Kerusakan Akibat Politisasi Agama

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
Kerusakan Akibat Politisasi Agama
Astaghfirullah...., 

Sudah diperlihatkan orang-orang yang dengan sesuka hatinya berbicara di luar konteks agama di dalam Masjid, sehingga umat berpecah-belah yang mengakibatkan kerusakan meluas. 

Sudah diperlihatkan kerusakan itu akibat politisasi agama, tidak takutkah akan murka Allah SWT?

Aneh bin ajaib yah kalau urusan politik... 

Semua cara dihalalkan, sebenarnya mereka tahu, kalau tindakan seperti itu salah. Tapi mata hati dan pikirannya sudah gelap.

Hubungan agama dan politik menjadi isu panas yang tak pernah usang.

Baik agama maupun politik tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

Keduanya mengatur tata cara hidup manusia dari lahir, bangun tidur, hingga tidur lagi.

Bagaimana kita memandang hubungan antara keduanya, ada baiknya belajar pada Sang Proklamator, Mohammad Hatta.

Di tengah hiruk-pikuk kontroversi tentang halal-haram mengenai penggunaan masjid sebagai tempat kegiatan politik.

Kiranya penting untuk melihat kembali pandangan dan perilaku politik Hatta.

Ada yang berpandangan bahwa berkegiatan politik di masjid halal dan bahkan dianjurkan karena sejak jaman Rasulullah SAW masjid merupakan pusat kegiatan umat Islam, termasuk dalam melakukan konsolidasi politik.

Sementara bagi yang berpendapat haram, karena masjid dianggap sebagai tempat suci, tempat beribadah yang diagungkan dan dipelihara dari tindakan-tindakan yang bisa merusak keagungannya.

Kesucian masjid tidak pantas dijadikan alat meraih kekuasaan yang penuh intrik dan intimidasi.

Di luar halal-haram, ada pandangan moderat yang membolehkan masjid sebagai sarana kegiatan politik sepanjang dilakukan secara objektif, berperspektif kemanusiaan universal, dan tidak untuk kepentingan dukung mendukung kandidat politik tertentu (kepentingan kekuasaan jangka pendek).

Munculnya wacana ini sejatinya tidak bisa dilepaskan dari konsep dasar hubungan agama dan politik yang diinterpretasikan secara dinamis.

Dinamika hubungan agama dan politik sudah lama berkembang, dan biasanya akan mendapatkan perhatian khusus pada momen-momen politik tertentu seperti menjelang Pilkada dan Pemilu.

Sosialisme yang diperjuangkan Hatta, diyakininya sebagai bagian dari ajaran Islam.

Sebagaimana sosialisme yang berkembang di Barat, ajaran Islam membangkitkan kalangan miskin untuk bisa meraih kesejahteraan.

Hak setiap warga negara yang tertuang dalam UUD 1945, menurut Hatta merupakan ketentuan yang diperintahkan ajaran Islam.

Sepanjang hidupnya, Hatta tidak pernah mengklaim diri paling benar.

Ia juga tidak pernah mengumandangkan takbir dalam pidato-pidatonya untuk menunjukkan bahwa dirinya paling Islami, atau banyak memekikkan teriakan merdeka untuk menunjukkan dirinya paling nasionalis.

Bagi Hatta, meyakini Islam dan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat adalah satu kesatuan yang harus diimplementasikan dalam kehidupan dirinya.

Karena keyakinan, pandangan hidup, dan perilakunya yang mencerminkan ajaran Islam, kiranya tidak berlebihan jika ada yang berpandangan, Hatta merupakan sosok yang mampu mengintegrasikan agama dan politik kebangsaan dalam satu tarikan napas dalam kehidupannya. Inilah salah satu pelajaran penting dari Hatta untuk kita semua.
Allah Berfirman
وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
Janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa..
(QS. al-Baqarah: 41)

Allah Juga Berfirman
فَلاَ تَخْشَوُاْ النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
 (QS. al-Maidah: 44)

Jangan sampai rumah ibadah digunakan sebagai tempat yang justru menggunakan agama untuk membuat polarisasi di tengah masyarakat hanya karena aspirasi politik yang berbeda.

Justru agama memiliki ajaran yang sama bagaimana agar di tengah kemajemukan kita tetap hidup damai.

Karenanya nilai agama menjadi faktor yang merekatkan itu yang menjalin yang merangkai keragaman itu sehingga sebagai Bangsa kita tetap terjaga keutuhan kita.

Ibnu Katsir
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan,
معناه لا تعتاضوا عن البيان والإيضاح ونشر العلم النافع في الناس بالكتمان واللبس لتستمروا على رياستكم في الدنيا القليلة الحقيرة الزائلة عن قريب
Maknanya, janganlah kalian mengambil dunia, dengan sengaja menyembunyikan penjelasan, informasi, dan tidak menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada masyarakat, serta membuat samar kebenaran. 
Agar kalian bisa mempertahankan posisi kepemimpinan kalian di dunia yang murah, rendah, dan sebentar lagi akan binasa. 
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/244).

Harun Bin Zaid Menceritakan
سئل الحسن ، يعني البصري ، عن قوله تعالى : ( ثمنا قليلا ) قال : الثمن القليل الدنيا بحذافيرها
Hasan al-Bashri pernah ditanya tentang firman Allah, 
[ثَمَناً قَلِيلاً] 
harga yang rendah.
Kata beliau, 
Harga yang rendah adalah dunia seisinya.
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/243).
Cakupan tafsir ayat ini tidak berbeda dengan latar belakang Allah menurutkan ayat di atas.

Di masyarakat kita, terkadang ada sebagian tokoh yang mereka bertugas sebagai pemuka agama dan menyampaikan kebodohan demi ambisi kekuasaan Dunia.

Menjaga rumah ibadah agar tetap suci, sehingga tidak digunakan oleh pihak yang mempunyai maksud tertentu.

Karena itu rumah ibadah kita jaga kesuciannya jangan sampai digunakan oleh pihak yang memang ada maksud tertentu untuk membenturkan antar umat beragama yang memang tidak sama keyakinannya dengan kendaraan politik dengan cara-cara memolitisasi nilai agama.

Golongan Kaum Yang Menyembunyikan
Siapa saja yang sengaja menyembunyikan kebenaran, dengan harapan agar bisa mendapatkan dunia atau mempertahankan penghasilan, termasuk diantara bentuk menjual ayat Allah dan Agama Allah dengan harga yang murah hanya demi kekuasaan.

Ketika dakwah kebenaran telah sampai kepadanya, mereka paham, bahwa yang mereka lakukan melanggar syariat, dan mereka merasa berat untuk mengikuti dakwah kebenaran itu.

Bahkan terkadang mereka menghalangi dakwah kebenaran itu, dengan maksud agar masyarakat tetap mempertahankan dakwah menyimpang itu.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT