Mitologi Jawa Tentang Gederuwo

Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang:
"Mitologi Jawa Tentang Gederuwo"
Dalam mitologi Jawa disebutkan Genderuwo atau genderuwo adalah makhluk halus alias hantu yang dipercaya suka usil terhadap manusia.
Namun ada beberapa orang yang mengatakan bahwa itu bukan ulah genderuwo, tapi ulah jin muslim yang tidak menyukai anak tidur di masjid dalam keadaan kotor.

Terserah anda mau percaya yang mana.

Agar kita tidak diganggu makhluk gaib, baik genderuwo ataupun jenis lainnya, maka kita harus berdoa yang meminta perlindungan dari Allah SWT. 

Genderuwo digambarkan seperti manusia gorila dengan tubuh tinggi besar serta berbulu lebat dan hanya berjenis kelamin pria.

Sedangkan genderuwo perempuan disebut wewe gombel.

Seperti dilansir Juragan Cipir, genderuwo dipercaya berasal dari arwah manusia yang matinya tidak sempurna, misalnya orang yang matinya kecelakaan tanpa prosesi pemakaman yang benar. 

Selain itu, para koruptor dan orang-orang yang suka memeras serta orang-orang yang jahat semasa hidupnya juga dipercaya bisa menjadi genderuwo jika telah meninggal kelak.

Karena masa hidupnya suka usil, maka setelah matipun orang-orang tersebut juga suka usil dalam wujud makhluk genderuwo.

Jika ada anak kecil atau orang dewasa yang marah atau gelisah pada senja hari, maka bisa jadi genderuwo akan menggondolnya dan di bawa ke atas rumpun bambu.

Makanya ada ajaran untuk suka marah atau gelisah pada senja hari.

Jadi kalau anda ingin marah sebaiknya pada siang hari saja atau pagi hari juga boleh.

Jika anda berjalan pada malam hari dan melintas di bawah pohon besar, bisa jadi Anda akan mendapatkan semprotan air berbau pesing dari atas.

Dan tentunya itu buka air hujan, tapi air kencing genderuwo yang biasanya suka menunggu pohon besar di pinggir jalan.

Tapi jangan khawatir, kita bisa sedia payung jika hendak melintas di bawah pohon besar agar tidak terkena air kencing genderuwo.

Jika anda seorang wanita yang rumahnya di pinggir desa dan sering ditinggal suami pergi pada malam hari, hati-hati jangan sampai anda dikerjai oleh genderuwo.

Genderuwo biasanya suka menyamar sebagai suami anda dan mengajak seorang Isteri ngamar.

Dalam beberapa kasus, kisah genderuwo yang berubah wujud menjadi suami dialami rekan penulis.

Jika ada anak kecil atau orang dewasa yang digondol genderuwo, biasanya warga mencarinya beramai-ramai sambil memukul-mukul peralatan dapur serta berteriak memanggil si anak yang digondol, sambil mengatakan bahwa ibu si anak memasak ketan di rumah.

Mendengar ada suara yang mengatakan ada orang memasak ketan, maka genderuwo segera melepas anak yang digondol untuk cepat-cepat merebut ketan yang dimasak oleh si ibunya anak yang digondol.

Akhirnya si anak dapat terlihat oleh warga yang mencarinya.

Beberapa orang yang suka “nepi” untuk meminta nomor biasanya membakar daging burung gagak di kuburan atau tempat yang diduga ada genderuwonya.

Setelah mencium bau sate gagak yang gurih maka genderuwo akan muncul untuk meminta jatah sate.

Konon, maka orang yang memanggilnya akan memberikan sate gagak tersebut dengan syarat genderuwo harus memberikan nomor jitu.

Jika kita membakar sate gagak malam-malam, terkadang genderuwo akan meminta sate ke kita dan menukarnya dengan kue jenang.

Jika Anda sepakat, maka sate gagak akan dimakan oleh genderuwo dan kita akan diberinya satu baskom besar kue jenang yang bisa Anda makan.

Tapi biasanya pada pagi harinya orang yang makan jenang bawaan genderuwo akan muntah-muntah karena sebenarnya yang mereka makan semalam adalah bukan kue jenang, tapi kotoran sapi.

Jika kita menjumpai seonggok lebah hutan yang biasa disebut “tawon gung”, maka bisa jadi genderuwo yang baureksa alias menggembala tawon tersebut.

Hati-hati, jangan sembarangan mengunduh tawon gung di hutan daripada malamnya didatangi oleh hantu genderuwo yang tinggi besar dan seram.

Jika ada pohon besar seperti beringin, nangka, saman, jati, dan sebagainya, sebaiknya jangan sembarangan kencing di bawah pohon tersebut.

Jika pohon tersebut ada genderuwonya, bisa jadi setiba dirumah tidak bisa kencing dan merasakan sakit luar biasa pada bagian kandung kemih.

Sebaiknya jangan kencing sembarangan jika sedang berada di tempat-tempat yang tidak di kenali.

Para petani zaman dulu biasanya membakar gadung (sejenis umbi beracun memabukkan) dan ditaruh di bawah gubug tempat ia tidur di ladang malam hari.

Jika ada genderuwo yang ingin menggondol pak tani, maka urung karena genderuwo mencium bau gadung bakar yang gurih.

Lantas genderuwo memakan gadung bakar tersebut dan akhirnya mabuk gadung alias mendem.

Jika ada anak tidur di langgar, musala atau masjid, sementara ia tidak mencuci kakinya lebih dulu, maka bisa jadi genderuwo akan memindahnya ke tepi sumur.

Ketika ia bangun maka akan mendapati dirinya tidur di ubin di samping sumur.

Genderuwo bermaksud agar si anak tersebut mandi dulu di sumur jika ingin tidur di dalam masjid.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT