Pentingnya Mengendalikan Kemarahan

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Pentingnya Mengendalikan Kemarahan
Hidup adalah pengalaman, situasi-situasi kecil dan besar, panas dan dingin, yang dialami mengajari Sahabat Bitter untuk mengenal diri sendiri dan mengenal akibat dari semua perbuatan yang dilakukan. 

Di saat seperti inilah mulai sadar bahwa meluapkan emosi yang berapi-api adalah salah satu bentuk ancaman yang memaksa orang lain untuk mengikuti kehendak Sahabat Bitter. 

Jikalau kehendak itu benar, bagaimana jikalau salah? 

Lebih baik marahlah dengan santun agar hati para pendengar pun lebih terbuka lalu menerima apa yang Sahabat Bitter utarakan.

Hidup ini dipenuhi liku-liku, dan bagi mereka yang kurang intelek (IQ rendah) akan dikendalikan oleh arus yang berlika-likut itu. 

Akan tetapi orang bijak akan menimbang-nimbang dalam hati sebelum melakukan sesuatu agar hatinya tetap lurus (jujur – tulus) saat menghadapi dunia ini. 

Sahabat Bitter diperhadapkan dalam situasi yang berbeda-beda hari demi hari. 

Tidak ada yang terus menerus enak, kadang asam, asin dan pahit rasanya. 

Apabila Sahabat Bitter bisa belajar dari kejadian yang telah berlalu niscaya ada pelajaran berharga yang dapat Sahabat Bitter petik dibalik semuanya itu.

Dalam gejolak sosial yang Sahabat Bitter hadapi banyak tantangan yang harus dilalui agar Sahabat Bitter mampu menemukan kedamaian dalam hati sendiri. 

Situasi diluar tidak dapat dikendalikan oleh karena itu hati yang damai sangat baik untuk menjalani hidup bersosial di masyarakat. 

Dalam segala sesuatu selalu mengusahakan yang terbaik, itulah manusia. 

Namun, kita hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna dan terkadang teledor/ khilaf sehingga melakukan kesalahan fatal yang mempermalukan diri sendiri lewat emosi yang membara. 

Sadarilah, bawa apabila rasa kemarahan yang terlalu diekspresikan (lebay) tidak mendatangkan kebaikan bagi diri ini dan juga bagi orang lain. 

Marah itu manusiawi dan inilah kenyataannya. Akan tetapi Sahabat Bitter tidak harus seperti hewan yang menggunakan otot dan taringnya saat marah? Harus lebih manusiawi. 

Menggunakan bibir, lidah, tangan dan kaki secara berlebihan dapat melukai hati lawan bahkan orang yang tidak ada hubungannyapun turut sinis melihat Sahabat Bitter. 

Kemarahan seperti ini sudah menggila hingga tidak dapat mengendalikan diri sendiri. 

Biasakan diri menghadapi situasi sulit agar kelak jika itu terjadi Sahabat Bitter tidak terkejut setengah mati lalu melampiaskan keburukan kepada semua yang ada.

Sahabat Bitter tidak berhak marah kepada sesama hanya disebabkan oleh kesalahan yang sepele. 

Ada baiknya kemarahan itu mulai dilampiaskan dengan cara yang santun jika kesalahan yang dilakukannya terjadi secara berulang-ulang. 

Itupun dengan sudut pandang yang lebih manusiawi untuk menyentuh hati nurani seseorang sehingga benar-benar tahu diri/ sadar diri. 

Ingat untuk tidak memaksa dengan melampiaskan kata-kata yang penuh emosi yang meledak-ledak. 

Satu-satunya yang dapat memaksa manusia adalah hukum yang berlaku di masyarakat.

Bila hendak melakukan perubahan, mulailah dari diri sendiri sebagai role model yang baik. Lalu biarkanlah yang lain melihat betapa baiknya perubahan itu lewat contoh yang Sahabat Bitter berikan. 

Sehingga tanpa dipaksapun orang lain akan menyadari bahwa perubahan ke arah yang lebih baik itu sangatlah penting.

Satu-satunya kata-kata yang dapat kita ungkapkan antar sesama manusia hanyalah untuk saling mengingatkan saja. 

Selebihnya biarkan dia pada kesalahannya agar kepahitan/ rasa sakit akibat dosa dapat dicicipi langsung oleh orang tersebut.

Sehingga kedepannya mereka tidak mau melakukan hal yang sama.

Diri sendiri dengan penuh kesadaran harus mengambil komitmen bulat bahwa amarah yang berlebihan itu adalah tidak baik.

Cobalah kilas balik lagi,

  1. Apa tujuan Sahabat Bitter melakukannya? 
  2. Terus bahas lagi bagaimana agar tujuan tersebut tercapai?

Harus dipahami bahwa manusia tidak berkuasa atas apapun dalam hidup ini.

Sekalipun kita dipercayakan kekuasaan oleh orang lain namun bukan berarti semuanya harus dalam kendalimu.

Ada begitu banyak hal yang harus dimengerti dan ditoleransi dalam hidup ini sehingga sikap (lisan dan tindakan) yang salah tidak membuat Sahabat Bitter cepat naik pitam.

Sebab manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Satu-satunya yang dapat memaksa manusia adalah hukum.

Tinggi hati adalah awal bencana dalam hidup Sahabat Bitter. 

Jikalau ia terus-menerus terakumulasi dari waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun maka suatu saat angkuhnya hatimu akan meledak dan merusak segala sesuatu yang didekat, yang jauh bahkan diri sendiripun. 

Oleh karena itu tekan, hancurkan dan eliminasi kesombongan itu dengan cara mengatakan:
Ini kami hanyalah sampah, orang tak berguna yang penuh dengan hal-hal yang jahat. Kami pantas disebut sampah, sesuatu yang diabaikan oleh manusia. Hinakan kami dibawah kakimu lewat semua kejadian ini ya, Tuhan. Amin
Pusatkanlah pikiranmu kepada Tuhan di dalam segala waktu.

Seolah-olah Dia selalu berada didekatmu, dan selalu mendengarkanmu.

Bercakap-cakaplah dengan-Nya dalam doa, firman dan pujian bagi kemuliaan nama-Nya.

Sahabat Bitter dapat melakukan hal ini kapanpun dan dimanapun ada kesempatan lengang/ luang/ senggang dan bisa juga saat melakukan pekerjaan ringan lainnya.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT