpulkan dan mencatat kenyataan yang terdapat pada berbagai agama yang diselidiki seperti benda-benda yang berupa kitab-kitab suci, gereja, kuil, vihara dan sebagainya.
  5. Dapat menimbulkan tenaga dan pikiran dengan memperbandingkan ajaran-ajaran setiap agama, kepercayaan dan aliran-aliran dalam peribadatan yang ada.
Dari uraian di atas, maka bagi penyelidik, pengkaji ilmu perbandingan agama, tidak mungkin mengamalkan dari doktrin agama yang diselidiki, melainkan hanya melakukan analisa komparasi sampai pada suatu kesimpulan yang meliputi persamaan dan juga perbedaannya.
☆☆☆☆☆
Faedah Mempelajari Agama Lain
Mempelajari suatu ilmu pengetahuan tentu ada manfaatnya, meskipun ada yang hanya sampai pada tataran kognitive saja, atau kognitive dan afektif dan ada juga yang mencakup kognitive, afektif dan psikomorik.

Ada beberapa manfaat atau faedah yang dapat diambil oleh seorang muslim yang mempelajari Ilmu perbandingan agama, yaitu antara lain :
  1. Dapat mengetahui kehidupan batin, alam pikiran dan kecenderungan hati pelbagai umat manusia yang memeluk bermacam agama.
  2. Dapat mengetahui sisi persamaan dan perbedaan antara agama Islam dengan agama-agama yang bukan Islam, sehingga pada akhirnya dapat membuktikan segi-segi keistimewaan agama Islam yang melebihi agama-agama lainnya.
  3. Dengan mengetahui agama-agama yang bukan Islam, maka dapat mengetahui bahwa agama-agama lain yang datang sebelum Islam adalah sebagai pengantar terhadap kebenaran yang lebih luas dan lebih penting, ialah agama Islam.
  4. Dengan membandingkan agama Islam dengan agama-agama lainnya, maka akan muncul rasa simpati terhadap pemeluk agama lain yang belum mendapat petunjuk tentang kebenaran, sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran kepada masyarakat.
  5. Pikiran keagamaan akan lebih tajam dengan perantaraan mempelajari pelbagai agama dan dengan cara komparative, maka akan mudah memahami isi dari agama Islam itu sendiri. Isi dan pertumbuhan agama Islam akan lebih mendalam dipahami apabila orang berusaha juga untuk memahami isi dan pertumbuhan agama lainnya.
  6. Dengan dasar agree in disagreement, maka akan lebih mudah untuk bertoleransi dengan orang yang tidak seagama dengan kita. Maka dengan demikian konflik antar umat beragama akan lebih mudah dihindari.
A. Mukti Ali
Dalam bukunya Ilmu Perbandingan Agama (sebuah pembahasan tentang metodos dan sistem), mengemukakan bahwa guna atau faedah mempelajari Ilmu perbandingan agama bagi seorang muslim adalah :
  1. Untuk memahami kehidupan bathin, alam pikiran dan kecenderungan hati berbagai umat manusia.
  2. Untuk mencari dan menemukan segi-segi persamaan dan perbedaan antara agama Islam dengan agama-agama yang bukan Islam. Hal ini sangat berguna untuk perbandingan, untuk membuktikan di mana segi-segi dari agama Islam yang melebihi agama-agama lain, berguna juga untuk menunjukkan bahwa agama-agama yang datang sebelum Islam itu adalah sebagai pengantar terhadap kebenaran yang lebih luas dan lebih penting.
  3. Untuk menumbuhkan rasa simpati terhadap orang-orang yang belum mendapat petunjuk tentang kebenaran, serta menimbulkan rasa tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran yang terkandung dalam agama Islam kepada masyarakat.
  4. Memang harus diakui Ilmu perbandingan agama bisa menjadi bahaya yang besar bagi Islam, apabila salah mempergunakannya, dan bisa juga sebaliknya, apabila benar dalam mempergunakannya. Apabila hasil mempelajari perbandingan agama itu sebagaimana kemungkinan pertama, maka para apologis muslim harus mendapatkan cara-cara yang baru lagi untuk mempertahankan Islam. Tetapi apabila hasilnya sebagaimana kemungkinan yang kedua, maka opensif Islam akan menjadi lebih kuat dari pada masa-masa yang sudah lewat.
  5. Ilmu ini bukan hanya berguna bagi para mubaligh, tapi juga para ahli agama Islam, karena pikiran lebih tajam dengan mempelajari berbagai agama dengan cara membanding dan akan mudah memahami isi dan pertumbuhannya.
  6. Dengan kemajuan teknologi yang dialami dalam abad ke 21 ini yang belum pernah dialami abad-abad sebelumnya, maka dunia ini seolah-olah menjadi lebih kecil dan hubungan antara manusia lebih dekat. Dengan semakin banyak dan dekatnya pertemuan, baik orang perorang atau kelompok, maka pertemuan antara ide, alam pikiran, juga agama akan lebih mudah terjadi. Hal ini tentu saja akan mudah menimbulkan berbagai persoalan, persoalan tersebut haruslah dipecahkan dengan wajar dan dalam hal ini Ilmu perbandingan agama salah satu alat yang dianggap tepat.
  7. Juga dalam hubungan dengan agama-agama lain, maka orang Islam akan belajar untuk mempergunakan terminologi-terminologi dan istilah-istilah agama yang lebih sederhana dan tidak membingungkan dan akan sadar bahwa ajaran-ajaran yang sebenarnya sangat mudah dan sederhana itu, kadang-kadang diselimuti oleh istilah-istilah yang cukup membingungkan bagi orang yang bukan ahli agama Islam.
  8. Keuntungan yang paling besar dalam mempelajari pelbagai agama ialah keyakinan tentang final dan cakupannya agama Islam itu. Hal ini cukup dijelaskan dalam Al-Quran. Universalitas dan finalnya Islam dapat dipahami dari pelbagai segi qur’ani, etis, filosofis dan fragmatis. Kita tidak memerlukan interpretasi-interpretasi baru tentang agama Islam itu. Tetapi yang diperlukan ialah kesanggupan menggali ajaran-ajaran Islam yang selama ini terpendam, dituangkan dalam istilah-istilah yang mudah dipahami, berdasarkan keyakinan akan finalnya dan mutlaknya ajaran Islam.
Dari apa yang diutarakan di atas, tampak bagi kita bahwa jasa dan kegunaan serta manfaat Ilmu perbandingan agama sangat luas sekali. 

Terutama sekali dalam mengembangkan dan memperluas wawasan pemahaman terhadap agama lain, baik berupa pemahaman kehidupan bathin, maupun yang berupa alam pikiran yang ditekankan pada pemahaman ide dan juga pemahaman perilakunya. 

Meskipun demikian kita juga tidak mengingkari bahwa apabila digunakan dengan tidak benar dan tidak tepat, maka hasilnya akan kurang menguntungkan, bahkan bisa menggoyahkan keyakinan kita sendiri dan/ atau membahayakan keyakinan sendiri.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT