Semar Penjelmaan Dari Batara Ismaya

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Semar Penjelmaan Dari Batara Ismaya"
Pranala
Semar adalah nama tokoh panakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. 
Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wairacarita Mahabharata dan Ramayana dari India.
Meski demikian, nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut (berbahasa Sanskerta), karena tokoh ini merupakan ciptaan tulen pujangga Jawa.
Semar memiliki bentuk fisik yang sangat unik, seolah-olah ia merupakan simbol penggambaran jagad raya. 
Tubuhnya yang bulat merupakan simbol dari bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. Semar selalu tersenyum, tetapi bermata sembab.
Penggambaran ini sebagai simbol suka dan duka. Wajahnya tua tetapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil, sebagai simbol tua dan muda. 
Semat berkelamin laki-laki, tetapi memiliki payudara seperti perempuan, sebagai simbol pria dan wanita. 
Semar juga penjelmaan dewa tetapi hidup sebagai rakyat jelata, sebagai simbol atasan dan bawahan.
Semar dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita tersebut, yaitu Sahadewa dari keluarga Pandawa. 
Tentu saja peran Semar tidak hanya sebagai pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.
Pada zaman berikutnya, ketika kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa, pewayangan pun dipergunakan sebagai salah satu media dakwah.
Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar Mahabharata yang saat itu sudah melekat kuat dalam memori masyarakat Jawa. 
Salah satu ulama yang terkenal sebagai ahli budaya, misalnya Sunan Kalijaga. 
Dalam pementasan wayang, tokoh Semar masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.
Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi.
Para pujangga Jawa dalam karya-karya sastra mereka mengisahkan Semar bukan sekadar rakyat jelata biasa, melainkan penjelmaan Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru, raja para dewa.
Filosofi Tokoh Wayang Semar
Dalam Kebudayaan Jawa
Sebagai orang Jawa, tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya wayang. Karena wayang kulit ini sangat identik dengan kesenian dari Jawa. Pertunjukan wayang biasanya dimainkan oleh dalang dan seringkali dipentaskan semalam suntuk. Lakon yang dimainkan pun juga bermacam-macam. Umumnya mengangkat kisah Mahabharata dan Ramayana.

Ada salah satu tokoh wayang yang selalu dijadikan sebagai sang penyampai pesan itu, tak lain dan tak bukan adalah Semar.

Semar dalam dunia pewayangan adalah manusia setengah dewa penjelmaan Sang Hyang Ismaya. 

Semar sendiri berasal dari kata tan samar, artinya tidak tertutupi oleh tabir. 

Terang trawaca cetha tur wela-wela sangat jelas tanpa terselubungi sesuatu. 

Semar adalah sosok yang nyata dan tidak nyata. 
Ada dalam tiada, tiada tetapi ada. 
Keberadaannya memang dimaksudkan untuk menjaga:
  1. Ketentraman di muka bumi (memayu hayuning bawana) dan 
  2. Ketentraman antar sesama umat manusia (memayu hayuning sasama). 
Sebagai titah atau makhluk Semar mengemban amanat untuk ngawula (mengabdi) berupa dharma atau amalan baik kepada bendara alias juragan bin majikan, juga kepada bangsa dan negara. 

Ini dibuktikan ketika Jonggring Saloka kayangan para dewa bergejolak, maka Semar turun tangan lewat:
Semar Mbangun Kayangan 
(Semar membangun Kayangan)
Begitu muncul ketidakadilan dan ketidakbenaran sistem, maka Semar pun tergerak dalam 
Semar Gugat
(Semar Menggugat)
dan masih banyak lagi.
Yang menarik pada sebagian masyarakat Jawa masih menganggap Semar merupakan sosok filosofis yang diyakini menjadi pamong para kesatria agung. 

Siapapun tokoh yang berdekatan dengan Semar dan dari mana ia berasal akan merasa tentram dan ujung-ujungnya mengalami pencerahan. 

Bapak dari tokoh punakawan Gareng, Petruk, dan Bagong ini seolah tidak pernah mengenal kata sedih. 

Bicaranya spontan tetapi mengandung kebenaran. 

Setiap bertutur selalu menghibur. 

Sehingga orang yang sedih menjadi gembira, mereka yang susah bisa tertawa. 

Itulah Semar yang tumakninah mengawal kebenaran dan hati nurani pandawa sebagai representasi tokoh dunia putih.
S E M A R
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranoyo
Bebrodo = Membangun sarana dari dasar
Noyo = Nayoko = Utusan mangrasul
Artinya : 
Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah untuk kesejahteraan manusia 

Filosofi, Biologis Semar
Javanologi
Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). 
Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. 
Maknanya
Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal.
Sedang tangan kirinya bermakna 
Berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik.

Domisili
Semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwodoso/ pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : 
Akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.

Ciri Sosok Semar
  1. Semar berkuncung seperti kanak kanak, namun juga berwajah sangat tua.
  2. Semar tertawannya selalu diakhiri nada tangisan.
  3. Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa.
  4. Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok.
  5. Semar tifak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya.
Anak-Anak Semar
Dalam lakon wayang kulit sebenarnya ada tokoh punakawan yang lain yang merupakan anak-anak dari Semar, yaitu:
  • Gareng, 
  • Petruk dan 
  • Bagong. 
Menurut salah satu literatur disebutkan bahwa sesungguhnya Gareng, Petruk dan Bagong bukanlah anak kandung Semar. 
Gareng
Gareng sebenarnya adalah putra seorang pendeta yang dikutuk dan Semarlah yang telah berhasil membebaskan kutukan itu. 
Petruk
Petruk sendiri sebenarnya adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. 
Bagong
Sedangkan Bagong tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa, leluhur para Pandawa. 
Namun demikian hanya tokoh Semar saja yang selalu hadir di setiap lakon apapun. 

Baik itu dalam pewayangan Jawa Tengah, pewayangan Sunda, ataupun pewayangan Jawa Timuran. 

Sementara ketiga punakawan yang lain belum tentu ada.

Artinya tokoh Semar dianggap sebagai figur sentral dalam setiap pementasan wayang kulit karena merupakan sang penyampai pesan. 

Tentu saja gaya penyampaian pesan ala Semar tidaklah seserius tokoh wayang yang lain karena pada dasarnya Semar seringkali berbicara sambil bercanda. 

Nah, disinilah letak menariknya tokoh Semar. Serius, tapi juga santai. 

Dengan cara sersan inilah mungkin diharapkan pesan moral lewat tokoh Semar, lebih mudah diterima dan dicerna oleh setiap penikmat pertunjukan wayang.

Mahabarata
Dalam kisah Mahabharata, Semar ditampilkan sebagai abdi atau pengasuh dari para Pandawa yang merupakan keturunan Resi Manumanasa. 
Ramayana
Sementara dalam kisah Ramayana, Semar juga ditampilkan sebagai abdi atau pengasuh Sri Rama dan Sugriwa. 

Sehingga boleh dikata tokoh Semar akan selalu muncul dalam setiap pementasan wayang kulit, tidak peduli apapun judul yang sedang dikisahkan. 

Semar Adalah Rakyat Jelata
Dalam hal ini Semar tidak hanya berperan sebagai abdi atau pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.

Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. 

Semar dikisahkan bukan sekadar rakyat jelata biasa, melainkan merupakan penjelmaan dari Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru yang sekaligus juga merupakan raja para dewa. 

Versi Lain Tentang Asal-Usul Semar
Memang ada beberapa versi tentang asal-usul dari tokoh Semar ini. 

Namun semua pada dasarnya menyebut bahwa tokoh ini merupakan penjelmaan dari dewa. 

Semar juga merupakan lurah yang berdomisili di Karangdempel. 

Karang berarti gersang. Sedangkan dempel berarti keteguhan jiwa.

Dalam Filosofi Jawa
Kalau kita perhatikan, betapa banyak filosofi dari tokoh Semar ini yang sangat mengagumkan. 

Dalam filosofi Jawa, Semar disebut dengan Badranaya. Berasal dari kata bebadra yang artinya membangun sarana dari dasar dan naya atau nayaka yang berarti utusan. 

Maksudnya mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia. 
Secara Javanologi, Semar berarti haseming samar-samar. 
Sedangkan secara harafiah, Semar berarti sang penuntun makna kehidupan.

Fisik Semar
Secara fisik, Semar tidak laki-laki dan bukan pula perempuan. 

Ia berkelamin laki-laki, tetapi memiliki payudara seperti perempuan, yang merupakan simbol dari pria dan wanita. 

Tangan kanan Semar ke atas, maknanya bahwa sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbol Sang Maha Tunggal. 

Sedang tangan kirinya ke belakang, bermakna berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik.

Semar berambut kuncung seperti anak-anak. Maknanya hendak mengatakan bahwa akuning sang kuncung, yaitu sebagai kepribadian pelayan. 

Semar sebagai pelayan melayani umat tanpa pamrih untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan perintah Allah. 

Ketika barjalan, Semar selalu menghadap keatas. 

Maknanya adalah dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang ke atas atau Tuhan Yang Maha Pengasih serta Penyayang umat.

Selain itu Semar juga selalu mengenakan kain jarik motif Parangkusumorojo, yang merupakan perwujudan Dewonggowantah atau untuk menuntun manusia agar memayuhayuning bawono, yaitu menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi.

Ciri fisik Semar yang sangat unik lainnya adalah bentuk tubuhnya yang bulat. 

Ini merupakan simbol dari bumi atau jagad raya, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. 

Semar juga tampak selalu tersenyum, tapi matanya sembab. 

Ini menggambarkan simbol suka dan duka. 

Wajahnya tampak tua, tapi rambutnya berkuncung seperti anak kecil. Ini merupakan simbol tua dan muda. 

Ia merupakan penjelmaan dewa, tetapi hidup sebagai rakyat jelata. Ini merupakan simbol dari atasan dan bawahan.

Keistimewaan Fisik Semar
Selain ciri-ciri fisik, keistimewaan Semar yang lain adalah tentang statusnya. 

Perlakonan Lelaku Tokoh Semar
Meskipun statusnya hanya sebagai abdi, namun keluhurannya disejajarkan dengan Prabu Kresna dalam kisah Mahabharata. 

Menurut versi aslinya, penasehat pihak Pandawa dalam perang Baratayuda adalah Kresna. 

Akan tetapi dalam pewayangan, penasehat Pandawa menjadi dua yaitu Kresna dan Semar.

Sering dikisahkan bahwa senjata Semar adalah kentut. 

Konon kentut Semar ini bisa membuat pusing para punggawa keraton yang tidak menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. 

Dengan kata lain ada saja pejabat keraton yang melakukan tindakan melawan hukum yang merugikan masyarakat.

Sebagai penjelmaan dewa, Semar dikenal juga sangat arif dan bijaksana. Bisa bergaul dengan siapa saja, baik dengan kalangan atas maupun kalangan bawah. Selain itu juga tanggap terhadap perubahan jaman. 

Akan tetapi jika menemukan ketidakadilan dan tindakan sewenang-wenang, maka Semar akan dengan tegas melakukan tindakan preventif, persuasif dan represif. 

Bisa dikatakan kalau Semar ini rela mempertaruhkan segalanya demi amanat yang diterimanya dari Sang Maha Kuasa.

Bila kita cermati ucapan Semar setiap kali mengawali dialog: 
“mbergegeg, ugeg-ugeg, hmel-hmel, sak dulito, langgeng…” 
Yang artinya diam, 
Bergerak atau berusaha, makan, walaupun sedikit, abadi. 
Maksudnya dari ucapan Semar itu kira-kira begini:
Daripada diam (mbergegeg) 
lebih baik berusaha untuk lepas (ugeg-ugeg) dan 
mencari makan (hmel-hmel) 
walaupun hasilnya sedikit (sak ndulit)
tapi akan terasa abadi (langgeng). 

Semar Sebagai Pamong Pamdawa Lima
Benar-benar sebuah pesan moral yang sangat dalam agar kita selalu bekerja keras untuk mencari nafkah, walaupun hasilnya hanya cukup untuk makan, namun kepuasan yang didapat karena berusaha tersebut akan abadi.

Semar seolah-olah tidak pernah mengenal kata sedih. 

Bila berbicaranya selalu spontan, tetapi mengandung kebenaran. 

Setiap bertutur selalu menghibur sehingga orang yang sedih menjadi gembira. 

Orang yang sedang susah bisa tertawa. 

Itulah sosok Semar yang selalu tumakninah, mengawal kebenaran dan hati nurani para Pandawa sebagai representasi tokoh dunia putih.
Gemah Ripah Loh Jinawi
Semar merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan. 

Jadi, apabila para pemerintah, yang disimbolkan sebagai kaum kesatria asuhan Semar, mendengarkan suara rakyat kecil yang bagaikan suara Tuhan, maka bisa dipastikan negara yang dipimpinnya akan menjadi nagara yang unggul dan sentosa.

Sekarang coba kita perhatikan para pejabat di negara kita. 
  1. Apakah mereka sudah benar-benar mengemban amanat rakyat? 
  2. Apakah mereka berani mempertaruhkan segalanya demi kebenaran? 
Ah, sepertinya koq masih jauh dari angan-angan ya. Mungkin para pejabat di negara kita ini perlu kali ya belajar dari sosok Semar. 

Karena dengan memahami falsafah Jawa dan perilaku Semar tadi pasti akan diperoleh banyak manfaat bagi kehidupan di dunia ini. 

Dan yang pasti jika semua pejabat kita bisa mencontoh sosok Semar, niscaya negara kita akan menjadi negara yang makmur, gemah ripah loh jinawi.
Semar Dalam Misi Agama Islam
Wayang kulit sebagai hasil dari kebudayaan masyarakat Jawa, telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya wujud tokoh Semar. 

Tokoh Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan simbolis tentang keesaan, yaitu suatu lambang dari pengejawantahan ekspresi, persepsi, dan pengertian tentang Ilahi yang menunjukkan pada konsepsi. 

Dari tokoh Semar ini, akan dapat dikupas, dimengerti, dan dihayati sampai di mana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa.

Wali Sanga menggunakan kesenian wayang untuk membangun konstruksi religi, yakni membangun masyarakat yang beradab dan berketuhanan. 

Untuk membangun arah yang berbeda dari pakem asli pewayangan, Wali Sanga menambahkan dalam cerita pakem pewayangan dengan plot yang berisi visi beserta misinya untuk mengajarkan agama Islam. 

Untuk tujuan tersebut, Wali Sanga bahkan memunculkan figur-figur baru yang sebenarnya tidak ada dalam kisah asli Mahabarata maupun Ramayana. 

Figur-figur yang paling dikenal luas adalah punakawan yang berarti mentor yang bijak bagi para Pandawa. 

Wali Sanga banyak memperkenalkan ajaran-ajaran Islam (aqidah, syari’ah, dan akhlaq) melalui plot cerita yang dibangun berdasarkan perilaku punakawan tersebut.

Punakawan merupakan perwujudan dari macam-macam bentuk perwatakan manusia. Selain itu, dalam pewayangan Sunan Kalijaga, nama-nama dari punakawan terlahir dari intisari Al-Qur’an. Peranan punakawan sangat menentukan keberhasilan suatu kehidupan. 

Semar merupakan gambaran penyelenggaraan Ilahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia dan merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa, dan karya.

Dakwah merupakan panggilan kembali ke jalan Tuhan, yaitu Allah SWT. 

Dengan demikian, salah satu fungsi punakawan Semar adalah memperagakan tugas dan fungsi Wali Sanga pada zaman awal Islam di tanah Jawa. 

Kiai Lurah Semar Badranaya atau Nur Naya mempunyai arti cahaya tuntunan atau cahaya pemimpin, di mana dia seolah-olah sedang menjalankan tugas menuntun cahayanya ke jalan yang benar.

Semar merupakan pendakwah jalan kebaikan dan kebenaran sebagaimana yang tersebut dalam tembang Lir-ilir. 

Dalam Riwayat Sunan Kalijaga, tembang ini diciptakan oleh Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Di dalam tembang ini terdapat makna religius yang disampaikan lewat syair-syairnya.

Lir-ilir, lir-ilir, tandure wis sumilir, tak ijo royo-royo, tak sengguh penganten anyar. 
Cah angon, cah angon, penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekno, kanggo mbasuh dodot iro. 
Dodot iro, dodot iro, kumitir bedah ing pinggir, dondomana jlumatana, kanggo seba mengko sore. 
Mumpung jembar kalangane, mumpung padhang rembulane, yo surako, surak hayo.

Makna yang tersirat dalam syair-syair tembang Lir-ilir di atas adalah ajakan untuk menjalankan rukun Islam dan berbuat kebajikan.

Artinya
Terdapat nasihat untuk menjadi muslim yang baik. 
Pada bait pertama, syair Lir-ilir diulang-ulang agar orang-orang yang belum masuk Islam terbangun dan tersadar menuju pemikiran yang lebih segar. 
Benih-benih iman yang yang sudah tumbuh harap dirawat dengan baik. 
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim mempunyai mempunyai sopan santun, suka menolong, dan menyenangkan hati orang lain.

Pada bait kedua, mengandung makna bahwa seorang muslim hendaknya memiliki jiwa yang kuat, pemberani, tanpa kenal lelah, dan jangan mudah putus asa, sehingga akan membentuk pribadi yang sabar dan pantang menyerah dalam menggapai sebuah cita-cita mulia. 
Seorang muslim sejati harus mampu melaksanakan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh agama. 
Tujuannya agar menjadi manusia yang berbudi, berakhlak mulia, disayang orang banyak, dan suka menolong tanpa pamrih.

Syair dalam bait ketiga mengajarkan agar setiap muslim melakukan taubat yang sesungguhnya (taubatan nasuha). 
Artinya, bersedia memperbaiki kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Perbuatan yang sudah diperbaiki tujuannya sebagai bekal di kehidupan akhirat nanti, karena kehidupan di dunia hanyalah sementara. Shalat, zakat, puasa, haji, sedekah, dan lain sebagainya adalah bekal bagi umat Islam untuk kehidupan di akhirat.

Terakhir, tembang ditutup dengan ajakan untuk segera memperbaiki diri, segeralah berbuat kebaikan dan melaksanakan kewajiban yang telah diperintahkan. 
Waktu yang ada jangan disia-siakan tanpa guna dan berlalu begitu saja tanpa hasil. 
Segala kewajiban yang dilaksanakan dengan baik dan sempurna akan mendapatkan balasan yang baik pula di kehidupan akhirat nanti. 

Oleh karena itu, berbahagialah orang-orang yang mampu melaksanakan segala kewajiban dengan baik. 

Intinya
Tembang Lir-ilir dapat menjadi pedoman bagi setiap muslim untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Jelaslah sudah bahwa tokoh Semar yang digagas oleh Wali mempunyai misi untuk menyampaikan dakwah tetang ajaran agama Islam. 

Akan tetapi, ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu jika memang benar ada misi agama Silam dalam tokoh Semar, dimungkinkarn karena beberapa faktor. 

Salah satu diantaranya adalah faktor bahasa yang sangat minim kosa kata pada masa pewayangan era Islam. Alhasil, wayang menjadi media dakwah yang tepat pada saat itu. 

Akhirnya, apabila seseorang dapat meresapi perwatakan dari Semar sebagai sosok muslim, maka ia akan mengatakan bahwa Semar dapat merepresentasikan karakter kepribadian Muslim yang ideal.
☆☆☆☆☆

3 comments:

  1. Permisi ya kak Admin ^^

    ItuKasino - Agen Judi Bola - Slot - Judi Poker - IDNLive - Sicbo - Baccarat-

    LiveCasino

    Minimal Deposit & Withdraw Rp. 25.000,- / Rp.50.000,-

    - Bonus Cashback Sportsbook 5% setiap Senin
    - Bonus Rollingan Live Casino 1% setiap Senin
    - Bonus Rollingan IDN Live 1% Setiap Senin
    - Bonus Cashback Slot Games 5% Setiap Senin
    - Bonus Cashback Poker 0.3% setiap Kamis

    Kontak Kami :
    WhatsApp : +85593790515

    Pusat Bantuan ituKasino :
    • https://linktr.ee/ituKasino_official

    Link Alternatif ituKasino :
    • http://bit.ly/jokercard01

    Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    • Telkomsel , XL axiata
    • Ovo , Gopay

    Agen Taruhan Judi Teraman, Situs Taruhan Judi Teraman, Agen JudiBola,

    Agen Judi Bola Online, Agen Bola Online, Agen Sportsbook, Judi Casino, Agen

    Judi Casino, Agen Casino Online, Agen Live CasinoTerpercaya, Agen Judi

    Poker, Judi Poker, Agen Poker Online, Agen Judi Domino, Agen Domino

    Online, Agen Bandar Domino, Agen Bandar QQ, Agen Bandar Poker, Agen

    Bandar Ceme,

    ReplyDelete
  2. Doktercapsa
    Merupakan Website Judi Online Pertama di Indonesia yang Menggunakan Uang Asli Indonesia Dengan Minimal Deposit Rp.20.000 dan Withdraw Rp 20.000 , Customer Service Doktercapsa Juga Tentunya Sudah Terlatih Secara Profesional Untuk Melayani Member Secara Sopan Dan Ramah Secara 24 Jam NONSTOP Setiap Harinya , Doktercapsa.com Sudah Berhasil Menghadirkan 8 Jenis Permainan di Hadapan Anda Semua Tanpa Adanya ADMIN maupun Robot Ikut Serta di Dalam Pertandingan Anda. Segera Daftarkan Diri Anda Untuk Bergabung Dan Bermain Menggunakan Jasa Dari Agen Kami.DOKTERCAPSA

    BandarQ

    Domino99

    Doktercapsa

    Agen Poker

    Agen Domino99

    Agen Capsa

    Agen Sakong

    Gabung Sekarang Juga Dan Dapatkan Ratusan Juta Bersama Kami

    Alt Doktercapsa

    Doktercapsa

    Login Doktercapsa

    Daftar Doktercapsa

    ツKunjungi Juga Blogspot Resmi Kami ツ

    Support Doktercapsa

    Support Doktercapsa

    Support Doktercapsa

    Support Doktercapsa

    Support Doktercapsa





    ReplyDelete
  3. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    ReplyDelete

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT