Wajah Bumi Pujangga

Rindu pada yang pernah hilang. 
Pemahaman klasik dari sang pujangga. 
Padahal, siklus bulan dan bintang tetaplah sama didalam malam dari tahun ketahun. 
Hanya wajah bumi yang berbeda.

Fajar dan senja hanya lukisan tentang keindahan.
Air mata kamuflase duka.
Mengapa hanya sebatas mimpi?
Itulah karya sang pemimpi.
Jangan merajut asap.
Jangan merajut sinar.
Tapi, rajutlah seutas tali.
Agar semua terpenuhi

12 bulan 4 minggu 7 hari 24 jam 60 menit 60 detik.
Denyutan itu terasa semakin sempit dan pendek.
Yang ada tetaplah kehampaan setia inci.
Ini bukan sebatas merek!

Tapi luapan intisari rekayasa dan realita.
Inilah Wajah Bumi sang Pujangga.
Pengembara dalam kata.
Pencipta syair tentang dunia.
---------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT