Terlihat Benar Tapi Tersesat

Ketika aku bertabayun kepada guruku, tentang seorang yang terlihat benar tapi tersesat.
"Wahai guruku, berikan aku pemahaman tentang orang-orang itu?"
Aku melihat guruku bernafas panjang sambil menatap langit. Lalu menghadap kewajahku dengan tatapan yang hangat.
"Dengarkanlah baik-baik tentang penjelasanku, jika kelak kamu menemuinya, jauhilah dan jangan berbantah dengannya!"
Sesungguhnya mereka dengan terang benerang dengan ciri:
Merek menggangap do’a berjama’ah selepas shalat sebagai bid’ah.

Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.
Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” selepas bacaan al-Qur’an adalah Bid’ah.

Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat, Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.

Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.

Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.

Ciri khas wahabi salafi, mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.

Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.

Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.

Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.

Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.

Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.

Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban, ini merupakan ciri khas wahabi salafi.

Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah, ini pun ciri khas wahabi salafi.

Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih.
☆☆☆☆☆

No comments:

Post a Comment

Obrolan yang baik bukan hanya sebuah obrolan yang mengkritik saja, tetapi juga memberi saran dan dimana saran dan kritik tersebut terulas kekurangan dan kelebihan dari saran dan kritik.

BERIKAN OPINI SAHABAT BITTER TENTANG TULISAN TERSEBUT